Detik Udara di rumah bisa menjadi 5 kali lebih tercemar daripada udara
luar. Polusi di rumah kadang 2-5 kali lebih tinggi daripada di luar
ruangan. Paparan polusi dalam ruangan ini bisa memicu alergi, asma
berat, rawat inap untuk penyakit kardiovaskular dan pernapasan bahkan
serangan jantung.
“Udara di dalam rumah dapat berisi serbuk sari, jamur dan ozon yang
larut dari alam bebas, ketombe binatang peliharaan dan polutan dari
produk pembersih rumah tangga,” kata Ted Myatt, ScD, seorang ilmuwan
senior.
Lalu apa yang harus dilakukan agar udara di rumah tidak menjadi
sumber racun? Berikut 5 cara untuk membersihkan dan menyegarkan udara di
dalam rumah seperti dikutip dari Prevention, antara lain:
1. Membuka jendela
“Banyak orang yang jarang membuka jendela rumah dengan tujuan untuk
menjaga kebersihan udara rumah. Tidak membuka jendela rumah sama sekali
justru tidak memungkinkan masuknya oksigen baru atau lepasnya karbon
dioksida. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan jumlah oksigen yang
dibutuhkan, sehingga dapat menyebabkan lelah dan lesu,” kata Matius
Waletzke, seorang konsultan biologi bangunan bersertifikat di Long
Island, New York. Buka jendela kamar tidur selama 5-10 menit setelah
bangun di pagi hari dan sebelum naik ke tempat tidur di malam hari. Cara
tersebut cukup untuk membiarkan karbon dioksida tidak bersisa di dalam
ruangan.
2. Membersihkan barang dari ruang bawah tanah dan loteng
“Mengeluarkan barang-barang yang telah lama disimpan dapat
menyebarkan debu, memicu gejala alergi seperti mata gatal dan mengi,”
kata James Sublett,” MD, dari University of Louisville School of
Medicine. “Sebelum membersihkan barang-barang di loteng atau ruang bawah
tanah sebaiknya menggunakan masker. Masker dapat melindungi dari 95
persen partikel udara yang memicu bersin dan alergi,” kata Dr Sublett.
3. Menghindari penggunaan lilin yang berbau wangi
Ada beberapa jenis lilin yang mengeluarkan wangi berlebihan. Hasil
studi menunjukkan bahwa, lilin tersebut dapat menghasilkan bagian kecil
dari polusi yang dikenal sebagai partikel yang dapat memperparah asma.
Alergen seperti debu bisa terkandung pada partikulat, dan dapat masuk
jauh ke dalam paru-paru, sehingga membuat napas lebih sulit.
4. Batasi penggunaan kipas besar
“Menyalakan banyak kipas central untuk ruangan besar pada beberapa
ruangan sekaligus, terutama untuk jangka waktu panjang dapat mengarahkan
gas buang yang mungkin lebih banyak termasuk asap karbon monoksida yang
mematikan. Asap karbon monoksida dapat dihasilkan oleh pemanas gas atau
minyak,” kata Max Sherman, PhD, seorang ilmuwan senior di Lawrence
Berkeley National Laboratory. Oleh karena itu, sebaiknya segera matikan
kipas central setelah selesai digunakan. Atau dapat mempertimbangkan
mengganti saklar manual dengan timer untuk membatasi penggunaan yang
tidak perlu. Pasang detektor karbon monoksida juga, yang sama pentingnya
dengan detektor kebakaran.
5. Ganti filter yang sudah kotor
Spora dapat tinggal lama pada sistem pendingin udara jika semua
jendela ditutup. Spora dapat menjadi alergen yang dapat mengiritasi
mata, dan memperburuk masalah pernapasan yang ada. Filter dapat
bertindak memegang polutan, seperti serbuk sari, dan ketombe binatang
peliharaan dan. Sehingga partikel-partikel tersebut tidak bisa lepas ke
udara dalam ruangan. Tetapi sebaiknya gantilah filter secara berkala,
agar kebersihan udra rumah dapat terjamin
Comments
Post a Comment