Skip to main content

Pasar Modal dan Pengumuman Informasi Perusahaan

BAB 11. PASAR MODAL DAN PENGUMUMAN INFORMASI PERUSAHAAN

 11.1. Pendahuluan
Informasi keuangan adalah salah satu dari sekian banyak sumber yang digunakan oleh apsar modal untuk merevisi harga saham baisa, saham istimewa, obligasi perusahaan dan sekuritas-sekuritas perdagangan lainnya. Informasi keuangan berperan dalam proses revaluasi pasar modal. Buktinya adalah bahwa pasar modal bereaksi terhadap earning akuntansi yang dilaporkan.

11.2. Reaksi Pasar Modal Terhadap Pengumuman Perusahaan
Satu masalah penting di sini adalah apakah pengumuman-pengumuman ini dihubungkan dengan aktivitas volume perdagangan yang meningkat pada waktu pengumuman. Masalah kedua adalah apakah pengumuman-pengumuman ini dihubungkan dengan suatu perubahan dalam distribusi return sekuritas pada waktu pengumuman.

A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kandungan Informasi
1. Pengharapan pasar modal dari isi dan waktu pengumuman. Bahwa ada ketidakpastian pada kandungan atau waktu pengumuman perusahaan. Sebagai ketentuan umum, semakin besar ketidak apstian, maka semakin besar pula potensi untuk setiap pengumuman yang menyebabkan suatu revissi dalam harga-harga sekuritas. Suatu faktor penting yang mempengaruhi ekspestasi apsar modal adalah adanya ketersediaan informasi.

2. Implikasi dari pengumuman untuk distribusi return sekuritas masa yang akan datang sebagi ketentuan umum, semakin besar revisi dalam arus kas yang diharapkan, maka semakin besar impikasi revaluasi harga sekuritas terhadap pengumuman tersebut.
3. Kredibilitas sumber informasi. Sebagai ketentuan umum bahwa semakin kredibel sumber  pengumuman informasi, maka semakin besar implikasi dari revaluasi pengumuman itu.

B. Pengatuh dari Pengumuman Earning terhadap Volume Perdagangan dan Variabilitas Sekuritas
Suatu dari temuan-temuan penting dalam penelitian laporan keuangan adalah pengumuman interim tahunan dihubungkan dengan meningkatnya volume perdagangan dan meningkatnya variabilitas ari return sekuritas seperti penelitian Beaver (1968) yang mengemukakan usaha-usaha untuk mengendalikan faktor-faktor non earning berkaitan dengan volume perdagangan pada waktu pengumuman earning. Beaver meneliti volume perdagangan pada periode pengumuman earning relatif terhadap yang bukan periode pengumuman. Penelitian yang dilakukan oleh Patell dan Wolfson (1984) yang menggunakan informasi ini untuk meneliti perilaku return sekuritas pada periode pengumuman earning mengemukakan bahwa terdapat 78 % peningkatan pada variabilitas return sekuritas relatif terhadap variabilitas return sekuritas 2 hari pada periode pengumuman non earning. Beberaoa variabel telah diidentifikasikan untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan dalam besaran variabilitas return sekuritas yang dihubungkan dengan pengumuman-pengumuman earning. Peneliti lainnya melakukan hal yang hampir sama seperti Richardson tahun 1984. Hasil penelitian Maingot (1984) menyimpulkan bahwa pengumuman angkaangka earning tahunan oleh perusahaan Inggris beanr-benar mempunyai informasi.

C. Pengaruh dari Pengumuman-pengumuman Earning pada Return Sekuritas Rata-rata
Ada 2 variabel yang mendukung penelitian mengenai faktor-faktor yang menjelaskan arah dan besaran reaksi pasar modal terhadap pengumuman-pengumuman earning; 1) Besarnya komponen perubahan earning yang unexpected 2) Ukuran perusahaan. Dari hasil penelitian Foster, Olsen dan Shelvlin (1984) meneliti langsung bukti kuat bahwa besaran perubahan earning yang unexpected berkolerasi positif dengan besaran return sekuritas pada 2 hari perdagangan secara langsung terhadap pengumuman earning. Chambers dan Penman (1984) meneliti sebanyak 100 perusahaan di NYSE pada periode 1970-1976. Hasilnya adalah bahwa pada periode antara tangggal pengumuman expected dan sebelum tanggal pengumuman yang aktual, terdapat adanya abnormal return yang negatif.

D. Pengaruh dari pengumuman-pengumuman lainnya atas return sekuritas
Peramalan Earning
Waymire (1984) meneliti perilaku return sekuritas dari 3 hari periode perdagangan pada tanggal pengumuman the Wall Street Journal dari peramalan manajemen. Kesimpulannya adalah bahwa ada suatu hubungan yang positif dan signifikan antara besarnya deviasi peramalan dan besarnya abnormal return dalam periode langsung sekitar tanggal pelaporan peramalan.
Pengumuman Dividen
Sudah banyak peneliti meneliti perilaku harga-harga sekuritas pada waktu pengumuman devident, contohnya : Asquith dan Mullins (1983), Brickley (1983), Dielman dan Oppenheimer (1984). Perusahaan yang menurunkan atau menghapus pembayaran dividen mempunyai abnormal return yang negatif dan signifikan.

E. Pengaruh dari Pengumuman Inforamsi atas Perusahaan yang tidak Mengumumkan Return Sekuritas.
Foster (1981) meneliti informasi yang mentransfer antara perusahaanperusahaan dalam industri yang sama pada waktu pengumuman earning. Hasilnya adalah bahwa ada hubungan antara pengumuman-pengumuman earning dengan peningkatan yang tinggi dalam variabilitas return sekuritas untu perusahaan yang mengumumkan juga ada hubungan dengan kenaikan yang tinggi dalam variabilitas return sekuritas untuk perusahaan-perusahaan lain dalam industri tersebut.

11.3. Hubungan antara Return Sekuritas dengan Earning
A. Pembuktian Terdahulu
Ball dan Brown (1968) yang meneliti perilaku return sekuritas. Pemisahan pada periode 12 bulan ke atas dan meliputi earning tahunan yang diumumkan. Dua potfolio yang diteliti; 1) Pemisahan-pemisahan yang earning-nya meningkat tahun sebelumnya; dan 2) Perusahaan-perusahaan yang earningnya menurun tahun sebelumnya. Hasilnya adalah bahwa perusahaan yang melaporkan kenaikan/penurunan earning mempunyai abnormal return sekitar 5,6 % s/d 11,3 % pada 12 bulan ke atas dan meliputi bulan-bulan pada saat pengumuman earning.

B. Bukti Selanjutnya
McEnally (1971), Beaver, Clarke dan Wrigth (1979) melaporkan adanya kolerasi yang signifikan dan kontempoer antara besaran dan sinyal perubahanperubahan earning tahunan yang unexpected dengan besar dan sinyal dari abnormal return pada periode sebelum pengumuman earning tahunan. Foster, Olsen dan Shevlin (1984) memperluas hasil ini terhadap earning interim dan juga untuk analisis pengaruh dari ukuran perusahaan. Foster (1975) melaoprkan hasil untuk 63 perusahaan-perusahaan asuransi di Amerika Serikat yang terdaftar pada pasar OTC menyimpulkan bahwa pada 12 bulan ke atas, dan meliputi pengumuman earning. Perusahaan-perusahaan mempunyai 5% kenaikan 5,2 % penurunan pada abnormal return suatu sekuritas.

11.4. Bukti yang Mendukung Suatu Hubungan Non Mechanistic antara Return Sekuritas dan EPS yang Dilaporkan
A. Pengumuman-pengumuman estimasi EPS oleh perusahaan
Sterling (1970) meneliti volume perdagangan dan reaksi harga sekuritas untuk mengestimasi EPS, yang diumumkan oleh perusahaan setelah akhir tahun fiskal dans ebelum pengumuman actual earnings. Hasilnya adalah bahwa pasar bereaksi terhadap informasi yang ada dalam pengumuman.

B. Perubahan-perubahan Akuntansi
Ball (1972) meneliti reaksi apsar modal pada sebanyak 267 perubahan-perubahan pada periode 1947-1960. Kesimpulannya adalah pada tahun perubahan akuntansi tidak muncul perilaku yang tidak biasa untuk rata-rata perusahaan. Rata-rata abnormal return dalam perubahan akuntansi adalah 0,2 dari 1%. Singkatnya, perubahan-perubahan teknik akuntansi tidak muncul dihubungkan dengan penyesuaian-penyesuaian pasar dalam suatu arah yang konsisten untuk rata-rata perusahaan. Ball juga menghitung chi-square statistic (X2) antara sinyal perubahan earning dengan sinyl abnormal return dalam pengumuman untuk sebanyak 267 observasi perubahan akuntansi. Semakin tinggi statistiknya, semakin tinggi persetujuan antara sinyal perubahan earning dan sinyal abnormal return.
11.5. Anomali-anomali Pasar yang Efisien
A. Anomaly Pengumuman Post Earning
Dalam suatu apsar yang efisien, satu kali pengumuman earning diumumkan, tidak akan mungkin mengembangkan suatu strategi dagang yang dapat mendatangkan laba didasarkan pada besarnya iunexpected earning. Rendleman, Jones dan Latane (1982) meneliti pengumuman-pengumuman earning kwartalan pada periode 1971-1980. Hasilnya adalah konsistgen dalam menyarankan bahwa pasar tidak mengasimilasi informasi earning kwartalan yang menguntungkan atau merugikan pada hari pengumuman earning.
B. Anomaly Price to Earning Ratio
Basu (1983) meneliti Aomaly Price Earning dengan sample sebanyak 1300 Etiten pada periode 1963-1980. Hasilnya adalah ada hubungan yang signifikan antara Price Earning Ratio dan resiko return yang adjust pada 12 bulan setelah pembentukan Price Earning Quintile didasarkan atas portfolio.
C. Fenomena Briloff
Briloff membuat analisis yang rinci terhadap pemilihan-pemilihan metode akuntansi dan kebijakan-kebijkan laporan perusahaan. Tema pokoknya adalah bahwa manajemen menggunakan fleksibel GAAP untuk menunjukkan perataan peningkatan EPS. Briloff juga mengkritik keputusan-keputusan bisnis yang dimuat manajemen. Foster (1985) juga meneliti perilaku return sekuritas harian perusahaan yang dikritik Briloff.

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Padmasana dan Aturan Pembuatan Padmasana secara detail

Mengingat rekan-rekan sedharma di Bali dan di luar Bali banyak yang membangun tempat sembahyang atau Pura dengan pelinggih utama berupa Padmasana, perlu kiranya kita mempelajari seluk beluk Padmasana agar tujuan membangun simbol atau “Niyasa” sebagai objek konsentrasi memuja Hyang Widhi dapat tercapai dengan baik. ARTI PADMASANA Padmasana atau (Sanskerta: padmāsana) adalah sebuah tempat untuk bersembahyang dan menaruh sajian bagi umat Hindu, terutama umat Hindu di Indonesia.Kata padmasana berasal dari bahasa Sanskerta, menurut Kamus Jawa Kuna-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Dr. P.J. Zoetmulder  (Penerbit Gramedia, 1995) terdiri dari dua kata yaitu : “padma” artinya bunga teratai dan “asana” artinya sikap duduk. Hal ini juga merupakan sebuah posisi duduk dalam yoga.Padmasana berasal dari Bahasa Kawi, menurut Kamus Kawi-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Drs.S. Wojowasito (Penerbit CV Pengarang, Malang, 1977) terdiri dari dua kata yaitu: “Padma” artinya bunga teratai, a

Dinamika Budaya Organisasi

DINAMIKA BUDAYA ORGANISASI A.                 Pengertian Budaya Organisasi Berdarakan pengertian kebudayaan di atas, budaya organisasi itu didasarkan pada suatu konsep bangunan pada tiga tingkatan, yaitu: Tingkatan Asumsi Dasar ( Basic Assumption ), kemudian Tingkatan Nilai ( Value ), dan Tingkatan Artifact yaitu sesuatu yang ditinggalkan. Tingkatan asumsi dasar itu merupakan hubungan manusia dengan apa yang ada di lingkungannya, alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, hubungan itu sendiri, dan hal ini, asumsi dasar bisa diartikan suatu philosophy, keyakinan, yaitu suatu yang tidak bisa dilihat oleh mata tapi ditanggung bahwa itu ada. Tingkatan yang berikutnya Value , Value itu dalam hubungannya dengan perbuatan atau tingkah laku, untuk itu, value itu bisa diukur (ditest) dengan adanya perubahan-perubahan atau dengan melalui konsensus sosial. Sedangkan artifact adalah sesuatu yang bisa dilihat tetapi sulit untuk ditirukan, bisa dalam bentuk tehnologi, seni, atau sesuatu yang b

Makna Acintya Dalam Hindu

Paling tidak ada dua makna yang dapat diurai berkaitan dengan “Acintya” ini. Pertama, Acintya sebagai suatu istilah yang didalam kitab suci Bhagavadgita II.25, XII.3 atas Manawadharmasastra I.3 disebut dengan kata: Acintyah, Acintyam atau Acintyasa yang artinya memiliki sifat yang tidak dapat dipikirkan. Dalam bahasa Lontar Bhuwana Kosa, “Acintyam” bahkan diberi artian sebagai “sukma tar keneng anggen-anggen”: amat gaib dan tidak dapat dipikirkan. Lalu siapa yang dikatakan memiliki sifat tidak dapat dipikirkan itu, tidak lain dari Sang Paramatman (Hyang Widhi) termasuk Sang Atman itu sendiri. Jadi, sebagai suatu istilah, “Acintya” mengandung makna sebagai penyebutan salah satu sifat kemahakuasaan Tuhan. Kedua, Acintya sebagai symbol atau perwujudan dari kemahakuasaan Tuhan itu sendiri. Bahwa apa yang sebenarnya “tidak dapat dipikirkan” itu ternyata “bisa diwujudkan” melalui media penggambaran, relief atau pematungan. Maka muncullah gambar Acintya di atas selembar kain puti