Skip to main content

Mengenal Sakit Punggung

Sakit punggung merupakan masalah yang sangat lazim. Sampai dengan sembilan dari sepuluh orang dapat diperkirakan menderita sakit atau nyeri punggung pada suatu waktu dalam hidupnya. Namun hanya segelintir orang yang mencari pengobatan. Sakit punggung seringkali mereda melalui istirahat atau tanpa melalui pengobatan. Beberapa orang mencoba untuk mengabaikan rasa sakitnya atau belajar untuk hidup dengan rasa sakit tersebut.

Rasa sakit dapat melibatkan seluruh bagian punggung, namun yang paling sering mengalami sakit dan nyeri adalah punggung bagian bawah. Salah satu alasan utamanya adalah bahwa punggung bagian belakang menanggung beban tubuh lebih besar dibandingkan bagian punggung lainnya, dan karenanya lebih mengalami tekanan disepanjang hari.

Ada dua jenis sakit punggung, yaitu sakit punggung akut dan sakit punggung kronik. Jenis sakit punggung ini berlangsung selama 6-8 minggu. Kondisinya ditandai oleh sakit yang pedih atau ngilu, yang dengan mudah dapat diketahui titik sumber sakitnya oleh penderita dan biasanya terasa di punggung bagian bawah. Rasa sakitnya bisa jadi terus menerus
atau tiba-tiba. Biasanya penyebab sakit punggung karena cedera yang dialami penderita.
Sakit punggung kronik ditandai oleh durasinya yang lebih dari dua bulan. Keluhan pasien dapat berupa nyeri di bagian dalam, merasa terbakar, atau ngilu yang dapat diketahui lokasinya atau kadang-kadang juga terasa menyebar turun ke tungkai/kaki. Sensasi gatal atau kekakuan dapat juga terasa, hal ini menunjukkan, adanya keterlibatan saraf. Kondisi ini dapat berdampak pada aktivitas sehari-hari dan cenderung menjadi sulit untuk ditangani dengan pilihan pengobatan biasa.

Sakit punggung dapat timbul dari kulit, otot, saraf, tulang belakang, atau organ lain yang dekat dengan punggung. Sebagai dampaknya, sakit punggung bisa saja tidak selalu karena masalah pada punggung itu sendiri. Beberapa penyebab sakit punggung diantaranya:
  • Postur tubuh yang salah
  • Trauma
  • Peregangan otot
  • Kejang otot
  • Tekanan pada akar saraf
  • Robek pada ligamen penyokong punggung
  • Patah tulang
  • Tulang belakang yang kurang selaras
  • Osteoporosis
  • Infeksi oleh virus
  • Infeksi oleh bakteri
  • Infeksi pada kulit
  • Infeksi pada ginjal dan kantung kemih
  • Masalah kewanitaan (Endometriosis, kista ovarium)
  • Hernia tulang belakang
  • Stenosis tulang belakang (penyempitan saluran tulang belakang)
  • Pelekukan tulang belakang (skoliosis atau kifosis)
  • Tumor tulang
Riwayat yang baik dan pemeriksaan yang cermat seringkali akan memberikan gagasan yang baik atas penyebab sakit punggung. Beberapa pemeriksaan yang sangat berguna dan juga dapat dilakukan disaat yang tepat diantaranya:
  • Penghitungan darah dengan lengkap
  • Sinar-X pada tulang belakang
  • CT Scan pada tulang belakang
  • MRI pada tulang belakang
  • (scan) tulang

Penanganan/perawatan sakit punggung seharusnya disesuaikan dengan penanganan rasa sakit dan penyebabnya. Beberapa pilihan yang memungkinkan untuk penanganan sakit punggung diantaranya:
  • Istirahat penuh, sangat berguna di banyak kasus sakit punggung akut
  • Menghentikan aktivitas dan pekerjaan berat yang dapat menyebabkan dan memperburuk sakit punggung
  • Terapi panas, dingin, dan pijat
  • Perubahan gaya hidup:
  • Berhenti mengangkat beban berat atau pekerjaan berat lainnya
  • Menurunkan berat badan
  • Memperbaiki postur berdiri, duduk, dan berbaring
  • Menghindari berdiri dalam waktu lama
  • Mengambil waktu istirahat saat mengemudi lama atau aktivitas duduk lainnya
  • Menggunakan bangku dan bantal yang suportif
  • Melakukan latihan relaksasi
  • Menghindari potensi terjatuh dan cedera
  • Menghindari olah raga “keras” seperti sepak bola, hoki, gulat, dan permainan fisik lainnya
  • Meningkatkan kelenturan punggung melalui latihan peregangan yang teratur
  • Fisioterapi dan latihan untuk memperkuat otot punggung.

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Padmasana dan Aturan Pembuatan Padmasana secara detail

Mengingat rekan-rekan sedharma di Bali dan di luar Bali banyak yang membangun tempat sembahyang atau Pura dengan pelinggih utama berupa Padmasana, perlu kiranya kita mempelajari seluk beluk Padmasana agar tujuan membangun simbol atau “Niyasa” sebagai objek konsentrasi memuja Hyang Widhi dapat tercapai dengan baik. ARTI PADMASANA Padmasana atau (Sanskerta: padmāsana) adalah sebuah tempat untuk bersembahyang dan menaruh sajian bagi umat Hindu, terutama umat Hindu di Indonesia.Kata padmasana berasal dari bahasa Sanskerta, menurut Kamus Jawa Kuna-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Dr. P.J. Zoetmulder  (Penerbit Gramedia, 1995) terdiri dari dua kata yaitu : “padma” artinya bunga teratai dan “asana” artinya sikap duduk. Hal ini juga merupakan sebuah posisi duduk dalam yoga.Padmasana berasal dari Bahasa Kawi, menurut Kamus Kawi-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Drs.S. Wojowasito (Penerbit CV Pengarang, Malang, 1977) terdiri dari dua kata yaitu: “Padma” artinya bunga teratai, a

Dinamika Budaya Organisasi

DINAMIKA BUDAYA ORGANISASI A.                 Pengertian Budaya Organisasi Berdarakan pengertian kebudayaan di atas, budaya organisasi itu didasarkan pada suatu konsep bangunan pada tiga tingkatan, yaitu: Tingkatan Asumsi Dasar ( Basic Assumption ), kemudian Tingkatan Nilai ( Value ), dan Tingkatan Artifact yaitu sesuatu yang ditinggalkan. Tingkatan asumsi dasar itu merupakan hubungan manusia dengan apa yang ada di lingkungannya, alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, hubungan itu sendiri, dan hal ini, asumsi dasar bisa diartikan suatu philosophy, keyakinan, yaitu suatu yang tidak bisa dilihat oleh mata tapi ditanggung bahwa itu ada. Tingkatan yang berikutnya Value , Value itu dalam hubungannya dengan perbuatan atau tingkah laku, untuk itu, value itu bisa diukur (ditest) dengan adanya perubahan-perubahan atau dengan melalui konsensus sosial. Sedangkan artifact adalah sesuatu yang bisa dilihat tetapi sulit untuk ditirukan, bisa dalam bentuk tehnologi, seni, atau sesuatu yang b

Makna Acintya Dalam Hindu

Paling tidak ada dua makna yang dapat diurai berkaitan dengan “Acintya” ini. Pertama, Acintya sebagai suatu istilah yang didalam kitab suci Bhagavadgita II.25, XII.3 atas Manawadharmasastra I.3 disebut dengan kata: Acintyah, Acintyam atau Acintyasa yang artinya memiliki sifat yang tidak dapat dipikirkan. Dalam bahasa Lontar Bhuwana Kosa, “Acintyam” bahkan diberi artian sebagai “sukma tar keneng anggen-anggen”: amat gaib dan tidak dapat dipikirkan. Lalu siapa yang dikatakan memiliki sifat tidak dapat dipikirkan itu, tidak lain dari Sang Paramatman (Hyang Widhi) termasuk Sang Atman itu sendiri. Jadi, sebagai suatu istilah, “Acintya” mengandung makna sebagai penyebutan salah satu sifat kemahakuasaan Tuhan. Kedua, Acintya sebagai symbol atau perwujudan dari kemahakuasaan Tuhan itu sendiri. Bahwa apa yang sebenarnya “tidak dapat dipikirkan” itu ternyata “bisa diwujudkan” melalui media penggambaran, relief atau pematungan. Maka muncullah gambar Acintya di atas selembar kain puti