Skip to main content

Ramuan Penghilang Bekas Luka


Bekas luka pada kulit kadangkala mengganggu penampilan seseorang. Terutama bila luka tersebut ada di bagian yang mudah terlihat orang lain. Memang ada metode pengobatan secara medis, namun harganya terbilang cukup mahal.

Bagi yang belum tahu dan mau coba, gunakan saja cara-cara tradisional di bawah ini.
 

1. Teh Basi
Caranya: Gosokkan ampas teh yang sudah tak terpakai ke bagian kulit yang memiliki bekas luka. Pijat perlahan dan diamkan sekitar 15 menit, lakukan rutin seminggu dua kali. O ya, untuk teh celup sebaiknya buka dan ambil ampas tehnya, ya.

2. Daun Kapuk Randu
Caranya: Siapkan beberapa lembar daun kapuk randu yang sudah dicuci dengan bersih terlebih dahulu. Gosokkan daun randu pada bekas luka sehari dua kali. Kalau mau sedikit repot, blender atau tumbuh dan pakai sebagai obat oles. Namun kalau Anda merasa gatal, hentikan dan pakai metode lainnya.

3. Sari Buah Pare
Caranya: Tumbuh buah pare dan ambil sari serta airnya. Campurkan air pare tersebut dengan tepung beras hingga mengental. Lalu oleskan pada bekas luka dengan teratur. Buah pahit ini juga bagus bagi yang mau mencerahkan kulit, lho.

4. Putih Telur dan Madu
Pisahkan putih telur dari kuning telur lalu campur dengan madu secukupnya. Kemudian aduklah hingga tercampur merata. Oleskan pada kulit dengan bekas luka. Ramuan ini juga berguna untuk menghilangkan flek pada wajah.

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Padmasana dan Aturan Pembuatan Padmasana secara detail

Mengingat rekan-rekan sedharma di Bali dan di luar Bali banyak yang membangun tempat sembahyang atau Pura dengan pelinggih utama berupa Padmasana, perlu kiranya kita mempelajari seluk beluk Padmasana agar tujuan membangun simbol atau “Niyasa” sebagai objek konsentrasi memuja Hyang Widhi dapat tercapai dengan baik. ARTI PADMASANA Padmasana atau (Sanskerta: padmāsana) adalah sebuah tempat untuk bersembahyang dan menaruh sajian bagi umat Hindu, terutama umat Hindu di Indonesia.Kata padmasana berasal dari bahasa Sanskerta, menurut Kamus Jawa Kuna-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Dr. P.J. Zoetmulder  (Penerbit Gramedia, 1995) terdiri dari dua kata yaitu : “padma” artinya bunga teratai dan “asana” artinya sikap duduk. Hal ini juga merupakan sebuah posisi duduk dalam yoga.Padmasana berasal dari Bahasa Kawi, menurut Kamus Kawi-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Drs.S. Wojowasito (Penerbit CV Pengarang, Malang, 1977) terdiri dari dua kata yaitu: “Padma” artinya bu...

Upacara Pitra Yadnya (Memukur) Menyucikan Roh Leluhur

Pelaksanaan upacāra Mamukur, seperti upacāra-upacāra Yajña lainnya disesuaikan dengan kemampuan Sang Yajamana, yakni mereka yang melaksanakan upacāra tersebut. Secara garis besar, sesuai kemampuan umat dibedakan menjadi 3 kelompok, yakni yang besar (uttama), menengah (madhya) dan yang sederhana (kanistama). Pada upacāra Mamukur yang besar, rangkaian upacāranya terdiri dari: Ngangget Don Bingin, yakni upacāra memetik daun beringin (kalpataru/kalpavṛiksa) untuk dipergunakan sebagai bahan puṣpaśarīra (simbol badan roh) yang nantinya dirangkai sedemikian rupa seperti sebuah tumpeng (dibungkus kain putih), dilengkapi dengan prerai (ukiran/lukisan wajah manusia, laki/perempuan) dan dihiasi dengan bunga ratna. Upacāra ini berupa prosesi (mapeed) menuju pohon beringin diawali dengan tedung agung, mamas, bandrang dan lain-lain, sebagai alas daun yang dipetik adalah tikar kalasa yang di atasnya ditempatkan kain putih sebagai pembungkus daun beringin tersebut.

Penjelmaan Dewa Wisnu Turun Ke "Mercapada" Sebagai Awatara

1.    Matsya  Awatara   Awatara Wisnu yang berwujud ikan raksasa Dewanagari: मत्स्य‍‍ Ejaan Sanskerta: Matsya Golongan:  Awatara   Wisnu Untuk kegunaan lain dari Matsya, lihat  Matsya (disambiguasi) . Dalam ajaran  agama Hindu ,  Matsya  ( Dewanagari : मत्‍स्‍य; , IAST :  matsya ,  मत्‍ स्‍ य ) adalah  awatara Wisnu bahasa Sanskerta , kata  matsya  sendiri berarti ikan. Menurut  mitologi Hindu , Matsya muncul pada masa  Satyayuga , pada masa pemerintahan Raja  Satyabrata  (lebih dikenal sebagai Maharaja Waiwaswata Manu ), putra  Wiwaswan , dewa matahari. Matsya turun ke dunia untuk memberitahu Maharaja Manu mengenai bencana  air bah  yang akan melanda bumi. Ia memerintahkan Maharaja Manu untuk segera membuat  bahtera  besar. Kisah dengan tema serupa juga dapat disimak dalam kisah  Nabi   Nuh , yang konon...