Skip to main content

Manfaat Apel untuk mencegah kanker

Dunia Fitnes Ternyata ungkapan yang menyebutkan, “An apple a day keeps your doctor away” sangat benar adanya. Rutin makan apel setiap hari terbukti mampu mencegah berbagai penyakit mematikan termasuk kanker.


Berikut adalah 10 manfaat konsumsi buah apel dalam pencegahan berbagai penyakit dan menjaga kesehatan tubuh Anda :

1. Menjaga kesehatan jantung
Apel kaya akan fitonutrien yang dikenal sebagai quercetin, catechin, phloridzin, dan klorogenat. Fitonutrien pada apel membantu melindungi sistem kardiovaskular dari kerusakan. Selain itu kandungan serat yang tinggi (pectic) pada apel juga membantu menurunkan kolesterol jahat (LDL). Bagi orang yang makan 2 buah apel per hari bisa menurunkan kadar kolesterol LDL sebanyak 16%.

2. Pencegah alzheimer
Sebuah penelitian yang dilakukan pada tikus oleh Cornell University di New York menemukan bahwa, quercetin pada buah apel akan melindungi sel otak dari jenis kerusakan radikal bebas yang dapat menyebabkan penyakit Alzheimer.

3. Pencegah kanker paru-paru
Menurut penelitian dari 10.000 orang, mereka yang mengonsumsi buah apel setiap hari memiliki risiko 50% lebih rendah terkena kanker paru-paru. Para peneliti percaya hal tersebut disebabkan tingginya tingkat zat flavonoids, quercetin, dan naringin dalam apel.

4. Pencegah kanker payudara
Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Cornell University di New York mengungkapkan bahwa, makan satu apel per hari dapat mengurangi risiko kanker payudara sebesar 17%. Jika makan 3 buah apel per hari mengurangi risiko sebesar 39% dan mereka yang makan 6 buah apel perhari bisa mengurangi 44% risiko terkena kanker payudara.

5. Pencegah kanker usus besar
Sebuah studi menemukan bahwa ekstrak buah apel menurunkan risiko terkena kanker usus besar sebesar 43%. Penelitian lain juga menunjukan pektin dalam buah apel akan mengurangi risiko terkena kanker usus besar dan membantu menjaga sistem pencernaan yang sehat.

6. Pencegah kanker hati
Peneliti menemukan bahwa tikus yang diberi ekstrak kulit apel memiliki risiko 57% lebih rendah terkena penyakit kanker hati.

7. Mencegah diabetes
Pektin dalam apel memproduksi asam galacturonic yang setelah dicerna oleh tubuh dapat menurunkan kebutuhan akan insulin sehingga membantu mencegah penyakit diabetes.

8. Membantu menurunkan berat badan
Sebuah penelitian di Brazil menemukan bahwa wanita yang makan 3 buah apel atau pir per hari dalam program dietnya, berhasil menurunkan berat badan lebih banyak dibandingkan wanita yang tidak makan buah pada saat diet. Manfaat ini didapat karena kandungan serat makanan yang tinggi pada apel sehingga membuat tidak mudah lapar.

9. Melindungi tulang
Peneliti Perancis menemukan bahwa flavanoid yang disebit juga phloridzin pada buah apel dapat melindungi wanita pasca menopause dari osteoporosis dan juga dapat meningkatkan kepadatan tulang.

10. Membantu penderita asma
Sebuah penelitian baru menunjukkan, bahwa anak-anak penderita asma yang minum jus apel setiap hari telah berhasil mengurangi wheezing (mengi) lebih banyak daripada anak-anak yang hanya minum jus apel sekali dalam sebulan. Studi lain juga menunjukkan bahwa anak-anak yang lahir dari ibu yang mengonsumsi banyak buah apel selama kehamilan berisiko lebih rendah terkena penyakit asma.

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Padmasana dan Aturan Pembuatan Padmasana secara detail

Mengingat rekan-rekan sedharma di Bali dan di luar Bali banyak yang membangun tempat sembahyang atau Pura dengan pelinggih utama berupa Padmasana, perlu kiranya kita mempelajari seluk beluk Padmasana agar tujuan membangun simbol atau “Niyasa” sebagai objek konsentrasi memuja Hyang Widhi dapat tercapai dengan baik. ARTI PADMASANA Padmasana atau (Sanskerta: padmāsana) adalah sebuah tempat untuk bersembahyang dan menaruh sajian bagi umat Hindu, terutama umat Hindu di Indonesia.Kata padmasana berasal dari bahasa Sanskerta, menurut Kamus Jawa Kuna-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Dr. P.J. Zoetmulder  (Penerbit Gramedia, 1995) terdiri dari dua kata yaitu : “padma” artinya bunga teratai dan “asana” artinya sikap duduk. Hal ini juga merupakan sebuah posisi duduk dalam yoga.Padmasana berasal dari Bahasa Kawi, menurut Kamus Kawi-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Drs.S. Wojowasito (Penerbit CV Pengarang, Malang, 1977) terdiri dari dua kata yaitu: “Padma” artinya bunga teratai, a

Dinamika Budaya Organisasi

DINAMIKA BUDAYA ORGANISASI A.                 Pengertian Budaya Organisasi Berdarakan pengertian kebudayaan di atas, budaya organisasi itu didasarkan pada suatu konsep bangunan pada tiga tingkatan, yaitu: Tingkatan Asumsi Dasar ( Basic Assumption ), kemudian Tingkatan Nilai ( Value ), dan Tingkatan Artifact yaitu sesuatu yang ditinggalkan. Tingkatan asumsi dasar itu merupakan hubungan manusia dengan apa yang ada di lingkungannya, alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, hubungan itu sendiri, dan hal ini, asumsi dasar bisa diartikan suatu philosophy, keyakinan, yaitu suatu yang tidak bisa dilihat oleh mata tapi ditanggung bahwa itu ada. Tingkatan yang berikutnya Value , Value itu dalam hubungannya dengan perbuatan atau tingkah laku, untuk itu, value itu bisa diukur (ditest) dengan adanya perubahan-perubahan atau dengan melalui konsensus sosial. Sedangkan artifact adalah sesuatu yang bisa dilihat tetapi sulit untuk ditirukan, bisa dalam bentuk tehnologi, seni, atau sesuatu yang b

Makna Acintya Dalam Hindu

Paling tidak ada dua makna yang dapat diurai berkaitan dengan “Acintya” ini. Pertama, Acintya sebagai suatu istilah yang didalam kitab suci Bhagavadgita II.25, XII.3 atas Manawadharmasastra I.3 disebut dengan kata: Acintyah, Acintyam atau Acintyasa yang artinya memiliki sifat yang tidak dapat dipikirkan. Dalam bahasa Lontar Bhuwana Kosa, “Acintyam” bahkan diberi artian sebagai “sukma tar keneng anggen-anggen”: amat gaib dan tidak dapat dipikirkan. Lalu siapa yang dikatakan memiliki sifat tidak dapat dipikirkan itu, tidak lain dari Sang Paramatman (Hyang Widhi) termasuk Sang Atman itu sendiri. Jadi, sebagai suatu istilah, “Acintya” mengandung makna sebagai penyebutan salah satu sifat kemahakuasaan Tuhan. Kedua, Acintya sebagai symbol atau perwujudan dari kemahakuasaan Tuhan itu sendiri. Bahwa apa yang sebenarnya “tidak dapat dipikirkan” itu ternyata “bisa diwujudkan” melalui media penggambaran, relief atau pematungan. Maka muncullah gambar Acintya di atas selembar kain puti