Skip to main content

Earning Management During Import Relief Investigations

EARNING MANAGEMENT DURING IMPORT RELIEF INVESTIGATIONS
JENNIFER J.JONES

1.      RINGKASAN
Studi ini menguji apakah perusahaan yang akan mendapat manfaat dari impor relief
(
misalnya, kenaikan tarif dan pengurangan kuota) sebagai upaya untuk mengurangi laba
melalui manajemen laba selama investigasi impor re
lief oleh Amerika Serikat International Trade Commission (ITC). Impor relief yang dibuat oleh ITC didasarkan pada beberapa faktor yang ditentukan dalam tindakan perdagangan federal, termasuk profitabilitas industri. Penggunaan angka akuntansi dalam peraturan impor legal memberikan insentif bagi manajer untuk mengelola pendapatan dalam meningkatkan kemungkinan dalam mendapatkan impor relief dan meningkatkan jumlah relief yang diberikan. Penelitian ini mendokumentasikan penggunaan angka akuntansi dalam pemerintah federal program pemerintah sebagai dasar untuk transfer kekayaan (yaitu, impor relief). Perkiraan komponen discretionary acruals keseluruhan akan digunakan sebagai ukuran manajemen laba daripada komponen diskresioner dari akrual tunggal. analisis cross-sectional untuk menguji apakah perkiraan discretionary acruals (yaitu, residu dari model perkiraan ekspektasi) cenderung menurunkan pendapatan selama periode investigasi impor relief. Metodologi yang dikembangkan di studi ini memperluas metodologi yang digunakan dalam penelitian manajemen laba lainnya, khususnya, model time-series dikembangkan untuk
memperkirakan total non-discretionary acruals dan tes pendapatan cross-sectional.

a.      Penelitian Sebelumnya
Studi DeAngelo [1986], Healy [1985], dan McNichols dan Wilson [1988] menggunakan beberapa jenis ukuran akrual diskresioner, membahas partisi dari total akrual ke diskresioner dan komponen nondiskresioner. Jumlah akrual dihitung sebagai perubahan dalam modal kerja non kas sebelum pajak penghasilan kurang beban penyusutan total hutang. Perubahan modal kerja non kas sebelum pajak didefinisikan sebagai perubahan aktiva lancar selain kas dan investasi jangka pendek kurang lancar selain jatuh tempo kewajiban jangka panjang dan pendapatan. Hutang pajak ini mengukur akrual tidak termasuk akrual terkait pajak penghasilan karena ITC mendasarkan evaluasi terhadap laba sebelum pajak.
b.      Skema Penelitian


Konsep Penelitian

Variabel Independent (X)
Perlindungan Impor
Variabel Dependent (Y)
Manajemen Laba Income Decreasing

c.       Alat analisis yang digunakan
Penelitian ini menggunakan uji statistik deskriptif untuk menguji perbedaan antara akrual saat dan sebelum tahun adalah karena semata-mata perubahan akrual diskresioner dan akrual nondiskresioner diasumsikan konstan dari periode ke periode. Model ekspektasi digunakan untuk total akrual dan untuk mengontrol perubahan dalam kondisi ekonomi perusahaan. Analisis cross sectional digunakan untuk mengelompokkan perusahaan ke dalam kelompok industri sehingga dapat menganalisis akrual diskresioner. Selain itu juga dilakukan uji heteroskedastisitas, autokorelasi, regresi berganda, uji t, uji z.
d.      Hasil Uji Hipotesis
1.      Model Akrual
Hasil menunjukkan bahwa tahun 0 mendukung hipotesis manajemen laba sedangkan tahun -1 tidak mendukung. Nilai Z statistik untuk tahun +1 adalah -1,228 dengan uji satu sisi tingkat signifikansi 0,109 menunjukkan bahwa tidak ada pembalikan akrual diskresioner pada tahun +1 yang mana konsisten dengan statistik deskriptif
2.      Model Misspecification
Scatter plot dari persamaan regresi tidak menunjukkan hubungan nonlinier antara akrual abnormal dengan perubahan pendapatan maka dari itu residu negatif untuk tahun 0 tidak terlihat pada hasil pengujian model misspecification.
3.      Pengujian Alternatif
Hasil pengujian tidak mengindikasikan bahwa perusahaan membuat penurunan akrual pendapatan yang lebih dibandingkan perusahaan yang diselidiki berdasarkan undang-undang countervailing dan antidumping.
4.      Pengujian Portofolio
Pengujian portofolio menunjukkan bahwa masalah yang berkaitan dengan korelasi cross sectional dikurangi dengan mengelompokkan perusahaan ke dalam portofolio industri, akrual diskresioner pada tahun 0 masih secara signifikan terjadi income-decreasing. Secara empiris pengujian yang menggunakan total akrual menunjukkan bahwa akrual diskresioner adalah pendapatan menurun pada tahun 0 dimana memberikan dukungan untuk hipotesis manajemen laba.

e.       Simpulan Hasil Penelitian
Hasil pada riset ini mendukung hipotesis manajemen laba dimana manajer melakukan income-decreasing accruals selama import relief investigations. Pengujian hipotesis manajemen laba berdasarkan pada  model ekspektasi perusahaan spesifik untuk memprediksi total akrual normal. Model ini memungkinkan untuk dilakukan perubahan akrual nondiskresioner yang disebabkan karena kondisi ekonomi. ITC dapat mengambil manfaat dengan memperhatikan bukti yang diberikan di sini bahwa manajer tampaknya membuat pendapatan penurunan akrual selama periode import relief investigations.

2.      MOTIVASI PENELITIAN
Import relief investigations menyediakan motif yang khusus mengenai manajemen laba yang mana tidak diberikan pada study manajemen laba yang lain sehingga hal ini yang memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian yang dimana jika pada kontrak lain memberikan peluang yang sempurna untuk memonitor manajemen laba yang melakukan manipulasi. Pihak yang menjadi consumers tidak dapat memonitor manajemen laba secara efektif karena mereka mempunyai kepentingan yang beragam.

3.      MASALAH PENELITIAN
Penelitian ini menguji apakah ada manfaat bagi perusahaan jika perusahaan menurunkan laba melalui menajemen laba selama import relief investigations yang ditetapkan oleh ITC US berdasarkan beberapa faktor spesifik pada tindakan perdagangan federal termasuk didalamnya yaitu profitabilitas perusahaan.

4.      LANDASAN TEORI
Penelitian ini menggunakan contracting theory dimana kontrak antara consumers dan winners. Setiap consumers disebutkan mempuntai kepentingan yang beragam dan setiap consumers mempunyai tingkat kerugian yang kecil.
5.      HIPOTESIS
Hipotesis pada penelitian ini  yaitu manajer produser domestic yang ingin mendapat keuntungan dari proteksi impor akan memilih akuntansi yang mengurangi laporan laba selama periode investigasi ITC yang dibandingkan dengan periode non-investigasi.

6.      KARAKTERISTIK KUALITATIF DESAIN PENELITIAN
  1. Rantai Kausal dan Validitas Logika
Penelitian ini memiliki rantai kausal dan validitas logika yang baik karena peneliti telah menjelaskan pendahuluan, landasan teori, dan pengembangan hipotesis, mengenai variabel dependent yaitu perlindungan impor serta variabel independent yaitu manajemen laba income decreasing.

  1. Pengendalian Variabel Ekstraneous
Variabel ekstraneous dalam penelitian ini dikendalikan dengan metode purposive sampling dimana dalam penelitian ini dibatasi untuk investigasi bantuan impor yang mengharuskan ITC untuk membuat suatu keputusan injury: anti dumping, countervailing duty, dan general escape clause.

  1. Validitas Internal
Validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi antardesain penelitian. Penelitian ini memiliki validitas internal yang cukup baik karena terdapat Terjadi konsistensi antara masalah penelitian dan hipotesis yang diuji, dimana penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis manajemen laba berdasarkan model ekspektasi perusahaan spesifik untuk memprediksi total akrual normal. sehingga hasil penelitian dapat menjawab masalah penelitian yang diungkapkan peneliti.

  1. Validitas Eksternal
Validitas eksternal dari hasil riset merupakan kemampuan data untuk digeneralisasi terhadap orang-orang, tempat, dan waktu (generalizability). Penelitian ini hanya menggunakan sampel  dibatasi untuk investigasi bantuan impor yang mengharuskan ITC untuk membuat suatu keputusan injury: anti dumping, countervailing duty, dan general escape clause dalam menentukan hasil dari penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa validitas eksternal penelitian ini adalah tinggi.


  1. Pengumpulan dan Analisis Data
Sampel dalam penelitian ini didapat dari perusahaan yang dalam melakukan investigasi bantuan impor mengharuskan ITC untuk membuat suatu keputusan injury: anti dumping, countervailing duty, dan general escape clause Penelitian ini menggunakan analisis cross sectional dan statistik deskriptif yang terdiri dari uji heteroskedastisitas, autokorelasi, regresi berganda, uji t, dan uji z. Dalam penelitian juga digunakan analisis sensitivitas untuk memastikan efek variasi dari perusahaan dan industri yang diteliti.

f.       Uji Statistik
Penelitian ini menggunakan analisis cross sectional dan statistik deskriptif yang terdiri dari uji heteroskedastisitas, autokorelasi, regresi berganda, uji t, dan uji z. Dalam penelitian juga digunakan analisis sensitivitas untuk memastikan efek variasi dari perusahaan dan industri yang diteliti.

g.      Konsistensi antara Masalah penelitian, Hipotesis, dan Analisis Data
Terjadi konsistensi antara masalah penelitian dan hipotesis yang diuji, dimana penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis manajemen laba berdasarkan model ekspektasi perusahaan spesifik untuk memprediksi total akrual normal. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini telah sesuai dengan masalah yang ingin diteliti dan hipotesis.

h.      Konsistensi Hasil Pengujian dengan Simpulan
Terjadi konsistensi antara hasil pengujian dan simpulan. Dimana hasil pengujian dan simpulan sama-sama menjabarkan hasil dari hipotesis penelitian secara sistematik dan terstruktur.

i.        Implikasi Kebijakan
Implikasi kebijakan pada penelitian ini adalah riset ini memberikan informasi bahwa manajer akan melakukan income decreasing selama periode investigasi ITC. Model ekspektasian dalam penelitian juga mempertimbangkan kondisi-kondisi ekonomi yang berdampak pada perusahaan. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan ukuran atau proksi lainnya dari manajemen laba dan perusahaan yang dijadikan objek penelitian dapat dilakukan pada jenis industri lainnya.


Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Padmasana dan Aturan Pembuatan Padmasana secara detail

Mengingat rekan-rekan sedharma di Bali dan di luar Bali banyak yang membangun tempat sembahyang atau Pura dengan pelinggih utama berupa Padmasana, perlu kiranya kita mempelajari seluk beluk Padmasana agar tujuan membangun simbol atau “Niyasa” sebagai objek konsentrasi memuja Hyang Widhi dapat tercapai dengan baik. ARTI PADMASANA Padmasana atau (Sanskerta: padmāsana) adalah sebuah tempat untuk bersembahyang dan menaruh sajian bagi umat Hindu, terutama umat Hindu di Indonesia.Kata padmasana berasal dari bahasa Sanskerta, menurut Kamus Jawa Kuna-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Dr. P.J. Zoetmulder  (Penerbit Gramedia, 1995) terdiri dari dua kata yaitu : “padma” artinya bunga teratai dan “asana” artinya sikap duduk. Hal ini juga merupakan sebuah posisi duduk dalam yoga.Padmasana berasal dari Bahasa Kawi, menurut Kamus Kawi-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Drs.S. Wojowasito (Penerbit CV Pengarang, Malang, 1977) terdiri dari dua kata yaitu: “Padma” artinya bunga teratai, a

Dinamika Budaya Organisasi

DINAMIKA BUDAYA ORGANISASI A.                 Pengertian Budaya Organisasi Berdarakan pengertian kebudayaan di atas, budaya organisasi itu didasarkan pada suatu konsep bangunan pada tiga tingkatan, yaitu: Tingkatan Asumsi Dasar ( Basic Assumption ), kemudian Tingkatan Nilai ( Value ), dan Tingkatan Artifact yaitu sesuatu yang ditinggalkan. Tingkatan asumsi dasar itu merupakan hubungan manusia dengan apa yang ada di lingkungannya, alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, hubungan itu sendiri, dan hal ini, asumsi dasar bisa diartikan suatu philosophy, keyakinan, yaitu suatu yang tidak bisa dilihat oleh mata tapi ditanggung bahwa itu ada. Tingkatan yang berikutnya Value , Value itu dalam hubungannya dengan perbuatan atau tingkah laku, untuk itu, value itu bisa diukur (ditest) dengan adanya perubahan-perubahan atau dengan melalui konsensus sosial. Sedangkan artifact adalah sesuatu yang bisa dilihat tetapi sulit untuk ditirukan, bisa dalam bentuk tehnologi, seni, atau sesuatu yang b

Makna Acintya Dalam Hindu

Paling tidak ada dua makna yang dapat diurai berkaitan dengan “Acintya” ini. Pertama, Acintya sebagai suatu istilah yang didalam kitab suci Bhagavadgita II.25, XII.3 atas Manawadharmasastra I.3 disebut dengan kata: Acintyah, Acintyam atau Acintyasa yang artinya memiliki sifat yang tidak dapat dipikirkan. Dalam bahasa Lontar Bhuwana Kosa, “Acintyam” bahkan diberi artian sebagai “sukma tar keneng anggen-anggen”: amat gaib dan tidak dapat dipikirkan. Lalu siapa yang dikatakan memiliki sifat tidak dapat dipikirkan itu, tidak lain dari Sang Paramatman (Hyang Widhi) termasuk Sang Atman itu sendiri. Jadi, sebagai suatu istilah, “Acintya” mengandung makna sebagai penyebutan salah satu sifat kemahakuasaan Tuhan. Kedua, Acintya sebagai symbol atau perwujudan dari kemahakuasaan Tuhan itu sendiri. Bahwa apa yang sebenarnya “tidak dapat dipikirkan” itu ternyata “bisa diwujudkan” melalui media penggambaran, relief atau pematungan. Maka muncullah gambar Acintya di atas selembar kain puti