PENDAHULUAN
Beberapa nilai
yang berhubungan dengan saham akan dibahas disini, diantaranya nilai buku (book
value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai
buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten. Nilai pasar
merupakan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsik merupakan nilai
sebenarnya dari saham.
Mengetahui nilai
pasar dan nilai intrinsik dapat digunakan untuk mengetahui saham-saham mana
yang murah, tepat nilainya atau yang mahal. Nilai intrinsik merupakan nilai
sebenarnya dari perusahaan. Nilai pasar yang lebih kecil dari nilai
intrinsiknya menunjukkan bahwa saham tersebut dijual dengan harga yang murah
(undervalued), karena investor membayar saham tersebut lebih kecil dari yang seharusnya
dia bayar.
NILAI
BUKU DAN NILAI-NILAI LAIN YANG BERHUBUNGAN
Untuk menghitung
nilai buku suatu saham, beberapa nilai yang berhubungan dengannya perlu
diketahui, nilai-nilai ini adalah nilai nominal (par value), agio saham
(additional paid-in capital atau in excess of par value), nilai modal yang
disetor (paid-in capital) dan laba yang ditahan (retained earnings).
1.
Nilai Nominal
Nilai
nominal ( Par value) suatu saham adalah nilai kewajiban yang ditetapkan untuk
tiap- tiap lembar saham. Nilai nominal adalah modal per lembar yang harus
ditahan di perusahaan untuk proteksi kepada kreditor yang tidak dapat diambil
oleh pemegang saham. Untuk saham yang tidak mempunyai nilai nominal, dewan
direksi umumnya menetapkan sendiri ( stated value) per lembarnya. Jika tidak
ada nilai yang ditetapkan maka yang dianggap sebagai modal adalah semua
penerimaan bersih (proceed) yang diterima oleh emiten pada waktu mengeluarkan
saham bersangkutan.
2.
Agio
Saham
Merupakan selisih yang
dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan dengan nilai nominal sahamnya.
Misalnya, nilai nominal saham biasa per lembar adalah Rp 5.000,- dan ini dijual
sebesar Rp 8.000,- per lembar. Maka agio saham per lembar sebesar Rp 3.000,-.
3.
Nilai
Modal Disetor
Nilai modal disetor (paid in
capital) merupakan total yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan
emiten untuk ditukarkan dengan saham preferen atau dengan saham biasa. Nilai
modal disetor merupakan penjumlahan total nilai nominal ditambah dengan agio
saham.
4.
Laba
Ditahan
Laba ditahan (retained earnings)
merupakan laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Laba yang tidak
dibagikan ini diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai sumber dana
internal. Laba ditahan dalam penyajiannya di neraca menambah total laba
disetor. Karena laba ditahan ini milik pemegang saham yang berupa keuntungan
tidak dibagikan, maka nilai ini juga akan menambah ekuitas pemilik saham di
neraca.
5.
Nilai
Buku
Nilai buku (book value) per lembar
saham menunjukkan aktiva bersih (net assets) yang dimiliki oleh pemegang saham
dengan memiliki satu lembar saham. Karena aktiva bersih adalah sama dengan
total ekuitas pemegang saham, maka nilai buku per lembar saham adalah total
ekuitas dibagai dengan jumlah saham yang beredar. Maka rumusnya:
|
Perhitungan
nilai buku per lembar saham untuk dua macam kelas saham adalah sebagai berikut:
a. Hitung
nilai ekuitas saham preferen
Nilai ekuitas dihitung
dengan mengalikan nilai tebus (call price) ditambah dengan deviden yang di
arrears dengan lembar saham preferen yang beredar.
b. Hitung
nilai ekuitas saham biasa
Nilai ekuitas saham
biasa dihitung dengan mengurangi nilai total ekuitas dengan nilai ekuitas saham
preferen.
c. Nilai
buku saham biasa dihitung dengan membagi nilai ekuitas saham biasa dengan
jumlah lembar saham biasa beredar.
Nilai Pasar
Nilai pasar (market value) adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada
saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ditentukan oleh
permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa.
Nilai
Intrinsik
Nilai intrinsik (intrinsic value) atau nilai fundamental (fundamental value) yaitu nilai seharusnya atau sebenarnya dari
harga saham yang diperdagangkan. Terdapat dua analisis untuk menentukan nilai
sebenarnya dari saham. Yaitu analisis sekuritas fundamental (fundamental security analysis) atau
analisis perusahaan (company analysis)
dan analisis teknis (technical analysis).
Analisis fundamental menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari
keuangan perusahaan (laba, deviden yang dibayar, penjualan) biasanya sering
dilakukan oleh akademisi. Analisis teknis menggunakan data pasar dari saham
(harga dan volume transaksi saham) sering dilakukan oleh praktisi dalam
menentukan harga saham.
1.
Pendekatan
nilai sekarang
Pendekatan
nilai sekarang (capitalization of income
method) yaitu proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan
menjadi nilai sekarang. Terdapat tiga jenis pembayaran deviden perusahaan,
yaitu: pembayaran dividen tidak teratur, dividen konstan tidak bertumbuh dan
pertumbuhan dividen konstan. Model diskonto deviden (devidend discount model) untuk menghitung nilai intrinsik saham
adalah:
a.
Pembayaran
dividen tidak teratur yaitu dividen tiap periode tidak
memiliki pola yang jelas dan bahkan tidak membayar dividen pada kondisi
tertentu.
P0* = + + … +
b.
Dividen
konstan tidak bertumbuh perusahaan membayar dividen yang
konstan dimana nilainya sama dari waktu ke waktu.
P0* =
c.
Pertumbuhan
dividen konstan yaitu membayar dividen yang selalu naik
dengan tingkat pertumbuhan yang konstan.
k = suku bunga diskonto
g = tingkat pertumbuhan dividen
Rumus di atas menunjukkan hubungan antara harga saham seharusnya (
nilai intrinsik ) dengan dividen per lembar, tingkat bunga diskonto atau
tingkat pengembalian yang diinginkan dan pertumbuhan dividen adalah sebagai
berikut:
1. Hubungan antara harga saham seharusnya ( nilai intrinsik ) dengan
dividen per lembar adalah positif yaitu semakin besar dividen yang dibayar,
semakin besar harga dari saham.
2. Hubungan antara harga saham seharusnya ( nilai intrinsik ) dengan
pertumbuhan dividen adalah positif, yaitu semakin besar pertumbuhan dividen,
semakin besar harga dari saham
3. Hubungan antara harga saham seharusnya ( nilai intrinsik ) dengan
tingkat bunga diskonto adalah negative, yaitu semakin besar tingkat bunga
diskonto, semakin kecil harga dari saham.
d.
Harga Jual Akhir dimana tidak semua investor menyukai dividen dan akan memegang saham
selamanya. Investor ini biasanya mementingkan capital gain dibandingkan
dividen. Capital gain adalah keuntungan penjualan saham akibat selisih dari
harga jual saham dengan harga belinya. Jika investor menjual sahamnya pada
periode ke-n sebesar Pn, maka rumus nilai intrinsic saham adalah sebagai
berikut:
Pn = nilai harga
jual dari saham atau disebut dengan nilai terminal, yaitu nilai akhir yang
diterima oleh investor.
2.
Pendekatan PER
Alternatif
selain menggunak arus kas atau arus dividen dalam menghitung nilai intrinsik
saham adalah dengan menggunakan nilai laba perusahaan (earnings). Pendekatan
yang paling popular yang menggunakan nilai earnings untuk mengestimasi nilai
intrinsik adalah pendekatan earnings multiplier. PER ( price earnings ratio)
menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earnings. Ratio ini menunjukkan
berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari
earnings.
Rumus PER dapat diderivasi dengan
membagi kedua sisi persamaan diatas dengan nilai E1, sehingga didapatkan:
Rumus diatas menunjukkan
factor-faktor yang menentukan besarnya PER, yaitu:
1. PER berhubungan positif dengan ratio pembayaran dividen terhadap
earnings
2. PER berhungan negative dengan tingkat pengembalian yang diinginkan
3. PER berhubungan positif dengan tingkat pertumbuhan dividen.
Comments
Post a Comment