KOMUNIKASI
A. FUNGSI KOMUNIKASI
Fungsi komunikasi yakni: (1) kontrol, (2)
motivasi, (3) ekspresi emosional, dan (4) informasi. Semua fungsi komunikasi
tersebut penting untuk dipahami. Agar dapat berjalan efektif kelompok-kelompok
hendaknya melakukan kontrol atas anggotanya, merangsang anggotanya untuk
bekerja, menyediakan cara bagi mereka untuk meluapkan ekspresi emosional
mereka, dan membuat pilihan keputusan.
B. PROSES KOMUNIKASI
Proses komunikasi adalah langkah-langkah antara seorang sumber dan
penerimanya yang menghasilkan transfer dan pemahaman makna. Bagian-bagian
penting dari proses komunikasi adalah (1) pengirim, (2) penyandian, (3) pesan,
(4) saluran, (5) penerjemahan sandi, (6) penerima, (7) gangguan, dan (8) umpan
balik.
Saluran tersebut dipilih oleh pengirim yang menentukan apakah
pengirim hendak menggunakan saluran yang formal atau informal. Saluran formal (formal channels) disediakan oleh
organisasi dan berfungsi sebagai penyampai pesan-pesan yang berhubungan dengan
aktivitas professional dari para anggotanya. Sedangkan saluran informal (informal channel) bersifat spontan dan
timbul sebagai tanggapan terhadap pilihan-pilihan individual.
C. ARAH KOMUNIKASI
1. Downward
Komunikasi
ke bawah adalah komunikasi yang mengalir dari satu tingkatan dalam kelompok atau
organisasi ke tingkatan lebih rendah. Komunikasi inilah yang digunakan oleh
para pemimpin kelompok dan manajer untuk menetapkan tujuan, menyampaikan
intruksi, menginformasikan kebijakan serta prosedur kepada karyawan,
menunjukkan persoalan yang membutuhkan perhatian, dan menawarkan umpan balik
mengenai kinerja.
2. Upward
Komunikasi
ke atas mengalir menuju tingkatan yang lebih tinggi dalam suatu kelompok atau
organisasi. Komunikasi ini digunakan untuk memberikan umpan balik kepada
orang-orang yang memegang kekuasaan, memberi mereka informasi mengenai proses
pencapaian tujuan, dan menyampaikan masalah yang terjadi.
3.
Lateral
Ketika
komunikasi terjadi antar anggota dari kelompok kerja yang sama, di antara
anggota dari kelompok kerja pada tingkatan yang sama, antar manajer pada
tataran yang sama, atau di antara individu-individu yang setara secara
horizontal disebut komunikasi lateral. Komunikasi ini dibutuhkan untuk
menghemat waktu dan membantu koordinasi.
D. KOMUNIKASI INTERPERSONAL
1.
Komunikasi
Oral
Kekuatan
komunikasi lisan yaitu kecepatan dan umpan baliknya sehingga memungkinkan untuk
melakukan koreksi dengan segera. Tetapi kelemahan komunikasi lisan yaitu
semakin banyak orang yang harus dilalui oleh sebuah pesan, semakin besar
kemungkinan penyimpangannya.
2.
Komunikasi
Tertulis
Komunikasi
tertulis meliputi memo, surat, faks, e-mail, pesan instan, majalah
organisasional, pengumuman yang ditempelkan di papan bulletin, atau
sarana-sarana laim yang disampaikan melalui tulisan atu simbol. Komunikasi
tertulis mudah dan bisa diverifikasi. Pesan dalam bentuk cetakan membuat
pengirim amupun penerima memiliki dokumentasi dari komunikasi tersebut dan
pesan tersebut dapat disimpan selama waktu yang tak terhingga. Kata-kata yang
ditulis lebih hati-hati daripada kata-kata lisan. Selain itu, penulis
diharapkan lebih teliti dengan apa yang ingin disampaikan dalam sebuah pesan
tertulis daripada yang terucap. Sehingga komunikasi tertulis umumnya lebih
matang, logis, dan jelas.
3.
Komunikasi
Nonverbal
Komunikasi
nonverbal meliputi gerakan tubuh, intonasi atau tekanan yang kita berkan pada
kata-kata kita, mimik wajah, dan jarak fisik antara pengirim dan penerima
pesan.
E. KOMUNIKASI ORGANISASIONAL
1.
Formal Small-Group Networks
Guna
menyederhanakannya, dapat dikelompokkan jejaring menjadi tiga kelompok kecil
masing-masing terdiri atas 5 orang. Kelompok tersebut adalah rantai, roda, dan
seluruh saluran. Jaringan rantai secara kaku mengikuti rantai komando formal.
Jaringan ini mewakili saluran-saluran komunikasi yang dapat ditemui dalam suatu
organisasi tiga tingkat yang kaku. Roda bergantung pada satu figure sentral
yang bertindak selaku perantara komunikasi antara semua kelompok. Jaringan roda
merupakan contoh dari jaringan komunikasi yang akan ditemukan pada sebuah tim
dengan seorang pemimpin yang kuat. Jaringan seluruh saluran memungkinkan semua
anggota kelompok untuk saling berkomunikasi secara aktif.
2.
The Grapevine
Desas-desus
(grapevine) merupakan jaringan
informasi informal. Karakteristik desas-desus adalah hal ini tidak dikontrol
oleh manajemen, sebagian besar karyawan hal ini dapat diandalkan daripada
komunikasi-komunikasi formal yang dikeluarkan oleh manajemen puncak, dan dapat
digunakan untuk memuaskan kepentingan pribadi orang-orang di dalamnya. Agar
tidak terjadi hal-hal negatif maka ada beberapa saran yang dapat dilakukan
adalah mengumumkan daftar waktu untuk membuat keputusan penting, menjelaskan
berbagai keputusan dan perilaku yang tampak tidak konsisten atau bersifat
rahasia, menekankan aspek negatif dan positif dari keputusan-keputusan rencana
masa depan, secara terbuka mendiskusikan kemungkinan terburuk.
3.
Komunikasi
Berbantuan Komputer
a.
E-mail
Keunggulan: mudah dalam penulisan dan
pengeditan, dapat didistribusikan dengan cepat (fitur multiple receiver), lebih hemat karena tidak perlu mencetak.
Kelemahan: mengganggu aktivitas kerja bila
digunakan untuk kepentingan pribadi, email massal terkadang tidak diperhatikan,
kurang adanya sisi emosional sehingga kurang cocok untuk pemberitahuan yang
menimbulkan respon emosional, empati, atau dukungan sosial, misalnya tentang
PHK, penutupan pabrik, dll.
b.
Instant Messaging (IM)
-
Real-time
email
-
Biasanya terintegrasi dengan telepon seluler
atau Blackberry (BBM)
-
Keunggulan: cepat dan murah, cocok untuk
pesan-pesan singkat
-
Kelemahan: karyawan menjadi kurang konsentrasi
dan tidak fokus karena terlalu sering mengecek pesan di IM, dapat digunakan
untuk chatting pribadi
c.
Intranet dan Extranet Link
Intranet adalah jaringan informasi perusahaan
yang mirip dengan Web site namun hanya dapat diakses di dalam suatu organisasi
saja. Intranet digunakan sebagai media komunikasi antar karyawan. Perkembangan
terkini dalam intranet yakni digunakannya Wi-Fi untuk melakukan panggilan
telepon dalam suatu organisasi.
Sedangkan extranet menghubungkan antara
karyawan dengan pihak luar, misalnya suppliers,
customers, atau strategic partners.
d.
Videoconferencing (Vi-con)
Vi-con merupakan perluasan dari sistem
intranet dan ekstranet. Dengan vi-con karyawan dalam organisasi dapat melakukan
meeting dengan orang yang lokasinya
berbeda. Dilengkapi dengan live audio and
video images yang memungkinkan untuk melihat, mendengar, dan berbicara satu
sama lain. Dengan demikian biaya travelling
yang mahal dapat dihemat.
Dengan adanya bantuan komputer dalam proses komunikasi, organizational boundaries menjadi kurang
relevan. Komunikasi dapat dilakukan darimanapun dan kapanpun.
4.
Knowledge Management (KM)
KM
merupakan proses mengorganisasi dan mendistribusikan pengetahuan kolektif yang
dimiliki organisasi. Jika diterapkan dengan baik, KM dapat membuat kinerja
organisasi semakin baik dan kompetitif karena membuat karyawan lebih smart.
KM menjadi
penting setidaknya karena tiga alasan. Pertama, dalam banyak perusahaan, aset
intelektual sama pentingnya dengan aset fisik maupun aset finansial.
Kedua, knowledge akan hilang begitu saja jika
tidak ada upaya untuk menangkapnya. Ketiga, KM akan membuat kinerja organisasi
lebih efisien.
Hal-hal
yang diperlukan dalam pengembangan KM yakni data-base
informasi yang mudah diakses, kultur perusahaan agar memberi dukungan dan
apresiasi bagi karyawan yang ingin berbagi, serta mekanisme sharing dari karyawan yang keahliannya
sudah berkembang kepada yang lainnya.
KM diawali
dengan mengidentifikasi elemen pengetahuan yang penting bagi perusahaan.
Dilanjutkan dengan pengembangan network
dan data-base sehingga dapat dengan
mudah diakses siapa saja yang membutuhkan. Namun KM tidak dapat berjalan dengan
baik bila tidak didukung oleh kultur perusahaan. Pada akhirnya KM seharusnya
menyediakan mekanisme dan motivasi untuk berbagi pengetahuan yang bermanfaat
untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Information overload juga harus dicegah
dengan mendesain sistem yang menangkap informasi sesuai kebutuhan agar dapat
diakses dengan cepat.
F. PILIHAN SALURAN KOMUNIKASI
Riset menunjukkan bahwa tiap saluran
komunikasi memiliki kapasitas yang berbeda dalam membawa informasi. Suatu
saluran dikatakan “rich” apabila (1) mampu meng-handle multiple cues
(kata-kata, ekspresi wajah, bahasa tubuh, intonasi) sekaligus, (2)
memfasilitasi feedback dengan cepat, dan (3) bisa sangat personal.
Bukti menunjukkan bahwa high-performing managers lebih sensitif terhadap media daripada low-performing managers. Artinya, mereka
lebih mampu mencocokkan tingkat kekayaan media yang sesuai dengan permasalahan
ambiguitas komunikasi yang terjadi dalam organisasinya.
G. PENGHAMBAT KOMUNIKASI EFEKTIF
1.
Filtering
Manipulasi
informasi oleh pengirim pesan agar penerima pesan senang mendengarnya. Akibatnya,
informasi yang tersampaikan menjadi tidak akurat. Semakin banyak level vertikal
dalam hierarki organisasi, semakin besar pula peluang untuk filtering.
2.
Persepsi
Selektif
Menginterpretasi
secara selektif apa yang dilihat seseorang berdasarkan minat, latar belakang,
pengalaman, dan tingkah lakunya.
3.
Information Overload
Information overload dapat
menyebabkan informasi menjadi terabaikan, terlewatkan dan bahkan terlupakan.
Hasilnya, informasi bisa hilang dan komunikasi menjadi kurang efektif.
4.
Emosi
Perasaan
penerima pada saat pesan diterima akan mempengaruhi interpretasinya terhadap
pesan tersebut.
5.
Bahasa
Tiap
daerah memiliki logat bahasa tersendiri yang dapat mempengaruhi interpretasi
terhadap pesan.
6.
Communication Apprehension
Perasaan
was-was (nervous) ketika melakukan
komunikasi oral, sehingga lebih memilih untuk melakukan komunikasi tertulis.
H. ISU TERKINI DALAM KOMUNIKASI
1.
Batasan
Komunikasi antara Pria dan Wanita
Deborah
Tannen melakukan studi mengenai perbedaan pria dan wanita dalam konteks gaya
percakapannya. Beberapa diantaranya:
-
Pria menggunakan percakapan untuk menekankan
statusnya, sedangkan wanita melakukannya untuk menjalin koneksi
-
Bagi pria, percakapan merupakan sarana
mempertahankan status, kekuasaan, dan independensi, sedangkan wanita
menggunakannya untuk membangun kedekatan dimana orang akan berusaha mencari
konfirmasi dan dukungan
-
Pria sering mengeluh bahwa wanita senang
menceritakan masalahnya, sementara wanita mengeluh karena pria tidak suka
mendengarkan. Faktanya, ketika “dicurhati”, pria cenderung ingin memberi
solusi, sementara wanita yang “curhat” sebenarnya hanya ingin didengarkan dan
didukung
-
Pria lebih lugas (to-the-point) dibanding wanita yang umumnya berbasa-basi
2.
Diam
sebagai Bentuk Komunikasi
Diam dapat
berarti orang tersebut sedang memikirkan atau merenungkan respon yang ingin ia
berikan atas suatu pertanyaan. Diam dapat menandakan bahwa orang tersebut
was-was atau takut untuk berbicara. Diam bisa juga menjadi tanda persetujuan,
frustasi, atau kemarahan. Sebagai komunikator kita harus dapat menangkap sinyal
ini.
3.
Komunikasi
yang Benar Secara Politis
Menggunakan
gaya bicara, bahasa atau kata-kata yang tepat sesuai dengan lawan bicara kita.
Misalnya, ketika berbicara dengan orang tua tentu menggunakan bahasa yang sopan
dibandingkan berbicara dengan teman sebaya.
4.
Komunikasi
Lintas Budaya
Hambatan-hambatan
kultural dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Hambatan yang disebabkan semantik
Setiap kata-kata yang kita gunakan memiliki
arti-arti yang berbeda. Hal ini secara khusus berlaku bagi orang-orang dari
kultur nasional yang berbeda.
b. Hambatan yang disebabkan oleh konotasi kata
Kata-kata yang menyiratkan hal yang berbeda
dalam bahasa yang berbeda. Negosiasi antara eksekutif Amerika dan Jepang
menjadi lebih sulit akibat penggunaan kata hai pada Jepang yang berarti ya
sebagai ungkapan persetujuan dan sependapat bagi orang Jepang.
c. Hambatan yang disebabkan oleh perbedaan nada
bicara
Dalam beberapa kultur, bahasa dapat bersifat
formal, sementara pada kultur lain, bahasa tersebut bisa bersifat informal.
Pada kultur-kultur tertentu, perubahan nada bicara bergantung pada konteksnya
seperti orang yang berbicara pada lingkungan di rumah, lingkungan sosial, dan
pada tempat dia bekerja.
d. Hambatan yang disebabkan pada perbedaan
persepsi
Orang yang berbicara dengan bahasa yang
berbeda sebenarnya memandang dunia dalam cara yang juga berbeda. Misalnya dalam
pengertian salju bagi orang Eskimo yang mengartikan salju dengan istilah yang
berbeda-beda.
Konteks Kultural merupakan suatu pemahaman yang lebih baik atas
hambatan-hambatan kultural ini dan berbagai implikasi terhadap komunikasi
lintas kultural yang dapat dicapai dengan cara memerhatikan konsep kultur
konteks tinggi dan rendah. Konteks kultur terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
a. Kultur Konteks Tinggi
Mereka yang mengandalkan petunjuk-petunjuk
nonverbal dan situasional yang halus ketika berkomunikasi dengan orang lain.
Apa yang tidak dikatakan mungkin lebih signifikan dari apa yang dikatakan.
b. Kultur Konteks Rendah
Mereka pada dasarnya mengandalkan kata-kata
untuk menyampaikan arti. Bahasa tubuh atau gelar formal menempati posisi kedua
dibandingkan kata-kata yang terucap dan tertulis.
Sebuah
panduan Kultural
Ketika berkomunikasi dengan
orang-orang dari kultur yang berbeda, apakah yang dapat anda lakukan untuk
meminimalisir kesalahan dalam persepsi, salah dalam melakukan interpretasi, dan
salah dalam melakukan evaluasi, anda dapat menilai dengan konteks kulturalnya.
Panduan tersebut sebagai berikut:
a. Asumsikan perbedaan hingga kesamaan ditemukan
Sebagian besar dari kita berasumsi bahwa orang
lain lebih serupa dengan kita daripada yang sesungguhnya. Kemungkinan anda
membuat kesalahan jauh lebih kecil jika anda mengasumsikan bahwa orang lain
berbeda dari anda daripada mengandalkan kesamaan hingga perbedaan menyatakan.
b. Tekankan deskripsi alihkan interpretasi atau
evaluasi
Menginterpretasi atau mengevaluasi yang telah
dikatakan atau dilakukan seseorang diperlawankan dengan deskripsi, adalah suatu
upaya yang lebih didasarkan pada kultur dan latar belakang si pengamat daripada
situasi yang diamati.
c. Praktikan empati
Sebelum melakukan pengiriman pesan,
tempatkanlah diri anda sebagai posisi penerima. Apa sajakah nilai-nilai, pengalaman
dan kerangka refrensi penerima, apakah yang anda tau tentang latar belakang dan
pendidikan si penerima yang dapat memberi anda wawasan yang lebih mengenainya,
dan cobalah untuk melihat orang lain sebagaimana adanya.
d. Perlakukan interpretasi anda sebagai hipotesis
kerja
Memperlakukan interpretasi sebagai sebuah
hipotesis yang membutuhkan pengujian lebih jauh sebagai satu kepastian, dari
pengembangan atas suatu situasi baru yang anda kumpulkan dan pelajari.
I.
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN KELOMPOK
1.
Kelompok vs
Individual
a. Keunggulan Keputusan Kelompok
-
Dapat menghasilkan informasi dan pengetahuan
yang lebih lengkap dimana kelompok dapat membawa heterogenitas kedalam proses
pengambilan keputusan.
-
Semakin meningkatnya keragaman pandangan.
-
Dapat meningkatkan penerimaan atas sebuah
solusi.
b. Kelemahan Keputusan Kelompok
-
Membutuhkan waktu lebih banyak , sehingga
tidak efisien.
-
Terdapat tekanan-tekanan konformitas dalam
kelompok.
-
Efektivitas keseluruhan kelompok akan lumpuh,
jika koalisi dominan terdiri dari anggota-anggota dengan kemampuan rendah dan
menengah.
2.
Pemikiran
Kelompok dan Pergeseran Kelompok
a. Pemikiran Kelompok
Merupakan
fenomena yang menunjukkan norma konsensus melampaui penilaian atas sejumlah
alternatif tindakan yang lebih realistis.Tanda-tanda dari fenomena pemikiran
kelompok yaitu :
-
Para anggota merasionalisasi semua penolakan
terhadap asumsi-asumsi yang telah mereka buat.
-
Para
anggota yang mempertanyakan validitas argument yang mendukung alternatif
yang disukai oleh mayoritas.
-
Para anggota yang mempunyai keraguan atau
mempunyai sudut pandang yang berbeda.
-
Tampak adanya ilusi dari kebulatan suara.
Pemikiran kelompok bukanlah sebuah mekanisme
penekanan-penentang pendapat tetapi lebih pada sebuah cara bagi sebuah kelompok
untuk melindungi citra positifnya.Salah satu cara yang digunakan manajer untuk
meminimalkan pemikiran kelompok adalah dengan memantau ukuran kelompok.
b. Pergeseran Kelompok
Yaitu perubahan risiko keputusan antara
keputusan kelompok dan keputusan individu yang dibuat oleh anggota dalam
kelompok dapat menjadi risiko yang konservatif atau lebih besar.
3.
Teknik-teknik
Pengambilan Keputusan Kelompok
a. Kelompok yang Berinteraksi
Kelompok biasa, dimana para anggotanya saling
beinteraksi secara tatap muka.
b. Tukar Pikiran
Sebuah proses pembangkitan ide yang secara
khusus mendorong semua alternatif apapun, sementara itu menahan kritik atas
alternatif-alternatif tersebut.
c. Teknik Nominal Kelompok
Sebuah metode pengambilan keputusan kelompok
dimana para anggota individual bertemu secara tatap muka untuk menyatukan
penilaian mereka dengan cara sistematis tetapi independen.
d. Pertemuan dengan Media Elektronik
Sebuah pertemuan dimana para anggotanya
berinteraksi menggunakan komputer, yang memungkinkan anonimitas komentar dan
agregasi suara.
Comments
Post a Comment