Skip to main content

Mengungkap Resiko dan Struktur Pengawasan


SIFAT DASAR PENGAWASAN
            Salah satu fungsi dasar manajemen adalah untuk memastikan bahwa tujuan perusahaan tersebut tercapai. Manajemen bertangungjawab untuk membuat dan memelihara kerangka pengawasan pada struktur perusahaan tersebut : Sistem Informasi Akuntansi (SIA), Sistem Informasi Manajemen atau Operasional (SIM) dan sistem organisasi. Kerangka kerja pengawasan memastikan bahwa pengawasan yang relevan telah diimplementasikan. Karena pengukuran pengawasan dan pengamanan telah diimplementasikan dan terjalin dalam struktur perusahaan, maka kerangka kerja pengawasan disebut Pengawasan Internal (Internal Control) atau Struktur Pengawasan Internal (Internal Control Structure- ICS).
Pentingnya Proses dan Pengukuran Pengawasan Terhadap Akuntan
            Sebagai pengguna utama dari SIA, para akuntan harus memiliki peran aktif dalam mengembangkan dan memeriksa ICS dan rerangka kerjanya. Mereka harus bekerja sama dengan
perancang sistem selama pengembangan sistem informasi untuk memastikan bahwa pengukuran pengawasan yang direncanakan telah memadai dan mampu diaudit. Selama audit, para auditor dapat memperkirakan tingkat kepercayaan yang akan diberikan kepada ICS saat menampilkan langkah progran audit subsequent.
Sistem Pengawasan Internal (ICW)
            Bagian ini akan membahas mengenani perkembangan ICS oleh Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commision (COSO).
Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commision
            Sebelum laporan COSO diterbitkan, badan-badan akuntansi terlibat dalam membuat dan mengukur proses pengawasan internal dilihat dari sistem pengawasan internal sebuah perusahaan dalam berbagai cara. Laporan COSO telah berhasil dalam menyediakan konsesus ke dalam tiga area.
Tujuan Pengawasan Internal
            Tujuan pengawasan terdapat dalam tiga kategori berikut :
1.    Efektifitas dan efisiensi dalam operasi
2.    Laporan keuangan yang reliable
3.    Memenuhi peraturan dan regulasi yang diterapkan.

Pandangan Berorientasi Keuangan dalam Struktur Pengawasan Internal
            Lima komponen yang terkait dengan ICS adalah :
1.    Lingkungan Pengawasan membangun sifat perusahaan dan mempengaruhi para pekerja atas kesadaran terhadap pengawasan. Lingkungan pengawasan terdiri atas tujuh komponen:  
·      Filosofi manajemen dan gaya sistem operasional
·      Integritas dan Nilai Etika
·      Komitmen untuk berkompeten
·      Dewan direksi atau komite audit
·      Struktur organisasi
·      Tugas atas wewenang dan tanggung jawab
·      Praktek dan kebijakan SDM
·      Pengaruh External
2.    Penilaian Resiko, meliputi identifikasi dan analisis resiko relevan yang dapat menghambat tercapainya tujuan perusahaan dan membentuk rencana untuk menentukan bagaimana mengendalikan resiko tersebut.
3.    Aktivitas Pengawasan, sebuah perusahaan harus mengembangkan aktivitas pengawasan seperti membuat kebijakan, praktek dan prosedur, untuk memastikan bahwa para pekerja telah melaksanakan perintah manajemen.
4.    Informasi dan Komunikasi, informasi harus diidentifikasi, diproses dan dikomunikasikan sehingga pekerja dapat melaksanakan tanggung jawabnya.
5.    Memonitor, tujuan dari memonitor adalah untuk memperkirakan kualitas ICS dari waktu ke waktu dengan melaksanakan aktivitas berkelanjutan dan evaluasi terpisah. Aktivitas berkelanjutan, seperti mensupervisi karyawan yang dilakukan harian. Sedangkan evaluasi tepisah, seperti audit terhadap struktur pengawasan internal dan catatan akuntansi, yang disajikan secara periodik.
Pandangan yang Berorientasi Non-Keuangan dalam Struktur Pengawasan Internal
            Pandangan yang tidak berorientasi pada keuangan mempertimbangkan lima komponen yang sama dengan ICS, kecuali bahwa pandangan ini berkonsentrasi pada faktor yang relevan untuk mencapai komponen operasional dan pemenuhan tujuan.
            Untuk para manajer non-keuangan, setiap komponen lingkungan pengawasan berkaitan dengan rancang-bangun, produksi, dan manajer pemasaran area tertentu. Dengan mempertimbangkan penilaian resiko, tujuan non-keuangan yang signifikan harus diidentifikasi. Sehubungan dengan informasi dan komunikasi atas komponen ICS, manajemen harus menangkap dan memproses informasi keuangan sebagaimana informasi non-keuangan diinformasikan dan dikomunikasikan kepada pihak yang tepat. Aktivitas pengawasan dan memonitor penting untuk pencapaian tujuan non-keuangan termasuk pengawasan manajemen dan sistem pengawasan operasional. Sistem Pengawasan Manajemen, proses pengawasan manajemen memfokuskan pada kinerja manajerial daripada teknis operasi. Sistem pengawasan manajemen meliputi pengembangan pengawasan dan memonitor kegiatan untuk mengevaluasi kinerja dan mensupervisi aktivitas perusahaan yang dilakukan secara terus menerus. Tujuannya adalah untuk mendorong terlaksananya kebijakan dan prosedur perusahaan dan dengan hukum dan aturan yang berlaku.
·         Sistem Pengawasan Operasional, proses atau sistem yang terkait dengan efektifitas dan efisiensi dalam melaksanakan tugas operasi harian disebut pengawasan operasional. Sistem pengawasan operasional di dalam perusahaan adalah sistem pengawasan persediaan., sistem pengawasan kredit, kas. Sistem pengawasan operasional juga berhubungan dengan mengawasi pegawai perseorangan.
Pengungkapan Resiko
            Setiap perusahaan mengadapi resiko yang akan mengurangi kesempatan untuk mencapai tujuan. Pengungkapan resiko muncul dari berbagai sumber internal dan eksternal seperti karyawan, pelanggan, pembajak komputer, para kriminal, dan tindakan alamiah. Penilaian resiko terdiri atas mengidentifikasi resiko relevan. Tipe-Tipe Resiko
a.      Kesalahan yang tidak disengaja. Kesalahan bisa muncul saat input data, seperti nama atau nomor pelanggan. Atau mungkin muncul saat pemrosesan, seperti saat pencatat salah mengalikan jumlah kuantitas yang dipesan dengan harga barang. Kesalahan ini terjadi secara sekali-kali dan acak. Namun terkadang ada kesalahan yang terjadi secara konsisten, seperti program yang tidak dirancang dengan benar akan mengasilkan jumlah perhitungan yang salah setiap kali program dijalankan. Dalam keadaan tersebut, data yang salah akan mengurangi akurasi dan reliabilitas file dan output perusahaan.
b.      Kesalahan Disengaja, terdiri atas penipuan, karena hal tersebut dilakukan untuk menutupi keuntungan yang tidak sesuai hukum. Ketidakteraturan ini muncul dalam input data, selama pemrosesan atau dalam menghasilkan output. Contohnya, pencatat transaksi mungkin akan menaikkan jumlah pada cek yang diterima dari pelanggan. Kesalahan ini mengurangi akurasi dan reliabilitas dari file dan/atau hasil.
c.       Kehilangan Aset yang Tidak Disengaja. Aset bisa hilang atau berpindah tempat karena adanya kecelakaan. Misalnya barang yang baru diterima ditempatkan di gudang yang salah, dan karyawan yang bertugas menerima tidak akan menemukannya saat membuat pemesanan. Data seperti halnya aset dapat hilang, seperti misalnya file bagian penagihan disimpan dalam pita magnetik bisa saja terhapus oleh tegangan listrik yang tiba-tiba naik.
d.      Pencurian Aset, aset perusahaan bisa saja dicuri oleh pihak luar, seperti pencuri profesional yang masuk ke dalam ruang penyimpanan. Seringkali, aset dapat disalahgunakan melalui penggelapan dan pencurian.
e.       Pelanggaran Keamanan. Seseorang yang tidak memiliki kewenangan mungkin saja dapat memperoleh akses pada file dan laporan perusahaan. Pelanggaran keamanan dapat dapat sangat merugikan dalam beberapa kasus, seperti saat kompetitor mendapatkan akses pada rencana pemasaran perusahaan yang bersifat rahasia.
f.       Tindakan Kekerasan dan Bencana Alam. Beberapa tindakan kekerasan dapat menyebabkan kerusakan terhadap aset perusahaan termasuk data. Jika kerusakan tersebut cukup serius, maka hal tersebut dapat mengganggu operasi bisnis dan bahkan mengarahkan perusahaan ke arah kebangkrutan. Tindakan kekerasan juga bisa datang dari sumber non-mansia, seperti kebakaran yang menghanguskan ruang komputer, sirkuit pendek yang melumpuhkan printer, dan bencana alam seperti angin topan dan banjir yang menhancurkan komputer.
Tingkat Pengungkapan Resiko
            Untuk mengurangi resiko secara efektif, tingkat pengungkapan resiko harus diukur. Pengungkapan resiko bisa dipengaruhi oleh :
  1. Frekuensi, semakin sering terjadi, pengungkapan atas resiko semakin besar.
  2. Kerentanan, semakin rentan aset, maka pengungkapan atas resiko semakin besar.
  3. Ukuran, semakin tinggi nilai moneter terhadap aset yang memiliki potensi kerugian, semakin besar pengungkapan resiko yang dilakukan.
Kondisi Masalah yang Mempengaruhi Pengungkapan Resiko
            Pengungkapan terhadap resiko yang dihadapi oleh perusahaan dapat meningkat karena beragam kondisi internal. Mungkin yang paling serius adalah kelemahan pada satu atau lebih sistem pengawasan. Kondisi masalah meliputi kolusi, kurangnya penegakan, dan kejahatan komputer.
  • Kolusi, kondisi yang harus diwaspadai oleh perusahaan adalah kolusi internal, yaitu persekongkolan dua atau lebih karyawan untuk tujuan kecurangan.
  • Kurangnya Penegakan, sebuah perusahaan bisa memiliki kebijakan manajemen dan prosedur pengawasan yang memadai, tapi mungkin saja mengabaikan penyimpangan. Seperti adanya karyawan yang melakukan penggelapan namun perusahaan tidak menuntutnya untuk menghindari rasa malu karena lemahnya keamanan. Kejahatan Komputer, sebuah resiko terbaru yang makin meningkat adalah adanya kejahatan komputer.
Penipuan Komputer dan Masalah Pengawasan yang Trekait dengan Komputer
Sifat Dasar dari Kejahatan Komputer
            Komputer terlibat-secara langsung atau tidak langsung- dalam melakukan tindakan kriminal. Mensabotase fasilitas komputer tergolong sebagai kejahatan komputer secara langsung, akses yang tidak sesuai wewenang terhadap data yang disimpan merupakan kejahatan komputer secara tidak langsung karena keberadaan komputer membuat lingkungannya melakukan kejahatan.
Pentingnya Penipuan Komputer
            Kesalahan yang melibatkan sistem berbasis komputer telah semakin meningkat dan semakin serius dalam beberapa tahun terakhir. Penipuan komputer merupakan tingkat resiko yang sangat tinggi karena ketiga faktor (frekuensi, kerentanan dan ukuran) cenderung ada. Tindakan penipuan, oleh pihak yang memiliki wewenang maupun yang tidak, sangat sulit utnuk dideteksi. Rata-rata kerugian setiap penipuan komputer terjadi secara signifikan lebih besar dari rata-rata kerugian saat menggunakan sistem manual.
Tipe-Tipe Kejahatan Komputer
            Kejahatan komputer memiliki bentuk yang beragam. dua tipe yang telah dipastikan adalah akses terhadap data yang disimpan oleh pihak tidak berwenang dan sabotase fasilitas komputer. Namun terdaat tipe-tipe lain seperti :
  • Pencurian Perangka keras dan perangkat lunak (pembajakan) komputer
  • Penggunaan fasilitas komputer oleh pihak tidak berwenang untuk kepentingan pribadi.
  • Modifikasi Kecurangan atau penggunaan data atau program
Alasan mengapa Komputer Menyebabkan Masalah Pengawasan
1.      Pemrosesan Terkonsentrasi.
2.      Jejak Audit Bisa saja dihilangkan.
3.      Tidak mempertimbangkan pendapat manusia
4.      Data disimpan dalam pada alat bukan pada tempat yang disediakan manusia
5.      Peralatan komputer sangat bertenaga namun rumit dan rentan

Kelayakan dari Pengawasan
            Membangun sebuah struktur pengawasan internal yang efektif dan layak tidaklah mudah karena melibatkan lebih dari seluruh pengukuran pengamanan dan pengawasan yang terpikirkan maka masalah audit dan biaya harus dipertimbangkan.
o   Pertimbangan Audit
SIA biasanya akan mengalami masa-masa audit. Normalnya, struktur pengawasan internal akan diperiksa selama audit. Jadi, struktur pengawasan internal harus dirancang untuk dapat diaudit.
o   Pertimbangan Biaya-Manfaat
Menggabungkan pengawasan ke dalam sistem informasi akan juga menambah biaya. Menambahkan pengawasan setelah sistem diimplementasikan biasanya cenderung lebih mahal dan sulit. Maka internal auditor perusahaan harus melakukan analisis biaya-manfaat dimana pertanyaan kunci berikut harus diajukan : Akankah penambahan pengawasan khusus akan menghasilkan manfaat lebih besar dari biaya dari pengawasan tersebut?. Jika jawabannya Ya, dan terdapat jaminan yang masuk akal bahwa pengawasan akan mencapai tujuan tertentu, maka pengwasan tersebut perlu dilakukan.
Kekuatan untuk Mengembangkan Pengawasan
            Dalam beberapa dekade, beberapa kekuatan telah muncul untuk mendorong perkembangan sistem pengawasan internal. Mungkin kekuatan yang paling berpengaruh adalah para manajer, asosiasi profesional, dan badan pemerintah.
·         Kebutuhan Manajemen
Para manajer dari perusahaan kebanyakan telah menyadari akan resiko penting mereka dalam struktur pengawasan internal yang memadai. Sebagai pengguna utama dari informasai SIA, mereka menyadari potensi akan pengambilan keputusan yang buruk sebagai akibat dari informasi yang tidak akurat dan tidak lengkap. Lebih jauh, dengan bertambahnya ketergantungan terhadap sistem komputer, mereka telah memiliki kesadaran atas adanya pelanggaran keamanan.
·         Kepedulian Etika dari Asosiasi Profesional
Asosiasi akuntansi profesional seperti AICPA telah memiliki kode etik atau kode profesionalisme yang telah diberlakukan selama bertahun-tahun. Salah satu tujuan paling penting dari kode etis ini adalah untuk membantu para profesional memilih diantara alternatif yang ada namun tidak jelas. Kode profesional meliputi aturan tentang independensi, kompetensi teknis, dan praktek yang sesuai selama audit dan konsultasi yang melibatkan sistem informasi.
·         Tindakan dan Keputusan yang dipilih Badan Pemerintah
Investgasi oleh agen pemerintah seperti SEC telah mengungkapkan kegiatan ilegal di dalam perusahaan-perusahaan Amerika yang tidak dideteksi oleh struktur pengawasan internal mereka. Sebagai konsekuensinya, Kongres mengeluarkan Tindakan Praktek Korupsi Asing pada tahun 1977. Tidakan ini membutuhkan kerjasama untuk memikirkan dan menjaga struktur pengawasan internal yang memadai. Tahun 1984, kongres mengeluarkan Penipuan Komputer dan Tindakan Penyalahgunaan (yang diamandemen tahun 1986). Dibawah peraturan ini, mengetahui, memiliki maksud untuk menipu, memperoleh akses yang tidak resmi ke instistusi keuangan, pemerintah atau sistem operasi komputer antar negara bagian adalah sebuah kejahatan. 

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Nilai, Konsep Sikap, dan Kepuasan Kerja

I.        Konsep Nilai M encerminkan keyakinan-keyakinan dasar bahwa “bentuk khusus perilaku atau bentuk akhir keberadaan secara pribadi atau sosial lebih dipilih dibandingkan dengan bentuk perilaku atau bentuk akhir keberadaan perlawanan atau kebaikan.” Nilai mengandung unsur pertimbangan yang mengemban gagasan-gagasan seorang individu mengenai apa yang benar, baik, dan diinginkan. Nilai mempunyai baik atribut isi maupun intensitas. Atribut isi mengatakan bahwa bentuk perilaku atau bentuk-akhir keberadaannya adalah penting. Atribut intensitas menjelaskan seberapa penting hal itu. Ketika kita memperingatkan nilai-nilai individu berdasarkan intensitasnya, kita peroleh sistem nilai orang tersebut. Secara umum dapat dikatakan nilai itu relatif stabil dan kokoh. a)       Pentingnya Nilai Nilai penting untuk mempelajari perilaku organisasi karena nilai menjadi dasar untuk memahami sikap dan motivasi serta karena nilai mempengaruhi persepsi kita. Individu-individu memasuki organis

Pengertian Padmasana dan Aturan Pembuatan Padmasana secara detail

Mengingat rekan-rekan sedharma di Bali dan di luar Bali banyak yang membangun tempat sembahyang atau Pura dengan pelinggih utama berupa Padmasana, perlu kiranya kita mempelajari seluk beluk Padmasana agar tujuan membangun simbol atau “Niyasa” sebagai objek konsentrasi memuja Hyang Widhi dapat tercapai dengan baik. ARTI PADMASANA Padmasana atau (Sanskerta: padmāsana) adalah sebuah tempat untuk bersembahyang dan menaruh sajian bagi umat Hindu, terutama umat Hindu di Indonesia.Kata padmasana berasal dari bahasa Sanskerta, menurut Kamus Jawa Kuna-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Dr. P.J. Zoetmulder  (Penerbit Gramedia, 1995) terdiri dari dua kata yaitu : “padma” artinya bunga teratai dan “asana” artinya sikap duduk. Hal ini juga merupakan sebuah posisi duduk dalam yoga.Padmasana berasal dari Bahasa Kawi, menurut Kamus Kawi-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Drs.S. Wojowasito (Penerbit CV Pengarang, Malang, 1977) terdiri dari dua kata yaitu: “Padma” artinya bunga teratai, a

Makna Acintya Dalam Hindu

Paling tidak ada dua makna yang dapat diurai berkaitan dengan “Acintya” ini. Pertama, Acintya sebagai suatu istilah yang didalam kitab suci Bhagavadgita II.25, XII.3 atas Manawadharmasastra I.3 disebut dengan kata: Acintyah, Acintyam atau Acintyasa yang artinya memiliki sifat yang tidak dapat dipikirkan. Dalam bahasa Lontar Bhuwana Kosa, “Acintyam” bahkan diberi artian sebagai “sukma tar keneng anggen-anggen”: amat gaib dan tidak dapat dipikirkan. Lalu siapa yang dikatakan memiliki sifat tidak dapat dipikirkan itu, tidak lain dari Sang Paramatman (Hyang Widhi) termasuk Sang Atman itu sendiri. Jadi, sebagai suatu istilah, “Acintya” mengandung makna sebagai penyebutan salah satu sifat kemahakuasaan Tuhan. Kedua, Acintya sebagai symbol atau perwujudan dari kemahakuasaan Tuhan itu sendiri. Bahwa apa yang sebenarnya “tidak dapat dipikirkan” itu ternyata “bisa diwujudkan” melalui media penggambaran, relief atau pematungan. Maka muncullah gambar Acintya di atas selembar kain puti