Skip to main content

Ciri-ciri Berjiwa Entrepreneur

entre muda0412

Pada suatu titik dalam hidup, Anda akan berpikir jika lebih baik berhenti bekerja dan menjadi pengusaha . Sayangnya, tidak semua orang cocok menjadi enterpreneur . Jadi, sebelum salah melangkah, pastikan Anda mengetahui apakah Anda cocok menjadi enterpreneur.

Inilah enam ciri-ciri yang harus Anda miliki untuk dinyatakan cocok menjadi seorang pengusaha:
1. Punya visi yang jelas untuk bisnis Anda
Pengusaha yang sukses bisa memvisualisasikan masa depannya. Dia memiliki gambaran yang jelas tentang arah mana yang akan diambil untuk perusahaannya dan punya rencana untuk merealisasikannya.

2. Percaya Andalah penentu nasib diri sendiri
Para penanam modal dan rekan bisnis membutuhkan pengusaha yang sangat percaya diri tentang prospek masa depannya. Pengusaha terbaik percaya dia bisa menentukan masa depannya sendiri dan menggunakan kepercayaan dirinya itu untuk membujuk orang.


3. Pantang menyerah
Setiap pengusaha memperlihatkan kebulatan tekad dan terkadang butuh bersikeras dengan sebuah ide ketika yang dipercayainya. Tidak diragukan lagi, semua bisnis akan mengalami pasang surut dan sebagai nahkoda kapal, seorang pengusaha diharapkan mendorong karyawannya untuk menang. Singkatnya, orang yang mudah menyerah sebaiknya tidak menjadi pengusaha.

4. Mampu melakukan pekerjaan yang dibutuhkan
Seorang pengusaha haruslah seseorang yang cakap dan mampu melakukan pekerjaannya atau seseorang yang tahu bagaimana menemukan bantuan yang tepat dengan “harga” yang tepat. Pengusaha yang baik harus dapat menjadi pencari solusi yang ulung dan individu yang bisa menyelesaikan masalah secara cepat dan efisien.

5. Selalu realistis
Selama tidak ada yang salah dengan aspirasi perusahaan Anda, seorang pengusaha bisa membedakan antara mimpi-mimpinya dan kehidupan nyata. Selain itu, perkiraan marketing yang hanya berdasarkan angan-angan semata tidak akan membentuk rencana bisnis yang kuat.


6. Bisa hidup tanpa penghasilan tetap
Selalu ada ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi dengan bisnis baru. Seberapa baiknya pun Anda mempersiapkan dan merencanakan segalanya, tetap saja ada kemungkinan semuanya tidak berjalan baik. Kesempatan berbisnis dapat membawa risiko lebih banyak daripada pekerjaan di kantor. Tidak ada gaji dan penghasilan tetap, tapi Anda harus menemukan pelanggan.

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Padmasana dan Aturan Pembuatan Padmasana secara detail

Mengingat rekan-rekan sedharma di Bali dan di luar Bali banyak yang membangun tempat sembahyang atau Pura dengan pelinggih utama berupa Padmasana, perlu kiranya kita mempelajari seluk beluk Padmasana agar tujuan membangun simbol atau “Niyasa” sebagai objek konsentrasi memuja Hyang Widhi dapat tercapai dengan baik. ARTI PADMASANA Padmasana atau (Sanskerta: padmāsana) adalah sebuah tempat untuk bersembahyang dan menaruh sajian bagi umat Hindu, terutama umat Hindu di Indonesia.Kata padmasana berasal dari bahasa Sanskerta, menurut Kamus Jawa Kuna-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Dr. P.J. Zoetmulder  (Penerbit Gramedia, 1995) terdiri dari dua kata yaitu : “padma” artinya bunga teratai dan “asana” artinya sikap duduk. Hal ini juga merupakan sebuah posisi duduk dalam yoga.Padmasana berasal dari Bahasa Kawi, menurut Kamus Kawi-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Drs.S. Wojowasito (Penerbit CV Pengarang, Malang, 1977) terdiri dari dua kata yaitu: “Padma” artinya bunga teratai, a

Dinamika Budaya Organisasi

DINAMIKA BUDAYA ORGANISASI A.                 Pengertian Budaya Organisasi Berdarakan pengertian kebudayaan di atas, budaya organisasi itu didasarkan pada suatu konsep bangunan pada tiga tingkatan, yaitu: Tingkatan Asumsi Dasar ( Basic Assumption ), kemudian Tingkatan Nilai ( Value ), dan Tingkatan Artifact yaitu sesuatu yang ditinggalkan. Tingkatan asumsi dasar itu merupakan hubungan manusia dengan apa yang ada di lingkungannya, alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, hubungan itu sendiri, dan hal ini, asumsi dasar bisa diartikan suatu philosophy, keyakinan, yaitu suatu yang tidak bisa dilihat oleh mata tapi ditanggung bahwa itu ada. Tingkatan yang berikutnya Value , Value itu dalam hubungannya dengan perbuatan atau tingkah laku, untuk itu, value itu bisa diukur (ditest) dengan adanya perubahan-perubahan atau dengan melalui konsensus sosial. Sedangkan artifact adalah sesuatu yang bisa dilihat tetapi sulit untuk ditirukan, bisa dalam bentuk tehnologi, seni, atau sesuatu yang b

Makna Acintya Dalam Hindu

Paling tidak ada dua makna yang dapat diurai berkaitan dengan “Acintya” ini. Pertama, Acintya sebagai suatu istilah yang didalam kitab suci Bhagavadgita II.25, XII.3 atas Manawadharmasastra I.3 disebut dengan kata: Acintyah, Acintyam atau Acintyasa yang artinya memiliki sifat yang tidak dapat dipikirkan. Dalam bahasa Lontar Bhuwana Kosa, “Acintyam” bahkan diberi artian sebagai “sukma tar keneng anggen-anggen”: amat gaib dan tidak dapat dipikirkan. Lalu siapa yang dikatakan memiliki sifat tidak dapat dipikirkan itu, tidak lain dari Sang Paramatman (Hyang Widhi) termasuk Sang Atman itu sendiri. Jadi, sebagai suatu istilah, “Acintya” mengandung makna sebagai penyebutan salah satu sifat kemahakuasaan Tuhan. Kedua, Acintya sebagai symbol atau perwujudan dari kemahakuasaan Tuhan itu sendiri. Bahwa apa yang sebenarnya “tidak dapat dipikirkan” itu ternyata “bisa diwujudkan” melalui media penggambaran, relief atau pematungan. Maka muncullah gambar Acintya di atas selembar kain puti