Skip to main content

Lima Alasan Wanita Menyukai Pria Humoris

Bila Anda seorang pria yang bisa membuat wanita tertawa terpingkal-pingkal, jangan ubah kebiasaan itu. Sebab faktanya, sejumlah wanita cenderung menyukai pria humoris.

Pria yang santai dan cenderung mudah diajak bercanda lebih menarik di mata wanita. Banyak alasan yang melatar belakangi hal itu, salah satunya bisa tidak mudah merasa bosan.

Berikut alasan lengkap mengapa wanita jatuh hati pada pria humoris seperti dilansir laman Times of India.

Menghibur

Pergi bersama pria humoris tidak akan membosankan. Spontanitasnya saat melontarkan lelucon dengan wajah datar bisa membuat wanita tertawa.

Kreatif

Banyak penulis yang menganggap bahwa komedi adalah tulisan yang sangat sulit dibuat. Saat pria pintar membuat lelucon, praktis ia adalah orang yang kreatif dan memiliki pengetahuan.

Menjadi diri sendiri

Saat wanita bersama pria humoris, ia akan merasa menjadi diri sendiri, nyaman dan aman. Sikapnya mengajarkan Anda untuk menertawakan diri sendiri dan kehidupan yang aneh. Dia tidak keberatan melakukan hal konyol bersama.

Akrab dengan teman

Wanita sangat senang bila pasangannya bisa akrab dengan teman-temannya. Ini adalah poin sangat penting bila Anda adalah seorang pria humoris.

Mengembalikan senyum

Wanita tidak akan bisa marah lama-lama bila berhadapan dengan pria humoris. Cukup dengan menyeringai atau melakukan hal lucu yang sederhana, bisa mengembalikan senyum wanita.

Sumber: Viva Life

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Padmasana dan Aturan Pembuatan Padmasana secara detail

Mengingat rekan-rekan sedharma di Bali dan di luar Bali banyak yang membangun tempat sembahyang atau Pura dengan pelinggih utama berupa Padmasana, perlu kiranya kita mempelajari seluk beluk Padmasana agar tujuan membangun simbol atau “Niyasa” sebagai objek konsentrasi memuja Hyang Widhi dapat tercapai dengan baik. ARTI PADMASANA Padmasana atau (Sanskerta: padmāsana) adalah sebuah tempat untuk bersembahyang dan menaruh sajian bagi umat Hindu, terutama umat Hindu di Indonesia.Kata padmasana berasal dari bahasa Sanskerta, menurut Kamus Jawa Kuna-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Dr. P.J. Zoetmulder  (Penerbit Gramedia, 1995) terdiri dari dua kata yaitu : “padma” artinya bunga teratai dan “asana” artinya sikap duduk. Hal ini juga merupakan sebuah posisi duduk dalam yoga.Padmasana berasal dari Bahasa Kawi, menurut Kamus Kawi-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Drs.S. Wojowasito (Penerbit CV Pengarang, Malang, 1977) terdiri dari dua kata yaitu: “Padma” artinya bunga teratai, a

Dinamika Budaya Organisasi

DINAMIKA BUDAYA ORGANISASI A.                 Pengertian Budaya Organisasi Berdarakan pengertian kebudayaan di atas, budaya organisasi itu didasarkan pada suatu konsep bangunan pada tiga tingkatan, yaitu: Tingkatan Asumsi Dasar ( Basic Assumption ), kemudian Tingkatan Nilai ( Value ), dan Tingkatan Artifact yaitu sesuatu yang ditinggalkan. Tingkatan asumsi dasar itu merupakan hubungan manusia dengan apa yang ada di lingkungannya, alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, hubungan itu sendiri, dan hal ini, asumsi dasar bisa diartikan suatu philosophy, keyakinan, yaitu suatu yang tidak bisa dilihat oleh mata tapi ditanggung bahwa itu ada. Tingkatan yang berikutnya Value , Value itu dalam hubungannya dengan perbuatan atau tingkah laku, untuk itu, value itu bisa diukur (ditest) dengan adanya perubahan-perubahan atau dengan melalui konsensus sosial. Sedangkan artifact adalah sesuatu yang bisa dilihat tetapi sulit untuk ditirukan, bisa dalam bentuk tehnologi, seni, atau sesuatu yang b

Makna Acintya Dalam Hindu

Paling tidak ada dua makna yang dapat diurai berkaitan dengan “Acintya” ini. Pertama, Acintya sebagai suatu istilah yang didalam kitab suci Bhagavadgita II.25, XII.3 atas Manawadharmasastra I.3 disebut dengan kata: Acintyah, Acintyam atau Acintyasa yang artinya memiliki sifat yang tidak dapat dipikirkan. Dalam bahasa Lontar Bhuwana Kosa, “Acintyam” bahkan diberi artian sebagai “sukma tar keneng anggen-anggen”: amat gaib dan tidak dapat dipikirkan. Lalu siapa yang dikatakan memiliki sifat tidak dapat dipikirkan itu, tidak lain dari Sang Paramatman (Hyang Widhi) termasuk Sang Atman itu sendiri. Jadi, sebagai suatu istilah, “Acintya” mengandung makna sebagai penyebutan salah satu sifat kemahakuasaan Tuhan. Kedua, Acintya sebagai symbol atau perwujudan dari kemahakuasaan Tuhan itu sendiri. Bahwa apa yang sebenarnya “tidak dapat dipikirkan” itu ternyata “bisa diwujudkan” melalui media penggambaran, relief atau pematungan. Maka muncullah gambar Acintya di atas selembar kain puti