PERAN
AUDITOR DAN AKUNTAN
Sebagian besar jurusan akuntansi
mengisi posisi internal maupun eksternal auditor dan akan sangat dilibatkan
dalam program dan proses audit. Para akuntan pemerintah atau industri akan
membantu auditor untuk mengevaluasi informasi yang dihasilkan dan mengendalikan
kelemahan pada system. Mereka yang dilibatkan dalam sistem analisis dan desain
diharapkan dapat mengembangkan sebuah sistem yang menyediakan informasi yang
handal. Pemakaian auditor terus meningkat sebagai penasehat selama merancang
pengembangan sistem. Auditor mungkin membantu dalam pemilihan ukuran keamanan
dan kendali, menaksir cost, dan pengendalian keuntungan dan penentuan prosedur
audit yang paling efektif.
TIPE
AUDIT
Audit yang dilaksanakan sesuai
tipe perusahaan yaitu operasional, compliance, pengembangan system, internal
control, financial dan kecurangan audit. Empat jenis auditor yang dilibatkan
dalam menyelenggarakan audit yang di list adalah :
Internal auditor adalah karyawan
perusahaan, yang pada umumnya melaksanakan compliance, operasional,
pengembangan sistem, pengawasan intern dan kecurangan audit.
Ekstenal auditor adalah akuntan
publik independen yang ditugaskan oleh perusahaan, secara khusus melaksanakan
audit keuangan. Dalam berbagai macam audit keuangan, eksternal auditor dibantu
oleh internal auditor. akantetapi auditor eksternal yang bertanggung jawab
untuk menegaskan kewajaran laporan keuangan.
Goverment auditor, melaksanakan
pemenuhan audit atau menguji laporan perusahaan atas pengawasan yang menyangkut
para pegawai pemerintahan. sebagai contoh, pemeriksa bank pemerintahan
melaksanakan audit bank, auditor yang dtugaskan oleh auditor negara yang
umumnya melaksanakan audit daerah dan para pegawai pemerintah.
Fraud auditor, mengkhususkan
dalam menyelidiki kecurangan dan bekerja secara tertutup dengan internal
auditor dan pengacara. fraud examminer misalnya: kesatuan FBI penyelidikan
kecurangan, perusahan besar akuntan publik , IRS, perusahaan asuransi.
Jenis-jenis audit :
·
Operational audit, terkonsen pada
efisiensi dan efectifitas dengan semua sumberdaya yang digunakan untuk
melaksanakan tugas, cakupanya meliputi kesesuaian praktik dan prosedur dengan
peraturan yang ditetapkan.
·
Compliance audit terkonsentrasi
pada cakupan undang-undang, peraturan pemerintah, pengendalian dan kewajiban
badan eksternal lain yang telah diikut.
·
Project manajement and change
control audit,(dulu dikenal sebagai suatu pengembangan sistem audit)
terkonsentrasi oleh efesiensi dan efektifitas pada berbagai tahap pengembangan
sistem siklus kehidupan yang sedang diselenggarakan.
·
Internal control audit
terkonsentrasi pada evaluasi struktur pengendalian internal.
·
Financial audit terkonsentrasi
pada kewajaran laporan keuangan yang menunjukan posisi keuangan, aliran kas dan
hasil kinerja perusahaan.
·
Fraud audit adalah nonrecurring
audit yang dilaksanakan untuk mengumpulkan bukti untuk menentukan apakah sedang
terjadi, telah terjadi atau akan terjadi kecurangan. Dan penyelesaian hal
sesuai dengan pemberian tanggung jawab.
BASIC
AUDITING CONSIDERATIONS
Etika
dan standar audit.
Kebutuhan akan etika. Setiap
profesi mempunyai standar professional dalam bertingkah laku dan prakteknya.
Statement ini ditulis dalam bentuk yang dapat dimengerti dan dapat dilaksanakan
berdasarkan aturan yang ada. Kode etik auditor menunjukkan sikap dan prinsip
yang harus ada pada auditor sehingga dapat memberikan kontribusi pada audit
yang efektif, melindungi kepentingan pemilik perusahaan yang diaudit, dan
menjaga hubungan yang baik dengan klien. Dalam lingkup auditing, kode etik
disebut codes of professional conduct. Internal auditor mengikuti
standar-standar praktik professional internal auditing. Sedangkan auditor
eksternal mengikuti pernyataan standar auditing. kedua standar ini mempunyai
banyak persamaan. Consultant independent yang berkecimpung dibidang manajemen
dan system informasi juga mempunyai kode etik. Kode etik ini dikembangkan oleh
AICPA yang serupa dengan standar auditor.
Isi
dari standar. Standar audit menentukan kualitas dan tingkah
laku yang professional. Standar ini dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok yang
pertama membicarakan mengenai standar umum audit yaitu berhubungan dengan
profesionalitas, dan independensi. Sedangkan standar yang kedua membicarakan
mengenai lingkup audit seperti halnya :
1.
Eveluasi struktur pengendalian
internal untuk menilai risiko pengendalian.
2. Review
terhadap semua dokumen dan catatan yang bersangkutan.
Efek
dari otomatisasi standar. Ketika perusahaan menggunakan
system informasi akuntansi berbasis computer, pasti akan berakibat pada
prosedur audit yang ditetapkan. Di lain pihak, dengan penggunaan system
teknologi tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Dengan kata lain,
otomatisasi sangat tidak berpengaruh pada standar auditing professional yang
berterima umum. Auditor dituntut untuk dapat menunjukkan profesionalismenya,
termasuk pelatihan dan kecakapan yang memadai. Auditor diminta untuk mengikuti
proses audit yang sama. Proses ini terdiri dari evaluasi terhadap internal control
yang ada, termasuk saat menggunakan computer-oriented.
Impact
of computerization on audit procedures
Seperti yang telah diterangkan,
audit yang melibatkan SIA akan dipengaruhi oleh metode processing yang
diterapkan. Luas/cakupan dari computer processing yang digunakan dalam aplikasi
akuntansi, seperti halnya tingkat kompleksitas processing, mungkin juga
berpengaruh terhadap sifat, timing, dan luas dari prosedur audit.
Sebagai contoh, computer based
system tidak menyediakan audit trail (jejak audit) yang nampak. Audit dalam
sistem ini memerlukan hasil printout dari jurnal dan buku besar dan file record
yang lain. Dengan penggunaan real-time processing system akan menambah tingkat
kesulitan, dikarenakan sistem ini beroperasi tanpa membutuhkan dokumen sumber.
Selain itu, sistem ini juga melakukan record secara update. Microcomputer
hardware dapat dicuri dengan mudah dan dapat pila diakses oleh pihak-pihak yang
tidak berwewenang. Sedangkan paket microcomputer software sering diproses tanpa
pengecekan yang cukup. Network komputer memancarkan data ke berbagai wilayah
terutama ke wilayah yang peka terhadap akses tanpa otorisasi dan gangguan. Jika
keadaan ini mempengaruhi struktur internal control mak juga akan mempengaruhi
proses audit.
Dikarenakan tingginya tingkat
kompleksitas dari computer based processing, maka dibutuhkan tipe auditor
khusus yaitu auditor sistem informasi komputer atau the computer information
system auditor (CISA). CISA menguasai skill khusus, misalnya pengetahuan
mengenai hardware dan software komputer, database technology, data
communications technology, and computer oriented control and audit technique.
Idealnya, auditor seharusnya mengusai berbagai skill yang dimiliki CISA.
Bagaimanapun, keberadaan CISA yang berpengetahuan yang lebih mengenai teknologi
informasi akan selalu dibutuhkan untuk membantu proses audit dalam sistem
komputer yang kompleks.
Transaction
cycle approach to auditing
Beberapa survei mengenai proses
transaksi telah berorientasi pada cycle approach (pendekatan siklus).
Pendekatan ini, sangat berguna bagi proses audit karena auditor dapat
memperoleh pemahaman yang mendalam tentang struktur internal control.
Pendekatan ini juga dapat menyederhanakan audit review. Contohnya, penerapan
control yang identik antara siklus revenue dengan siklus expenditure yang
dikarenakan kedua siklus ini berhubungan, maka model proses yang diberikan juga
sama.
AUDITING
PROCESS
Terdapat lima tahap dalam audit
keuangan, yaitu:
1.
Perencanaan audit pendahuluan
2. Review
pendahuluan dan assesment terhadap struktur pengendalian internal
3. Pengujian
pengendalian dalam audit
4. Pengujian
substantive
5.
Pelaporan audit
Perencanaa
audit pendahuluan
Tahap pertama ini untuk
menentukan kebutuhan audit serta menetapkan cakupan dan tujuan audit. Langkah selanjutnya
mencari informasi mengenai industri perusahaan, meneliti kertas kerja tahun
sebelumnya, mempersiapkan program audit, memperoleh pemahaman mengenai bisnis
perusahaan dan mempersiapkan prosedur analitis. Prosedur analitis adalah tes
untuk menguji hubungan antara data keuangan dan non keuangan dan untuk
menyelidiki ketidakkonsistenan yang material.
Review
pendahuluan dan assesment terhadap struktur pengendalian internal
Kegiatan yang dilakukan adalah:
Pemeriksaan,
Dokumentasi, dan Penilaian Sistem Pengendalian Internal.
Auditor harus memahami terlebih dahulu mengenai sistem pengendalian internal
perusahaan. Dengan pemahaman tersebut, auditor dapat menilai kekuatan dan
kelemahan sistem pengendalian internal. Auditor sebaiknya menggunakan berbagai
teknik untuk mengumpulkan fakta, seperti memeriksa kembali catatan dan dokumen,
mengamati kegiatan, interview dengan personel inti dan memberikan kuisioner.
Menilai
dan Mengelompokkan Tingkat Resiko Pengendalian.
Terdapat beberapa langkah :
Auditor melakukan penilaian
pendahuluan berkaitan dengan keefektifan operasi dalam struktur pengendalian
internal dan pengendalian khusus yang diterapkan dalam SIA harus
diidentifikasi.
Auditor harus membuat judgement
(penilaian) agar pengendalian internal yang diimplementasikan adalah
pengendalian yang kritis dan mereka dapat bekerja sesuai yang ditentukan oleh
manajemen.
Auditor harus menilai setiap
kekuatan pengendalian internal, sehingga risiko pengendalian dapat
diperkirakan. Pada tingkat di mana risiko itu berada dalam suatu kisaran yang
dapat diterima, auditor mempersiapkan program audit yang menunjukkan langkah
pengujian kekuatan pengendalian yang terkait. Resiko pengendalian diartikan
sebagai risiko yang menunjukkan pernyataan salah secara material dalam
asersi-asersi yang mengarah pada kesalahan yang signifikan dalam laporan
keuangan.
Keefektifan
Biaya dalam Pengujian Pengendalian. Pengujian
terhadap risiko pengendalian pendahuluan harus mempertimbangkan faktor biaya.
Oleh karena itu alternatif yang mungkin bisa dilakukan oleh seseorang dengan
adanya audit lebih memperluas prosedur pengujian substanstif.
Pengujian
Pengendalian Dalam Audit
Kegiatan yang dilakukan dalam
tahap ini adalah :
1.
Melakukan Pengujian Pengendalian.
Pengujian pengendalian adalah pengumpulan bukti-bukti yang berfungsi secara
efektif dan konsisten.
2. Mengevaluasi
Pengujian Pengendalian yang diperoleh. Setelah memperoleh hasil-hasil
pengujian, auditor dapat mengevaluasi efektifitas operasional dari sistem
pengendalian internal. Bukti tersebut mendukung penemuan audit untuk tiap-tiap
siklus transaksi yang dievaluasi. Evaluasi yang dihasilkan ini menunjukkan
judgement auditor yang terbaik berkaitan dengan (a) memadainya pengendalian
yang diamati dan (b) kemampuan menemukan ketidakcukupan hasil pengujian.
3. Penilaian
Akhir terhadap Risiko Pengendalian. Berdasarkan evaluasi di atas auditor
menilai tingkat risiko pengendalian tertentu untuk tiap-tiap kelompok transaksi
yang utama. Tingkat risiko pengendalian akhir memberikan dasar untuk memperkirakan
tingkat risiko yang terdeteksi yang akan datang, sifat, waktu, serta luasnya
prosedur pengujian substantif.
4. Mengembangkan
Program Audit Final. Program audit meliputi prosedur-prosedur khusus yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan audit. Auditor menyatakan sifat dan prosedur
pengujian yang menunjukkan luas dan waktu dibutuhkan.
Pengujian
substantif pada fase audit
Langkah-langkahnya adalah:
Memilih dan Melaksanakan
Pengujian Substanstif. Pengujian substantiv merupakan bagian terbesar dari
program audit.Tujuan dari pengujian substantiv dalam audit keuangan adalah
untuk memberikan asersi laporan keuangan yang valid yang dibuat oleh manajemen.
Tiga pengujian substantiv tersebut adalah :
1.
Melakukan prosedur analitis
final.
2. Menguji
rekening neraca.
3. Menguji
secara rinci kelompok-kelompok transaksi. Jumlah pengujian substantiv
didasarkan pada risiko terdeteksi final untuk tiap-tiap golongan transaksi
utama.
Mengevaluasi
Pengujian Substantif. Dalam evaluasi ini, hasil
pengujian yang dapat diterima, untuk meminimalisasi kemungkinan
kesalahan-kesalahan yang material dan pernyataan yang salah dalam asersi
laporan keuangan. Hasil pengujian yang tidak dapat diterima memerlukan
penambahan sample dalam transaksi sebelum audit dapat diselesaikan.
Pelaporan
audit (Kesimpulan pada dokumen)
Tahap final audit ini adalah
untuk memberikan laporan audit berkaitan dengan permasalahan yang ada di
perusahaan.Langkah-langkahnya adalah :
1.
Mencatat Laporan Audit.
2. Mencatat
Kondisi-kondisi yang dapat dilaporkan. Auditor harus membuat catatan atas
kondisi-kondisi yang dilaporkan kepada dewan audit, mencakup
kecurangan-kecurangan yang signifikan dalam perancangan atau operasi dari
sistem pengendalian internal perusahaan.
TEKNIK
DAN PENDEKATAN PENGAUDITAN BERBASIS KOMPUTER
Teknik yang spesifik hanya
diaplikasikan untuk sistem informasi pemrosesan transaksi secara otomatis.
Teknik ini dapat digunakan untuk pengujian pengendalian atau pengujian
substantif. Namun begitu, sistem ini tidak bisa menggunakan sistem flowchart,
data flow diagram dan kuisioner dalam mereview struktur pengendalian intern.
Tiga teknik pengujian yang berbasis komputer (Computer Assisted Audit
Techniques/CAAT) yaitu pengauditan sekitar komputer, pengauditan melalui
komputer, pengauditan dengan menggunakan komputer. Auditor intern dan ekstern
dapat menggunakan tiga teknik pendekatan ini secara efektif.
Pengauditan
Sekitar Komputer
Pendekatan pengauditan sekitar
komputer (auditing around the computer) memperlakukan komputer sebagai “kotak
hitam”. Pendekatan ini difokuskan pada input dan outputnya. Asumsi yang
mendasari pendekatan ini yaitu jika auditor dapat menunjukkan output yang
aktual adalah hasil yang benar yang diharapkan dari sekumpulan input untuk
sistem pemrosesan, maka pemrosesan komputer harus difungsikan menggunakan cara
yang andal. Teknik yang penting dalam pendekatan ini meliputi penelusuran dan
pemilihan transaksi dari dokuman sumber untuk meringkas transaksi dan catatan
serta sebaliknya. Pendekatan pengauditan sekitar komputer adalah non processing
data method. Auditor tidak menyiapkan simulated data transaction atau
menggunakan file-file auditee yang aktual untuk memprosesnya dengan program
komputer auditee. Pendekatan sekitar komputer akan tepat, jika kondisi berikut
ini terpenuhi :
1.
Audit trail lengkap dan visible.
Oleh karena itu dokumen sumber digunakan untuk semua transaksi, jurnal-jurnal
terinci dicetak dan referensi transaksi dipindahkan dari jurnal ke buku besar
dan laporan ringkas.
2. Pemrosesan
operasi yang secara relatif tidak rumit dan volumenya rendah.
3. Dokumennya
lengkap, seperti data flow diagram dan sistem flowchart, yang tersedia bagi
auditor.
Pengauditan
Melalui Komputer
Karena pendekatan sekitar
komputer tidak mencukupi, pendekatan alternatif dibutuhkan untuk pengauditan
berbasis komputer (auditing through the computer), yang secara langsung
difokuskan pada tahap pemrosesan dan edit check, serta programmed check. Pendekatan
ini disebut dengan pengauditan melalui komputer. Asumsi dari pendekatan ini
adalah jika program dikembangkan dengan menambah programmed check, kesalahan
(error) dan ketidakberesan akan dapat terdeteksi, sehingga dapat dikatakan
dapat dipercaya.
Pendekatan
pengauditan melalui komputer dapat
diaplikasikan untuk semua sistem otomatisasi pemrosesan yang kompleks. Bahkan
jika biayanya efektif dan memungkinkan, pendekatan sekitar komputer dan
pengauditan melalui komputer dapat dikerjakan untuk pekerjaan audit yang sama.
Dengan mengerjakan secara bersamaan, keuntungannya menjadi lebih besar dan
tujuan audit dapat tercapai.
Pengauditan
Dengan Menggunakan Komputer
Pendekatan ini menggunakan
komputer (auditing with the computer) untuk tujuan pengerjaan tahap-tahap
program audit yang terinci. Pendekatan ini juga digunakan untuk mengotomatisasi
aspek tertentu dalam proses pengauditan. Komputer ditransformasikan pada audit
scene selama mereka dapat mengerjakan jumlah fungsi audit, seperti pengujian
pengendalian dan pengujian substantive. Auditor dapat menggunakan paket-paket
spreadsheet excel, untuk menciptakan spreadsheet yang berisi laporan keuangan
dari perusahaan yang diaudit. Pengembangan yang lain adalah template, efek
program dan format on screen dengan menggunakan paket software spreadsheet.
Template ini memungkinkan auditor untuk mengerjakan tugas yang sebelumnya
dikerjakan secara manual. Template didesain untuk membantu menyiapkan neraca,
memelihara pengulangan pemasukan jurnal, mengevaluasi hasil sampel, penjadwalan
dan mengelola waktu auditor dalam audit lapangan, melaksanakan pengujian yang
masuk akal terhadap pengeluaran serta mengestimasi pengeluaran.
Pendekatan pengauditan dengan
komputer yang populer menggunakan software audit selama pengujian substantif
terhadap catatan dan file perusahaan. Software audit secara umum terdiri dari
kumpulan program rutin. Tipe software yang digunakan yaitu generalized audit
software (GAS) yang terdiri dari satu atau lebih program rutin yang dapat
diterapkan pada berbagai situasi dan berbagai tipe organisasi. GAS sering
dipakai untuk melakukan substantive test dan digunakan test of control yang
terbatas. Sebagai contoh GAS sering dipakai untuk mengetes fungsi algoritma
yang komplek dalam program computer. Tetapi ini memerlukan pengalaman yang luas
dalam penggunaan software ini.
Audit
Software, penggunaan software dalam melaksanakan
audit dengan koputer dapat membantu dalam pengujian substantive catatan dan
file perusahaan. Tipe software audit yang utama adalah GAS (Generalized Audi
Software), yang terdiri dari satu atau lebih program yang applicable pada
bernagai situasi audit pada suatu perusahaan. ACL (Audit Comand Language)
merupakan interaktif, yang menghubungkan user dengan computer. ACL membantu
auditor untuk untuk menganalisis data klien dengan beberapa fungsi, misalnya
attribute sampling, histogram generation, record aging, file comparation,
duplicate checking, dan file printing. Yang relative powerful, fleksibel dan
mudah dipelajari.sehingga auditor dapat memodifikasi program untuk situasi
khusus. Fungsi audit yang khas yang tersedia pada paket GAS:
1.
Extracting
data from files, GAS harus mempunyai kemampuan
untuk menyuling dan retrieve data dari berbagai struktur, media, dan bentuk
catatan file pada saat digunakan untuk mengaudit perusahaan yang bervariasi.
Setelah di suling, data diedit dan kemdian ditransfer pada audit work file,
penyimpanan data tersedia untuk digunakan dengan program lain yang ada pada
GAS.
2.
Calculating
With data, beberapa step dalam audit terdiri dai
addition, subtraction, multiplication dan division operation. Contohnya koreksi
jurnal dilakuka dengan menjural ulang.
3.
Performing
comparisons with data, perbandingan mungkin dilakukan
untuk menyeleksi data elemen untuk di tes untuk memastikan adanya konsistensi
diantara data elemen dan untuk memverifikasi apakah kondisi tertentu telah
didapat. GAS seharusnya menyediakan logical operator seperti equal, less than,
dan greater than.
4.
Sumarizing
data, data elements harus sering di ringkas
untuk memberikan dasar untuk perbandingan. Contoh: list detail gaji harus
diringkas untuk dibandingkan dengan laporan penggajian.
5.
Analyzing
data, berbagai data harus dianalisis untuk
memberikan dasar review atas trend perusahaan. Contohnya, piutang harus
ditaksir umurnya utuk menentukan kemungkinan piutang tersebut dapat ditagih.
6.
Reorganizing
data, data elemen perlu untuk di sortir atau
digabungkan. Contohnya: berbaga produk yang dijual perusahaan boleh mungkin di
re-sorted secara ascending berdasar jumlah total penjualan untuk membantu
analisis penjualan.
7.
Select
sample for testing. Dalam audit, tidak semua data
dapat di uji. Sample harus diambil secara random. Contohnya sample customer
dapat dipilih secara random dari catatan piutang dagang.
8.
Gathering
statistical data, seorang auditor sering
membutuhkan data-data statistik. Contohnya: mean dan median dari penjualan
produk.
9.
Printing
Confirmation Request, analyses, and other output.
Manfaat
GAS:
1.
Memungkinkan auditor untuk
mengakses catatan computer yang dapat dibaca untuk berbagai macam aplikasi dan
organisasi.
2. Memungkinkan
auditor untuk memeriksa lebih banyak data daripada jika auditor masih
menggunakan proses manual.
3. Dapat
melakukan berbagai macam fungsi audit secara cepat dan akurat, termasuk
pemilihan sample secara statistic.
4. Mengurangi
ketergantungan pada nonauditing personel untuk melakukan peringkasan data,
dengan demikian auditor dapat mengelola pengendalian audit yang lebih baik.
5. Auditor
hanya memerlukan pengetahuan yang cukup (tidak begitu dalam) tentang computer.
Keterbatasan
GAS:
GAS tidak memeriksa application
programe dan programmed check secara langsung sehingga tidak dapat menggantikan
audit –through-the-computer-techniques.
AUDIT
OPERASIONAL DALAM DEPARTEMEN PEMROSESAN INFORMASI
Sifat
Audit Operasional Pemrosesan Data
Satu tipe utama audit operasional
meliputi pengauditan fungsi pemrosesan informasi. Audit operasional pemrosesan
data secara sistematis memperkirakan keefektifan unit-unit dalam mencapai
tujuan dan mengidentifikasikan kondisi yang dibutuhkan untuk perbaikan.
Pemrosesan data audit operasional mempunyai sifat yang luas meliputi semua
kegiatan departemen pemrosesan atau mungkin dihubungkan dengan segmen khusus
dalam kegiatan tersebut, tergantung pada tujuan manajemen. Situasi Yang Muncul
Dalam Audit Operasional Pemrosesan Data
Dalam hal pemrosesan data yang
umumnya terjadi adalah :
1.
Biayanya tinggi untuk penyediaan
jasa komputer.
2. Bagian
utama dari rencana perusahaan.
3. Usulan
perolehan hardware yang utama atau meng-upgrade software.
4. Ketidakmampuan
menerima pemrosesan data komputer secara eksekutif.
5. Kebutuhan
pemrosesan data eksekutif yang baru untuk penilaian secara intensif.
6. Ketidakteraturan
perputaran personil dalam departemen pemrosesan data.
7. Usulan
untuk mengkonsolidasi atau mendistribusikan sumberdaya pemrosesan data.
8. Merupakan
sistem utama yang tidak responsif terhadap kebutuhan atau sulit dalam
pemeliharaan.
9. Meningkatnya
jumlah komplain user.
Proses
Audit Operasional Pemrosesan Data
Audit
planning phase. Audit operasional pada fungsi data
processing tidak mempunyai starting place, tetapi berpedoman pada tujuan audit.
Masing-masing audit mempunyai ciri khas dan memerlukan individual treatment
karenanya lingkup audit berbeda sesuai dengan tujuannya. Dengan mengabaikan
lingkup audit, tugas pertama dalam audit operasional yaitu untuk memperkenalkan
diri pada organisasi dan DP departemen untuk diaudit. Hal ini adalah sebuah
tahap penting bagi auditor untuk memperoleh dan meninjau ulang latar belakang
informasi pada unit, aktivitas, dan fungsi yang akan diaudit.Tahap ini penting
dan sebaiknya diikuti dengan mengabaikan audit operasional yang dilakukan secara
internal. auditor sebaiknya mengumpulkan informasi dari klien untuk memperoleh
pemahaman tentang DP departemen dan tujuannya. Banyak latar belakang informasi
yang sebaiknya digunakan auditor pada tahap ini mencakup lokasi departemen DP,
nama manajer pada DP, no SDM pada DP berdasar level dan tipe,metode evaluasi
SDM, tingkat pertukaran SDM, tugas dan tanggung jawab karyawan, identifikasi
peralatan komputer yang digunakan dan identifikasi sistem operasi yang
digunakan. phisical layout chart pusat komputer sebaiknya diperoleh dari DP
manajer ( atau, jika tak tersedia, disiapkan oleh auditor). kerjasama DP
manajemen menjadi hal yang penting selama tahap perencanaan.
Preliminary
survey phase. setelah tujuan audit tealah
ditetapkan, dan lingkup audit telah ditentukan serta manajemen cooperation
diperoleh, maka auditor siap untuk preliminary survey. survei membantu auditor
untuk mengidentifikasi lingkup masalah, sensitive area, dan operasi yang rumit
tentang audit DP departement. Setelah preliminary survey, auditor harus bisa
menentukan tingkat kompleksitas audit operasional.selama preliminnary survey,
auditor akan mempelajari permasalahan operasional manajemen DP. Auditor perlu
mendalami mengenai DP center sehingga familiar dengan pengoperasiannya. Auditor
sebaiknya membuat rencana dalam mengusulkan petunjuk DP centernya dan bertindak
sebagai penghubung bagi semua data collection dan dokumentasi syang diperoleh.
Auditor akan membentuk rencana tahapan dalam operasi actual yang disesuaikan
dengan diskripsi tertulis maupun lisan dan pemahaman yang telah diberikan oleh
DP personil kepada auditor. Proses verifikasi ini memerlukan contoh transaksi
atau lingkup kerja yang diuji secara detail. Prelimanary phase pada operational
audit merupakan basis pada tahap pengujian audit yang terperinci. DP manajemen
sebaiknya diberitahu pengungkapan penyimpangan dan membantu dalam petunjuk pada
lingkup permasalahan. Auditor mendisain program audit untuk maenemukan
pertimbangan atau penyebab ketidakcocokan.
Detailed audit phase . Aktivitas
untuk menguji dan mengevaluasi tahap audit ini meliputi :
1.
Fungsi pengolahan informasi pada
organisasi
2. Praktek
dan kebijakan sumber daya manusia
3. Operasi
computer
4. Pengembangan
sistem dan implementasinya
5.
Aplication system operation
Lima area terdaftar ini
diharapkan dapat menyajikan beberapa faktor-faktor penting yang harus
dipertimbangkan. ketika mereka memberi auditor suatu pandangan umum tentang
komponen penting DP functioni dan dapat bertindak sebagai starting point yang
baik.
Reporting
Pada tahap penyelesaian
opersional audit laporan diberikan kepada manajemen dan komite audit
perusahaan.Isi dari laporan ini bervariasi sesuai pada harapan
manajemen.contohnya : laporan mungkin terdiri dari pendapat yang mengacu pada
fungsi pengelolaan informasi yang efektif dan efisien, dan saran-saran yang
membangun.Internal auditor diwajibkan untuk melakukan follow up pada report
audit findings dan memberikan rekomendasi untuk memastikan bahwa komite audit
mengambil langkah yang tepat.
Comments
Post a Comment