Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Sejarah

Sewa Gaun Pengantin, Gaun Hamil Maternity Denpasar Bali

Kualitas dan kuantitas gaun, jas, serta aksesoris kami terjamin baik dari kualitas kain, desain yang up to date. Perawatan yang rapi dan bersih kami sungguh sangat terjamin. ================================ Menyewakan gaun bridal, gaun hamil, jas lengkap dengan rompi, suspender, kemeja, soflens, dan sepatu. Selain itu ada perlengkapan pesta seperti kembang api, smokebomb (pipa asap), holi powder (tepung warna), flare, confetti, party string, dll, kami juga menyediakan make-up dan dokumentasi. ================================ WhatsApp : +628990194676 (text only) Facebook:  Sewa Gaun Pengantin, Maternity Hamil dan Jas Denpasar Bali Instagram:  Sewa Gaun Jas Maternity Hamil (@sewagaunbalii) Alamat : Jalan Gatot Subroto Barat Timur Bank Mandiri (Depan Bank Danamon) Gatsu Barat ( http://bit.ly/2wxAEm3 )

JUAL SMOKE BOMB PIPA ASAP DAN HOLI (HOLY) POWDER (SERBUK WARNA-WARNI TERSEDIA FLARE, CONFETTI, PARTY STRING, BUBBLE STICK DI DENPASAR BALI

🙏  Asap warna untuk Fotografi, acara pesta, acara tahun baru, Supporter, Foto Prewedding, bahkan dipakai para Urban Explorer  🙏 👉  Hanya mengeluarkan asap berwarna (tidak mengandung unsur ledakan / petasan) 👉  Dinyalakan Pakai Api, atau Lighter Rokok juga bisa 👉  Model sumbu (lebih awet tidak seperti model tarikan yang mudah putus) 👉  Nyala asap kurang lebih 60 detik ⛔  PERHATIAN  ⛔ ✅  Jangan terkena wajah, terutama bagian mata, maupun terhirup ✅  Hanya untuk digunakan diluar ruangan ✔  Tersedia Warna  ✔ MERAH + HIJAU + KUNING + ORANYE +BIRU 📲  Text / WA +628990194676 (NO CALL) instagram: @smokebomb_balii facebook:  https://www.facebook.com/smokebombbali/ 📍  Alamat: Jalan Gatot Subroto Barat Timur Bank Mandiri Depan Bank Danamon (Rumah Kreatif Gatsu) Smokebomb Contoh Smokebomb Serbuk Warna-Warni (Holy Powder) Confetti, Party String, Holi Powder Flare (S...

Patung Satria Gatot Kaca

Patung Satria Gatot Kaca terletak di antara Jalan Raya Tuban dan Jalan Raya Airport Ngurah Rai. Jarak tempuh dari kota Denpasar kira-kira 18 km dan lebih kurang 5 menit perjalanan dari Bandara Udara Ngurah Rai bila menggunakan kendaraan bermotor. Patung Satria Gatot Kaca berdiri megah dan gagah di tengah-tengah simpang tiga sebelah timur Bandara Udara Ngurah Rai dan merupakan salah satu objek wisata Kabupaten Badung. Masyarakat di Bali sendiri menyebutnya patung kuda. Mungkin ini karena kalau dilihat secara sekilas objek ini banyak menampilkan patung kudanya. Tokoh yang diangkat pada Patung ini adalah Gatot Kaca yang dikisahkan sebagai ksatria yang gagah perkasa dan pemberani, anak dari Bimasena, salah satu dari Pandawa lima. Ia dikenal sebagai ksatria yang ahli terbang dan bertanggungjawab pada pertahanan udara serta memberi perlindungan

Gede, Putu, Made, Rai, dan Ketut, Sejarah Nama dan Asal Usul Masyarakat Bali

Jika Anda sedang berada di Bali, Anda tentu sering mendengar nama-nama khas Bali mulai Wayan, Made, Nyoman, Ketut, Ida Bagus, dan sebagainya. Semua nama itu ternyata ada artinya. Kita mulai dulu dengan sebutan I dan Ni pada nama-nama orang Bali. Huruf I di depan nama Wayan misalnya, adalah kata sandang yang bermakna laki-laki. Sementara kata sandang penanda kelamin perempuan adalah Ni. I dan Ni juga bermakna seorang lelaki dan wanita dari keluarga masyarakat kebanyakan, tidak berkasta atau biasa disebut orang jaba. Jika ia terlahir di keluarga penempa besi,  maka orang Bali ini bernama Pande. Bila di depan Wayan gelarnya Ida Bagus, ia tentu terlahir di keluarga Brahmana. Ida Bagus berarti yang Tampan atau Terhormat.  Jika saja ia digelari Anak Agung, maka ia lahir di keluarga bangsawan. Nama Wayan berasal dari kata “wayahan" yang artinya yang paling matang.  Titel anak kedua adalah Made yang berakar dari kata "Madia" yang artinya tengah. Anak ketiga dipanggil ...

Koleksi Foto Tempo Dulu "Kehidupan Raja dan Puri di Bali

Megibung Budaya Saling Menghargai, Kerjasama, dan Gotong Royong

Sejarah Tradisi Megibung di Karangasem  Berdasarkan informasi yang penulis peroleh dari hasil wawancara langsung dengan Penglingsir Puri Karangasem (tokoh masyarakat) tanggal 18 April 2007 dijelaskan bahwa tradisi megibung muncul dari para petani yang bekerja di sawah dengan nakil (membawa makanan dari rumah) dan kemudian makan bersama dengan petani-petani tetangganya yang juga nakil. Kegiatan tersebut terus dilakukan secara terus menerus  pada lahan kosong di perbatasan petak sawah untuk kebersamaan para petani tersebut. Makan bersama dengan format yang lebih besar disebut megibung. Karena formatnya besar, maka acara megibung tidak bisa dilakukan di tengah persawahan atau di bawah pohon kopi yang rindang. Makanan untuk megibung dipersiapkan bersama-sama. Setelah makanan jadi, makanan ditaruh dalam sebuah tempat besar, lalu dikitari beberapa orang. Sumber lain menyebutkan bahwa tradisi megibung (makan bersama) diciptakan oleh Raja Karangasem, I Gusti Anglurah Ktut K...

Cium, di Cium dan Mencium Budaya Omed Omedan di Bali

Dalam bahasa Indonesia, omed-omedan berarti tarik-menarik. Namun dalam bahasa Bali, sama halnya dengan paid-paidan yang artinya juga tarik-menarik. Tradisi omed-omedan adalah upacara adat yang diperingati warga Banjar Kaja, Desa Sesetan, Denpasar Selatan.  Wayan Sunarya tokoh masyarakat di Banjar Kaja Sesetan menceritakan, tradisi omed-omedan itu merupakan tradisi leluhur yang sudah dilakukan sejak zaman penjajahan Belanda. Awalnya ritual ciuman massal itu dilakukan di Puri Oka. Puri Oka merupakan sebuah kerajaan kecil pada zaman penjajahan Belanda. Konon mulanya, usai Hari Raya Nyepi, teruna-teruni (pemuda-pemudi) sekitar kerajaan Puri Oka menggelar permainan med-medan. Mereka tarik-menarik, semakin seru dan gembiranya mereka kemudian saling merangkul, dan keadaan menjadi gaduh karenanya. Susasana ricuh tersebut di dengar raja Puri Oka yang sedang sakit, beliau marah besar dan kemudian ia berniat keluar untuk menghardik sumber kegaduhan tersebut. Namun se...

Mepandes, Metatah, Mesangih, Potong Gigi, Manusa Yadnya

Sadripu adalah enam musuh yang ada dalam diri manusia yaitu Kama;keinginan, Kroda; kemarahan, Lobha;serakah, Moha;kebingungan, Matsarya;dengki/irihati, dan Mada;mabuk. Dalam menjalankan Swadharma kehidupan di dalam agama Hindu berbagai kegiatan kerohanian / yadnya yang wajib dilaksanakan umatHindu dalam segala manifestasinya untuk menuju / mencapai jalan yang luhur kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa (Brahman). Salah satu dari berbagai kegiatan Yadnya (Panca Yadnya) yang dilaksanakan umat Hindu adalah Manusa Yadnya yaitu Upacara Mepandes atau Metatahatau Mesangih atau Potong Gigi yang merupakan kegiatan sakral bagi umatHindu. Jadi Upacara Potong Gigi ini sudah dilaksanakan sejak dahulu kala dan terus berkembang sampai saat ini dengan peningkatan pengertian filsafatnya dan diarahkan kepada keagamaan, sejak kedatangan Hinduisme di bumi Ibu Pertiwi Nusantara (Indonesia).  Adapun pengertian Potong Gigi bagi umat Hindu adalah : Untuk merubah prilaku agar mampu mengend...

Upacara Pitra Yadnya (Memukur) Menyucikan Roh Leluhur

Pelaksanaan upacāra Mamukur, seperti upacāra-upacāra Yajña lainnya disesuaikan dengan kemampuan Sang Yajamana, yakni mereka yang melaksanakan upacāra tersebut. Secara garis besar, sesuai kemampuan umat dibedakan menjadi 3 kelompok, yakni yang besar (uttama), menengah (madhya) dan yang sederhana (kanistama). Pada upacāra Mamukur yang besar, rangkaian upacāranya terdiri dari: Ngangget Don Bingin, yakni upacāra memetik daun beringin (kalpataru/kalpavṛiksa) untuk dipergunakan sebagai bahan puṣpaśarīra (simbol badan roh) yang nantinya dirangkai sedemikian rupa seperti sebuah tumpeng (dibungkus kain putih), dilengkapi dengan prerai (ukiran/lukisan wajah manusia, laki/perempuan) dan dihiasi dengan bunga ratna. Upacāra ini berupa prosesi (mapeed) menuju pohon beringin diawali dengan tedung agung, mamas, bandrang dan lain-lain, sebagai alas daun yang dipetik adalah tikar kalasa yang di atasnya ditempatkan kain putih sebagai pembungkus daun beringin tersebut.

Tumpek Kandang "Perwujudan Kasih Terhadap Binatang"

Di dalam agama Hindu dikenal adanya berbagai usaha atau media untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu dari usaha atau media itu adalah melalui pelaksanaan hari-hari raya keagamaan. Di antara demikian banyak hari-hari raya Hindu, satu di antaranya adalah hari untuk memuja keagungan Tuhan Yang Maha Esa melalui pemeliharaan atas ciptaan-Nya berupa binatang ternak atau peliharaan. Umat Hindu di Bali menyebut hari itu adalah hari Tumpek Kandang atau Hari Tumpek Uye, yakni jatuh pada setiap hari Sabtu Kliwon Wuku Uye menurut perhitungan kalender Bali-Jawa. Hari ini datang setiap enam bulan (210 hari) sekali. Pada hari ini umat Hindu membuat upacara memuja keagungan Tuhan Yang Mahaesa sebagai Siva atau Pasupati, yang memelihara semua makhluk di alam semesta ini. Pemujaan kepada Tuhan Yang Mahaesa ini diwujudkan dengan memberikan upacara selamatan terhadap semua bintang, khususnya binatang ternak atau piaraaan. Bagi mereka yang bukan masyarakat Bali tentunya bertanya-t...

Makna Hari Suci Tumpek Landep

Umat Hindu merayakan rerahinan Tumpek Landep, Sabtu Kliwon Wuku Landep. Pada Tumpek Landep, umat Hindu memuja Ida Sang Hyang Widhi dalam prebawa-nya sebagai Sang Hyang Pasupati yang telah menganugerahkan kecerdasan atau ketajaman pikiran sehingga mampu menciptakan teknologi atau benda-benda yang dapat mempermudah dan memperlancar hidup, seperti sepeda motor, mobil, mesin, komputer (laptop) dan sebagainya. Tetapi dalam konteks itu umat bukanlah menyembah mobil, komputer, tetapi memohon kepada Ida Sang Hyang Pasupati agar benda-benda tersebut betul-betul dapat berguna bagi kehidupan manusia. Landep dalam Tumpek Landep memiliki pengertian lancip. Secara harfiah diartikan senjata tajam seperti tombak dan keris. Benda-benda tersebut dulunya difungsikan sebagai senjata hidup untuk menegakkan kebenaran. Secara sekala, benda-benda tersebut diupacarai dalam Tumpek Landep.

Pluralisme Peranakan di Bali

Alkisah lebih dari 300 tahun lalu, hanya 12 orang penjaga perbatasan keturunan China harus menghadapi seribu prajurit yang ingin menyerang Kerajaan Bangli di perbatasan Buleleng. Selusin prajurit yang setia pada rajanya itu lalu menyalakan banyak lampion di penjuru desa untuk bisa mengamati musuh. Prajurit lawan malah mengira titik-titik cahaya itu sebagai petanda banyaknya musuh yang harus dihadapi. Mereka takut. Ekspansi wilayah ini kemudian dibatalkan. Demikian legenda kesetiaan warga etnis China versi generasi ke-4 marga Lie di Dusun Lampu, Desa Catur, Kecamatan Kintamani, Bangli.  Menurut Lie Giok Tian, pria 57 tahun, Ketua Perkumpulan etnis Tionghoa di Lampu ini, ikhwal nama Lampu adalah dari lampion lampion itu. Bisa jadi ada versi lain sejarah nama Lampu ini. Tapi sosok Lie tak hanya soal kesetiaan warga etnis China pada raja-raja di Bali tapi soal adaptasi multikultur yang terpelihara hingga kini. Ragam kebijaksanaan dan peradaban yang membuat Bali...

Sejarah VIHARA (Klenteng) ENG AN KIONG

Selain menjadi  tempat ibadah penganut kepercayaan tradisional Tionghoa (agama Konghucu), Kelenteng Eng An Kiong kini juga menjadi salah satu pilihan diantara banyak objek wisata yang ada di Kota Malang. Bukan hanya arsitektur bangunan yang indah dan menakjubkan, Kelenteng Eng An Kiong juga mudah ditemukan karena berdekatan dengan pasar besar tepatnya di Jalan Martadinata 1 Malang. Kelenteng Eng An Kiong Malang sendiri ternyata memiliki catatan sejarah yang begitu luar biasa karena selain menjadi salah satu Klenteng tertua di Kota Malang juga merupakan peninggalan sejarah turunan ketujuh Jendral Dinasti Ming. Ornamen – ornamen indah yang tersebar di berbagai tempat serasa begitu memanjakan mata para pengunjung yang memandangnya.  Bukan hanya memiliki unsur seni yang tinggi dan bermakna begitu mendalam, diantara beberapa ruangan di kelenteng ini juga terdapat sebuah kolam indah yang dihuni oleh banyak ikan koi. Untuk menghormati mereka yang sedang berdoa ...

KRI SURABAYA 591

KRI Surabaya 591 adalah kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD) yang dipoduksi oleh Galangan kapal Daesun Shipbuildings & Engineering Co. Ltd, Korea Selatan. Kapal ini pembangunanya dimulai pada 26 September 2005 dan mulai resmi bertugas dalam jajaran Armada TNI AL pada 28 Maret 2008. KRI Surabaya 591 merupakan kapal kedua dari tipe Makassar Class yang dibuat di korea selatan, sebelumnya juga pada tahun 2003 pihak Daesun Shipbuildings Engineering (DSE) telah menyerahkan kapal LPD tipe Dalpele Class yang oleh TNI dirubah menjadi KRI Dr Soeharso 990 diikuti dengan perubahan fungsi menjadi Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS). Sama halnya dengan KRI Makassar 590, Pengukuhan nama Surabaya pada kapal ini didasarkan atas Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut tentang ketentuan pokok pemberian nama Kapal-kapal Perang Republik Indonesia. Dimana pemberian nama kapal perang RI berjenis LPD bersumber dari nama-nama kota maritim yang bersejarah bagi TNI AL. KR...

Tanah Lot

Objek Wisata Bali - Tanah Lot  - Tempat ini merupakan tempat wisata yang terkenal di Bali dan menjadi salah satu tujuan favorite para turis lokal maupun mancanegara. Di Tanah Lot Bali ada dua buah pura yang terletak di atas sebuah batu besar. Yang satu terdapat di atas bongkahan batu dan satunya lagi ada di atas tebing yang hampir sama dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot juga menjadi pura laut tempat pemujaan para dewa-dewa penjaga laut. Objek wisata tanah lot berada di kawasan Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km sebelah baratnya Tabanan. Dibagian utara Pura Tanah Lot ada sebuah Pura yang berada di atas tebing yang menonjol ke laut. Tebing inilah yang menghubungkan Pura dengan daratan yang membentuk hampir seperti jembatan. Wisata Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari yang terbenam atau Sunset, seperti halnya Wisata Pantai Kuta dan saingannya adalah Pan...

Sejarah Kerajaan Kutai

Kutai Martadipura adalah kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yang memiliki bukti sejarah tertua. Berdiri sekitar abad ke-4. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam.[1][2] Nama Kutai diberikan oleh para ahli mengambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut. Tidak ada prasasti yang secara jelas menyebutkan nama kerajaan ini dan memang sangat sedikit informasi yang dapat diperoleh.

Agama Tertua di Indonesia

Indonesia mulai berkembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa oleh para musafir dari India antara lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha Pahyien. Pada abad ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16. Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. 

Manusia Pertama di Indonesia

The Java Guy Peninggalan fosil-fosil Homo erectus, yang oleh antropolog juga dijuluki “Manusia Jawa”, menimbulkan dugaan bahwa kepulauan Indonesia telah mulai berpenghuni pada antara 2.000.000 (dua juta!) sampai 500.000 tahun yang lalu. Bangsa Austronesia, yang membentuk mayoritas penduduk pada saat ini, bermigrasi ke Asia Tenggara dari Taiwan. Mereka tiba di sekitar 2000 SM, serta menyebabkan bangsa Melanesia yang telah ada lebih dahulu di sana terdesak ke wilayah-wilayah yang jauh di timur kepulauan. Kondisi tempat yang ideal bagi pertanian, serta penguasaan atas cara bercocok tanam padi setidaknya sejak abad ke-8 SM, menyebabkan banyak perkampungan, kota, serta kerajaan-kerajaan kecil tumbuh berkembang dengan baik pada abad pertama masehi. Selain itu, Indonesia yang terletak di jalur perdagangan laut internasional serta antar pulau, telah menjadi jalur pelayaran antara India serta Cina selama beberapa abad. Sejarah Indonesia selanjutnya mengalami banyak...

Asal Mula Nama Negara Indonesia

Pada zaman purba, kepulauan tanah air disebut dengan aneka nama. Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan tanah air dinamai Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno bangsa Indoa menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, yaitu Sumatra sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara. Bangsa Arab menyebut tanah air kita Jaza’ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan adalah benzoe, berasal dari bahasa Arab luban jawi (kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil “Jawa” oleh orang Arab. Bahkan orang Indonesia luar Jawa sekalipun. Dalam bahasa Ara...

Pengertian Padmasana dan Aturan Pembuatan Padmasana secara detail

Mengingat rekan-rekan sedharma di Bali dan di luar Bali banyak yang membangun tempat sembahyang atau Pura dengan pelinggih utama berupa Padmasana, perlu kiranya kita mempelajari seluk beluk Padmasana agar tujuan membangun simbol atau “Niyasa” sebagai objek konsentrasi memuja Hyang Widhi dapat tercapai dengan baik. ARTI PADMASANA Padmasana atau (Sanskerta: padmāsana) adalah sebuah tempat untuk bersembahyang dan menaruh sajian bagi umat Hindu, terutama umat Hindu di Indonesia.Kata padmasana berasal dari bahasa Sanskerta, menurut Kamus Jawa Kuna-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Dr. P.J. Zoetmulder  (Penerbit Gramedia, 1995) terdiri dari dua kata yaitu : “padma” artinya bunga teratai dan “asana” artinya sikap duduk. Hal ini juga merupakan sebuah posisi duduk dalam yoga.Padmasana berasal dari Bahasa Kawi, menurut Kamus Kawi-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Drs.S. Wojowasito (Penerbit CV Pengarang, Malang, 1977) terdiri dari dua kata yaitu: “Padma” artinya bu...