Skip to main content

Ingin Panjang Umur ? Kurangi Duduk

DUDUK adalah aktivitas yang menyenangkan, tidak lelah dan banyak dilakukan oleh manusia jaman sekarang. Namun ternyata efek dari duduk tidak senikmat saat melakukannya. Terlalu banyak duduk malah membuat kesehatan terganggu dan bisa bikin usia jadi lebih pendek.

Fakta ini berdasarkan hasil studi yang dipublikasi oleh British Medical Journal yang menyatakan bahwa sedikit duduk ternyata dapat membuat kesehatan lebih baik dan usia jadi lebih panjang, tentu dibandingkan dengan orang yang terlalu banyak duduk.

Peneliti dari Swedia yang mengatakan bahwa kunci dari usia panjang adalah berdiri. Juga sebuah pendapat dari Professor Mai-Lis Hellenius tentang efek baik dari berdiri ternyata jauh lebih banyak apabila disejajarkan dengan kegiatan fisik macam olahraga.

Rahasianya ada di telomere dalam kromosom. Telomere ini akan menghentikan penggumpalan kromosom jika Anda dalam posisi berdiri. Telomere juga bertambah panjang dalam posisi tubuh berdiri.

"Hipotesis kami bahwa dengan mengurangi duduk adalah langkah penting untuk
meningkatkan kesempatan hidup untuk orang tua," kata Helenius, seperti dilansir laman Daily Mail, Selasa (21/10).

Walau dilakukan dalam skala kecil yang diikuti 49 partisipan dewasa dengan obesitas dan memiliki usia lebih dari 60 tahun, namun studi ini layak diperhatikan.

Proses studi berlangsung dengan meminta separuh partisipan berolahraga dan separuhnya lagi tanpa olahraga. Hasilnya mereka yang berolaharaga memang sehat, namun faktor telomere yang panjang atau pendek lebih dipengaruhi oleh faktor banyaknya waktu duduk.
Makin panjang telomere maka diketahui partisipan makin sedikit waktu duduknya. Dan ini membuat kesempatan mereka untuk hidup jadi jauh lebih lama.

Sumber: JPNN.com

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Padmasana dan Aturan Pembuatan Padmasana secara detail

Mengingat rekan-rekan sedharma di Bali dan di luar Bali banyak yang membangun tempat sembahyang atau Pura dengan pelinggih utama berupa Padmasana, perlu kiranya kita mempelajari seluk beluk Padmasana agar tujuan membangun simbol atau “Niyasa” sebagai objek konsentrasi memuja Hyang Widhi dapat tercapai dengan baik. ARTI PADMASANA Padmasana atau (Sanskerta: padmāsana) adalah sebuah tempat untuk bersembahyang dan menaruh sajian bagi umat Hindu, terutama umat Hindu di Indonesia.Kata padmasana berasal dari bahasa Sanskerta, menurut Kamus Jawa Kuna-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Dr. P.J. Zoetmulder  (Penerbit Gramedia, 1995) terdiri dari dua kata yaitu : “padma” artinya bunga teratai dan “asana” artinya sikap duduk. Hal ini juga merupakan sebuah posisi duduk dalam yoga.Padmasana berasal dari Bahasa Kawi, menurut Kamus Kawi-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Drs.S. Wojowasito (Penerbit CV Pengarang, Malang, 1977) terdiri dari dua kata yaitu: “Padma” artinya bunga teratai, a

Dinamika Budaya Organisasi

DINAMIKA BUDAYA ORGANISASI A.                 Pengertian Budaya Organisasi Berdarakan pengertian kebudayaan di atas, budaya organisasi itu didasarkan pada suatu konsep bangunan pada tiga tingkatan, yaitu: Tingkatan Asumsi Dasar ( Basic Assumption ), kemudian Tingkatan Nilai ( Value ), dan Tingkatan Artifact yaitu sesuatu yang ditinggalkan. Tingkatan asumsi dasar itu merupakan hubungan manusia dengan apa yang ada di lingkungannya, alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, hubungan itu sendiri, dan hal ini, asumsi dasar bisa diartikan suatu philosophy, keyakinan, yaitu suatu yang tidak bisa dilihat oleh mata tapi ditanggung bahwa itu ada. Tingkatan yang berikutnya Value , Value itu dalam hubungannya dengan perbuatan atau tingkah laku, untuk itu, value itu bisa diukur (ditest) dengan adanya perubahan-perubahan atau dengan melalui konsensus sosial. Sedangkan artifact adalah sesuatu yang bisa dilihat tetapi sulit untuk ditirukan, bisa dalam bentuk tehnologi, seni, atau sesuatu yang b

Makna Acintya Dalam Hindu

Paling tidak ada dua makna yang dapat diurai berkaitan dengan “Acintya” ini. Pertama, Acintya sebagai suatu istilah yang didalam kitab suci Bhagavadgita II.25, XII.3 atas Manawadharmasastra I.3 disebut dengan kata: Acintyah, Acintyam atau Acintyasa yang artinya memiliki sifat yang tidak dapat dipikirkan. Dalam bahasa Lontar Bhuwana Kosa, “Acintyam” bahkan diberi artian sebagai “sukma tar keneng anggen-anggen”: amat gaib dan tidak dapat dipikirkan. Lalu siapa yang dikatakan memiliki sifat tidak dapat dipikirkan itu, tidak lain dari Sang Paramatman (Hyang Widhi) termasuk Sang Atman itu sendiri. Jadi, sebagai suatu istilah, “Acintya” mengandung makna sebagai penyebutan salah satu sifat kemahakuasaan Tuhan. Kedua, Acintya sebagai symbol atau perwujudan dari kemahakuasaan Tuhan itu sendiri. Bahwa apa yang sebenarnya “tidak dapat dipikirkan” itu ternyata “bisa diwujudkan” melalui media penggambaran, relief atau pematungan. Maka muncullah gambar Acintya di atas selembar kain puti