Skip to main content

5 Cara Agar Rumah Bebas Polusi

Di kota besar, polusi menjadi masalah besar. Ketika ke luar rumah, Anda akan disambut oleh asap knalpot, debu dan kotoran, serta radikal bebas yang berbahaya. Akibatnya, kulit wajah menjadi kusam, kotor, dan berjerawat. Apalagi ditambah paparan radiasi sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kulit wajah menjadi berkerut. (BacaBahaya Sinar Matahari Terhadap Kulit)
Tapi hati-hati, polusi tak hanya ada di luar rumah. Polusi pun ada di dalam rumah. Debu, asap rokok, kotoran yang menumpuk dari pendingin udara, semprotan yang mengandung aerosol adalah polusi dalam rumah yang dapat berdampak buruk pada kulit wajah Anda. Selain wajah jadi kusam dan kotor, polusi dapat
membuat penuaan dini pada wajah. (Baca: Bahaya Polusi Terhadap Kulit)
Memang sulit untuk menghindari polusi. Tapi Anda bisa mencegahnya dengan cara:
  1. Bijak memilih produk pembersih rumah yang mengandung bahan-bahan natural.
  2. Bersihkan rumah dari debu. Disarankan untuk membersihkan debu dengan cara mengelapnya daripada hanya disapu. Jika memakai alat penyedot debu, dan pilih yang menggunakan HEPA (High-efficiency Particulate Air) filter.
  3. Pastikan ada ventilasi di rumah sehingga ada pertukaran udara.
  4. Cegah asap rokok di dalam rumah.
  5. Rutin merawat kulit tangan dan wajah. Untuk wajah, dianjurkan memakai produk perawat yang mengandung activated carbon agar dapat menyerap kotoran dari polusi yang menempel di kulit.
Nah, dengan melakukan tindakan-tindakan pencegahan seperti ini, Anda tak hanya melindungi diri sendiri tapi juga seluruh anggota keluarga.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Nilai, Konsep Sikap, dan Kepuasan Kerja

I.        Konsep Nilai M encerminkan keyakinan-keyakinan dasar bahwa “bentuk khusus perilaku atau bentuk akhir keberadaan secara pribadi atau sosial lebih dipilih dibandingkan dengan bentuk perilaku atau bentuk akhir keberadaan perlawanan atau kebaikan.” Nilai mengandung unsur pertimbangan yang mengemban gagasan-gagasan seorang individu mengenai apa yang benar, baik, dan diinginkan. Nilai mempunyai baik atribut isi maupun intensitas. Atribut isi mengatakan bahwa bentuk perilaku atau bentuk-akhir keberadaannya adalah penting. Atribut intensitas menjelaskan seberapa penting hal itu. Ketika kita memperingatkan nilai-nilai individu berdasarkan intensitasnya, kita peroleh sistem nilai orang tersebut. Secara umum dapat dikatakan nilai itu relatif stabil dan kokoh. a)       Pentingnya Nilai Nilai penting untuk mempelajari perilaku organisasi karena nilai menjadi dasar untuk memahami sikap dan motivasi serta karena nilai mempengaruhi persepsi kita. Individu-individu memasuki organis

Pengertian Padmasana dan Aturan Pembuatan Padmasana secara detail

Mengingat rekan-rekan sedharma di Bali dan di luar Bali banyak yang membangun tempat sembahyang atau Pura dengan pelinggih utama berupa Padmasana, perlu kiranya kita mempelajari seluk beluk Padmasana agar tujuan membangun simbol atau “Niyasa” sebagai objek konsentrasi memuja Hyang Widhi dapat tercapai dengan baik. ARTI PADMASANA Padmasana atau (Sanskerta: padmāsana) adalah sebuah tempat untuk bersembahyang dan menaruh sajian bagi umat Hindu, terutama umat Hindu di Indonesia.Kata padmasana berasal dari bahasa Sanskerta, menurut Kamus Jawa Kuna-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Dr. P.J. Zoetmulder  (Penerbit Gramedia, 1995) terdiri dari dua kata yaitu : “padma” artinya bunga teratai dan “asana” artinya sikap duduk. Hal ini juga merupakan sebuah posisi duduk dalam yoga.Padmasana berasal dari Bahasa Kawi, menurut Kamus Kawi-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Drs.S. Wojowasito (Penerbit CV Pengarang, Malang, 1977) terdiri dari dua kata yaitu: “Padma” artinya bunga teratai, a

Makna Acintya Dalam Hindu

Paling tidak ada dua makna yang dapat diurai berkaitan dengan “Acintya” ini. Pertama, Acintya sebagai suatu istilah yang didalam kitab suci Bhagavadgita II.25, XII.3 atas Manawadharmasastra I.3 disebut dengan kata: Acintyah, Acintyam atau Acintyasa yang artinya memiliki sifat yang tidak dapat dipikirkan. Dalam bahasa Lontar Bhuwana Kosa, “Acintyam” bahkan diberi artian sebagai “sukma tar keneng anggen-anggen”: amat gaib dan tidak dapat dipikirkan. Lalu siapa yang dikatakan memiliki sifat tidak dapat dipikirkan itu, tidak lain dari Sang Paramatman (Hyang Widhi) termasuk Sang Atman itu sendiri. Jadi, sebagai suatu istilah, “Acintya” mengandung makna sebagai penyebutan salah satu sifat kemahakuasaan Tuhan. Kedua, Acintya sebagai symbol atau perwujudan dari kemahakuasaan Tuhan itu sendiri. Bahwa apa yang sebenarnya “tidak dapat dipikirkan” itu ternyata “bisa diwujudkan” melalui media penggambaran, relief atau pematungan. Maka muncullah gambar Acintya di atas selembar kain puti