Skip to main content

Pengen awet muda ? Ayo Kita Makan Tomat

Bagi para wanita yang doyan membeli produk kecantikan kulit mahal, mulai saat ini Anda bisa berhemat. Selain membuat makanan lebih lezat, buah tomat ternyata bisa membantu menjaga kulit Anda tetap awet muda dan melindungi dari efek buruk cahaya matahari.



Zat utama yang bisa membantu mempermuda kulit (age-defying) adalah lycopene. Zat ini merupakan pigmen alami yang membuat tomat berwarna merah, dengan tingkat tertinggi ditemukan pada tomat yang diproses atau dimasak untuk saus tomat, pasta, sup dan jus.


Dalam penelitian tersebut, para wanita yang mengonsumsi olahan kaya tomat ternyata mengalami peningkatan dalam perlindungan kulit, seperti penurunan risiko kulit memerah dan kerusakan DNA yang diakibatkan oleh paparan ultraviolet (UV).


Para peneliti membandingkan kulit 20 wanita, yang setengah dari mereka diberi lima sendok makan (55g) pasta tomat standar dengan 10g minyak zaitun setiap hari selama 12 minggu. Lalu, efek kulit mereka dibandingkan dengan separuh wanita lainnya, berusia antara 21 dan 47 tahun, yang hanya memakan minyak zaitun dengan jangka waktu sama. Terakhir, seluruh wanita itu dipaparkan sinar UV di awal dan akhir penelitian.

Hasilnya, para peneliti menemukan adanya peningkatan yang signifikan dalam kemampuan kulit untuk melindungi diri terhadap UV terhadap para wanita yang memakan pasta tomat. Tak hanya itu, mereka juga memiliki 33 persen lebih perlindungan terhadap sengatan matahari yang berefek pada kemerahan kulit.


Penelitian tersebut akan dipresentasikan oleh Professor Mark Birch-Machin dari Newscastle University di London, Inggris, pada Kamis (14/6) esok. Jadi, tunggu apa lagi ladies? Silahkan coba dan lihat hasilnya. Goodluck

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Nilai, Konsep Sikap, dan Kepuasan Kerja

I.        Konsep Nilai M encerminkan keyakinan-keyakinan dasar bahwa “bentuk khusus perilaku atau bentuk akhir keberadaan secara pribadi atau sosial lebih dipilih dibandingkan dengan bentuk perilaku atau bentuk akhir keberadaan perlawanan atau kebaikan.” Nilai mengandung unsur pertimbangan yang mengemban gagasan-gagasan seorang individu mengenai apa yang benar, baik, dan diinginkan. Nilai mempunyai baik atribut isi maupun intensitas. Atribut isi mengatakan bahwa bentuk perilaku atau bentuk-akhir keberadaannya adalah penting. Atribut intensitas menjelaskan seberapa penting hal itu. Ketika kita memperingatkan nilai-nilai individu berdasarkan intensitasnya, kita peroleh sistem nilai orang tersebut. Secara umum dapat dikatakan nilai itu relatif stabil dan kokoh. a)       Pentingnya Nilai Nilai penting untuk mempelajari perilaku organisasi karena nilai menjadi dasar untuk memahami sikap dan motivasi serta karena nilai mempengaruhi persepsi kita. Individu-individu memasuki organis

Pengertian Padmasana dan Aturan Pembuatan Padmasana secara detail

Mengingat rekan-rekan sedharma di Bali dan di luar Bali banyak yang membangun tempat sembahyang atau Pura dengan pelinggih utama berupa Padmasana, perlu kiranya kita mempelajari seluk beluk Padmasana agar tujuan membangun simbol atau “Niyasa” sebagai objek konsentrasi memuja Hyang Widhi dapat tercapai dengan baik. ARTI PADMASANA Padmasana atau (Sanskerta: padmāsana) adalah sebuah tempat untuk bersembahyang dan menaruh sajian bagi umat Hindu, terutama umat Hindu di Indonesia.Kata padmasana berasal dari bahasa Sanskerta, menurut Kamus Jawa Kuna-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Dr. P.J. Zoetmulder  (Penerbit Gramedia, 1995) terdiri dari dua kata yaitu : “padma” artinya bunga teratai dan “asana” artinya sikap duduk. Hal ini juga merupakan sebuah posisi duduk dalam yoga.Padmasana berasal dari Bahasa Kawi, menurut Kamus Kawi-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Drs.S. Wojowasito (Penerbit CV Pengarang, Malang, 1977) terdiri dari dua kata yaitu: “Padma” artinya bunga teratai, a

Makna Acintya Dalam Hindu

Paling tidak ada dua makna yang dapat diurai berkaitan dengan “Acintya” ini. Pertama, Acintya sebagai suatu istilah yang didalam kitab suci Bhagavadgita II.25, XII.3 atas Manawadharmasastra I.3 disebut dengan kata: Acintyah, Acintyam atau Acintyasa yang artinya memiliki sifat yang tidak dapat dipikirkan. Dalam bahasa Lontar Bhuwana Kosa, “Acintyam” bahkan diberi artian sebagai “sukma tar keneng anggen-anggen”: amat gaib dan tidak dapat dipikirkan. Lalu siapa yang dikatakan memiliki sifat tidak dapat dipikirkan itu, tidak lain dari Sang Paramatman (Hyang Widhi) termasuk Sang Atman itu sendiri. Jadi, sebagai suatu istilah, “Acintya” mengandung makna sebagai penyebutan salah satu sifat kemahakuasaan Tuhan. Kedua, Acintya sebagai symbol atau perwujudan dari kemahakuasaan Tuhan itu sendiri. Bahwa apa yang sebenarnya “tidak dapat dipikirkan” itu ternyata “bisa diwujudkan” melalui media penggambaran, relief atau pematungan. Maka muncullah gambar Acintya di atas selembar kain puti