Skip to main content

Khasiat dan Manfaat Dibalik Segarnya Buah Kelapa Muda

Lebih dari separuh penduduk dunia menyukai buah segar yang satu ini. Buah kelapa! Di Indonesia yang beriklim tropis, buah kelapa mudah sekali ditemukan. Bahkan di daerah pedesaan, setiap keluarga bisa memiliki lima hingga enam pohon kelapa di perkebunan mereka.
Yang-Perlu-Anda-Ketahui-di-Balik-Segarnya-Buah-Kelapa
Buah kelapa yang sudah tua sering digunakan sebagai bahan untuk memasak. Sedangkan buah kelapa yang masih muda bisa dikonsumsi secara langsung dan kandungan airnya yang segar bisa digunakan sebagai pelepas dahaga.

Kandungan Buah Kelapa

Buah kelapa yang sudah tua memiliki kandungan kalori yang cukup tinggi. Setiap 100 gram daging kelapa tua mengadung sekitar 350 kalori. Sedangkan untuk buah kelapa yang masih muda, kandungan kalorinya hanya 68 kalori per 100 gram daging buahnya.

Meski mengandung asam lemak jenuh, namun buah kelapa memiliki rantai karbon sedang sehingga lebih mudah dicerna oleh tubuh. Asam lemak rantai sedang lebih baik dibandingkan asam lemak rantai panjang karena bisa langsung dicerna dalam usus tanpa melalui proses hidrolisis dan enzimatis.
Asam lemak rantai sedang ini juga memiliki kemampuan sebagai anti-bakteri dan juga anti-virus, sehingga aman dikonsumsi dalam jumlah yang cukup.

Kandungan dalam air Kelapa Muda

Selain memiliki rasa yang segar, air kelapa hijau juga kaya akan tanin (anti racun) yang paling tinggi di antara jenis kelapa yang lain. Air kelapa hijau mengandung zat kimia berupa enzim tertentu yang mampu mengurai sifat racun.
Komposisi nutrisi yang terkandung pada air kelapa hijau antara lain asam askorbat atau vitamin C, protein, lemak, dan hidrat arang. Sedangkan mineral penting yang terdapat pada air kelapa adalah zat besi, fosfor, kalsium atau potassium dan gula yang terdiri dari glukosa, fruktosa dan sukrosa.
Berikut manfaat kesehatan yang bisa Anda dapatkan dari air kelapa muda:

  1. Pengurai Racun
    Kandungan enzim bioaktif yang terdapat pada air kelapa hijau dapat digunakan sebagai bahan pengurai racun dan membantu mengeluarkannya dari dalam tubuh.
  2. Pengganti cairan Tubuh
    Jika Anda merasa haus di tengah perjalanan, sempatkan untuk beristirahat sejenak di warung yang menyediakan air kelapa muda. Air kelapa dapat dijadikan sebagai minuman alternatif untuk mengganti cairan tubuh yang hilang. Tentunya dengan kandungan nutrisi yang lebih baik daripada air mineral biasa.
  3. Menjaga Kesehatan Pencernaan
    Air kelapa dapat mencegah peradangan dan keasaman pada sistem pencernaan. Hal ini dikarenakan air kelapa mengandung asam laurat yang dapat meredakan gangguan saluran pencernaan.
  4. Membantu Mengatasi Infeksi Saluran kemih
    Air kelapa dapat membantu membersihkan saluran kemih sekaligus melindunginya dari infeksi dan peradangan.
  5. Mengatasi Cacingan
    Minumlah air kelapa muda secara teratur 3x sehari ditambah 1 sendok teh minyak zaitun untuk membasmi cacing yang ada dalam usus Anda.
  6. Mengendalikan Tekanan Darah
    Air kelapa yang sangat kaya akan elektrolit dan potassium. seperti kita ketahui bahwa potassium berguna membantu tubuh mengendalikan tekanan darah dan fungsi organ jantung.

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Padmasana dan Aturan Pembuatan Padmasana secara detail

Mengingat rekan-rekan sedharma di Bali dan di luar Bali banyak yang membangun tempat sembahyang atau Pura dengan pelinggih utama berupa Padmasana, perlu kiranya kita mempelajari seluk beluk Padmasana agar tujuan membangun simbol atau “Niyasa” sebagai objek konsentrasi memuja Hyang Widhi dapat tercapai dengan baik. ARTI PADMASANA Padmasana atau (Sanskerta: padmāsana) adalah sebuah tempat untuk bersembahyang dan menaruh sajian bagi umat Hindu, terutama umat Hindu di Indonesia.Kata padmasana berasal dari bahasa Sanskerta, menurut Kamus Jawa Kuna-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Dr. P.J. Zoetmulder  (Penerbit Gramedia, 1995) terdiri dari dua kata yaitu : “padma” artinya bunga teratai dan “asana” artinya sikap duduk. Hal ini juga merupakan sebuah posisi duduk dalam yoga.Padmasana berasal dari Bahasa Kawi, menurut Kamus Kawi-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Drs.S. Wojowasito (Penerbit CV Pengarang, Malang, 1977) terdiri dari dua kata yaitu: “Padma” artinya bu...

Upacara Pitra Yadnya (Memukur) Menyucikan Roh Leluhur

Pelaksanaan upacāra Mamukur, seperti upacāra-upacāra Yajña lainnya disesuaikan dengan kemampuan Sang Yajamana, yakni mereka yang melaksanakan upacāra tersebut. Secara garis besar, sesuai kemampuan umat dibedakan menjadi 3 kelompok, yakni yang besar (uttama), menengah (madhya) dan yang sederhana (kanistama). Pada upacāra Mamukur yang besar, rangkaian upacāranya terdiri dari: Ngangget Don Bingin, yakni upacāra memetik daun beringin (kalpataru/kalpavṛiksa) untuk dipergunakan sebagai bahan puṣpaśarīra (simbol badan roh) yang nantinya dirangkai sedemikian rupa seperti sebuah tumpeng (dibungkus kain putih), dilengkapi dengan prerai (ukiran/lukisan wajah manusia, laki/perempuan) dan dihiasi dengan bunga ratna. Upacāra ini berupa prosesi (mapeed) menuju pohon beringin diawali dengan tedung agung, mamas, bandrang dan lain-lain, sebagai alas daun yang dipetik adalah tikar kalasa yang di atasnya ditempatkan kain putih sebagai pembungkus daun beringin tersebut.

Penjelmaan Dewa Wisnu Turun Ke "Mercapada" Sebagai Awatara

1.    Matsya  Awatara   Awatara Wisnu yang berwujud ikan raksasa Dewanagari: मत्स्य‍‍ Ejaan Sanskerta: Matsya Golongan:  Awatara   Wisnu Untuk kegunaan lain dari Matsya, lihat  Matsya (disambiguasi) . Dalam ajaran  agama Hindu ,  Matsya  ( Dewanagari : मत्‍स्‍य; , IAST :  matsya ,  मत्‍ स्‍ य ) adalah  awatara Wisnu bahasa Sanskerta , kata  matsya  sendiri berarti ikan. Menurut  mitologi Hindu , Matsya muncul pada masa  Satyayuga , pada masa pemerintahan Raja  Satyabrata  (lebih dikenal sebagai Maharaja Waiwaswata Manu ), putra  Wiwaswan , dewa matahari. Matsya turun ke dunia untuk memberitahu Maharaja Manu mengenai bencana  air bah  yang akan melanda bumi. Ia memerintahkan Maharaja Manu untuk segera membuat  bahtera  besar. Kisah dengan tema serupa juga dapat disimak dalam kisah  Nabi   Nuh , yang konon...