Skip to main content

Penyebab Ngompol Pada Usia Dewasa

Salah satu kebiasaan balita yang hampir dilakukan setiap hari adalah mengompol. Hal ini sangat wajar karena pada usia tersebut balita masih belum memiliki insting untuk buang air kecil di toilet seperti halnya orang dewasa.
Sudah-Dewasa-tapi-Masih-Ngompol.-Mungkin-ini-Penyebabnya
Lalu bagaimana jika orang dewasa yang mengompol? Kebiasaan ataukah karena ada gangguan kesehatan tertentu?
Mengompol, baik pada balita atau orang dewasa biasanya terjadi karena kelebihan cairan menjelang tidur. Biasanya menjelang tidur seseorang minum terlalu banyak air, sehingga ketika kantung kemih penuh, tubuh tidak kuasa menahan keluarnya air seni.

Bermimpi buang air kecil adalah hal yang paling lumrah terjadi sebelum seseorang mulai mengompol. Secara psikologi buang air kecil dalam mimpi disebabkan karena kandung kemih penuh. Itulah mengalami alam bahwa sadar ‘memerintahkan’ untuk segera mengosongkannya dengan cara buang air kecil, seperti dilansir Boldsky.
Lebih dari itu, mengompol pada orang dewasa juga sering dikaitkan dengan gangguan kesehatan seperti, kanker kandung kemih, diabetes, gangguan neurologis, obstructive sleep apnea, Kanker prostat, Infeksi saluran kemih, hingga Batu saluran kemih.

Jadi, bagi para orang dewasa yang belakangan ini Anda mulai sering mengompol. Sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mengetahui secara pasti penyebab Anda mengompol. 

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Nilai, Konsep Sikap, dan Kepuasan Kerja

I.        Konsep Nilai M encerminkan keyakinan-keyakinan dasar bahwa “bentuk khusus perilaku atau bentuk akhir keberadaan secara pribadi atau sosial lebih dipilih dibandingkan dengan bentuk perilaku atau bentuk akhir keberadaan perlawanan atau kebaikan.” Nilai mengandung unsur pertimbangan yang mengemban gagasan-gagasan seorang individu mengenai apa yang benar, baik, dan diinginkan. Nilai mempunyai baik atribut isi maupun intensitas. Atribut isi mengatakan bahwa bentuk perilaku atau bentuk-akhir keberadaannya adalah penting. Atribut intensitas menjelaskan seberapa penting hal itu. Ketika kita memperingatkan nilai-nilai individu berdasarkan intensitasnya, kita peroleh sistem nilai orang tersebut. Secara umum dapat dikatakan nilai itu relatif stabil dan kokoh. a)       Pentingnya Nilai Nilai penting untuk mempelajari perilaku organisasi karena nilai menjadi dasar untuk memahami sikap dan motivasi serta karena nilai mempenga...

Pengertian Padmasana dan Aturan Pembuatan Padmasana secara detail

Mengingat rekan-rekan sedharma di Bali dan di luar Bali banyak yang membangun tempat sembahyang atau Pura dengan pelinggih utama berupa Padmasana, perlu kiranya kita mempelajari seluk beluk Padmasana agar tujuan membangun simbol atau “Niyasa” sebagai objek konsentrasi memuja Hyang Widhi dapat tercapai dengan baik. ARTI PADMASANA Padmasana atau (Sanskerta: padmāsana) adalah sebuah tempat untuk bersembahyang dan menaruh sajian bagi umat Hindu, terutama umat Hindu di Indonesia.Kata padmasana berasal dari bahasa Sanskerta, menurut Kamus Jawa Kuna-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Dr. P.J. Zoetmulder  (Penerbit Gramedia, 1995) terdiri dari dua kata yaitu : “padma” artinya bunga teratai dan “asana” artinya sikap duduk. Hal ini juga merupakan sebuah posisi duduk dalam yoga.Padmasana berasal dari Bahasa Kawi, menurut Kamus Kawi-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Drs.S. Wojowasito (Penerbit CV Pengarang, Malang, 1977) terdiri dari dua kata yaitu: “Padma” artinya bu...

Upacara Pitra Yadnya (Memukur) Menyucikan Roh Leluhur

Pelaksanaan upacāra Mamukur, seperti upacāra-upacāra Yajña lainnya disesuaikan dengan kemampuan Sang Yajamana, yakni mereka yang melaksanakan upacāra tersebut. Secara garis besar, sesuai kemampuan umat dibedakan menjadi 3 kelompok, yakni yang besar (uttama), menengah (madhya) dan yang sederhana (kanistama). Pada upacāra Mamukur yang besar, rangkaian upacāranya terdiri dari: Ngangget Don Bingin, yakni upacāra memetik daun beringin (kalpataru/kalpavṛiksa) untuk dipergunakan sebagai bahan puṣpaśarīra (simbol badan roh) yang nantinya dirangkai sedemikian rupa seperti sebuah tumpeng (dibungkus kain putih), dilengkapi dengan prerai (ukiran/lukisan wajah manusia, laki/perempuan) dan dihiasi dengan bunga ratna. Upacāra ini berupa prosesi (mapeed) menuju pohon beringin diawali dengan tedung agung, mamas, bandrang dan lain-lain, sebagai alas daun yang dipetik adalah tikar kalasa yang di atasnya ditempatkan kain putih sebagai pembungkus daun beringin tersebut.