Skip to main content

Menu Sehat Dalam Menjaga Berat Badan Saat Liburan

Tips-Agar-Berat-Badan-Tidak-Bertambah-Selama-Liburan
Banyak di antara kita yang naik berat badannya setelah liburan panjang, termasuk setelah musim libur Lebaran seperti sekarang ini. Apakah Anda juga mengalaminya? Nah, untuk mencegah berat badan Anda bertambah selama liburan, simak tips berikut ini.
  1. Hindari Makan Berlebihan
    Lebaran identik dengan hamparan makanan lezat yang terhidang baik di rumah kita sendiri maupun di setiap rumah lain yang kita kunjungi untuk bersilaturahmi. Makanan yang tersaji pun tidak jauh-jauh dari masakan bersantan, gorengan, dan berlemak. Selain itu, makanan dan minuman yang disajikan juga sering mengandung kadar gula yang tinggi.


    Nah, jika jenis makanan dan minuman ini dikonsumsi dalam jumlah yang banyak, Anda tentu sudah tahu apa risikonya. Timbunan lemak dalam tubuh bertambah dan berat badan ikut melonjak naik dengan drastis! Jadi, hindari makan berlebih.


  2. Siasati Pilihan Makanan
    Seperti yang sudah disebutkan di atas, banyak sekali makanan tinggi kalori, karbohidrat, dan lemak yang disajikan selama Lebaran. Oleh karena itu, siasati dengan cara menghindari kuah santan dari rendang, opor, gulai, dan lainnya, cukup konsumsi dagingnya saja. Selain itu, konsumsilah daging ayam tanpa kulitnya atau daging sapi tanpa lemaknya. Pilih juga makanan yang tidak digoreng, tapi bisa pilih yang di-steam, direbus, dipanggang, dan sebagainya.

  3. Hidangkan Menu Sehat
    Tambahkan makanan sehat dalam menu Lebaran Anda, misalnya sup sehat berisi sayuran, gado-gado, ayam bakar, pepes ikan, dan sebagainya. Selain itu, hidangkan juga buah, misalnya dalam bentuk buah potong, salad buah, dan lain-lain. Buah dan sayur adalah menu wajib bagi Anda meskipun menu khas Lebaran seringkali minim akan makanan-makanan ini.

  4. Banyak Minum Air Putih
    Daripada memilih soft drink, sirup, punch, atau minuman manis dan berkalori tinggi lainnya, lebih baik perbanyak minum air putih yang lebih sehat dan menyegarkan.

  5. Sedikit Tapi Sering
    Setelah Lebaran, kebanyakan orang mengalami kesulitan untuk kembali ke pola makan 5-6 kali sehari seperti yang biasa dilakukan. Untuk itu, sebisa mungkin kuatkan niat Anda untuk menjaga berat badan selama liburan ini dengan mengatur porsi makan Anda menjadi lebih kecil tapi dengan frekuensi lebih sering. Hindari makan dalam porsi besar sekaligus, karena selain membuat berat badan Anda bertambah tapi juga mengganggu pencernaan Anda.

  6. Tetap Aktif
    Berolahraga teratur selama liburan memang menjadi tantangan tersendiri bagi banyak orang. Meskipun kesibukan untuk berkunjung ke rumah kerabat dan sanak saudara sangat menyita waktu Anda, tapi tetap luangkanlah waktu untuk berolahraga teratur, minimal 30 menit sehari. Anda bisa jalan cepat atau jogging di pagi hari untuk menjaga metabolisme tubuh tetap aktif. 

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Padmasana dan Aturan Pembuatan Padmasana secara detail

Mengingat rekan-rekan sedharma di Bali dan di luar Bali banyak yang membangun tempat sembahyang atau Pura dengan pelinggih utama berupa Padmasana, perlu kiranya kita mempelajari seluk beluk Padmasana agar tujuan membangun simbol atau “Niyasa” sebagai objek konsentrasi memuja Hyang Widhi dapat tercapai dengan baik. ARTI PADMASANA Padmasana atau (Sanskerta: padmāsana) adalah sebuah tempat untuk bersembahyang dan menaruh sajian bagi umat Hindu, terutama umat Hindu di Indonesia.Kata padmasana berasal dari bahasa Sanskerta, menurut Kamus Jawa Kuna-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Dr. P.J. Zoetmulder  (Penerbit Gramedia, 1995) terdiri dari dua kata yaitu : “padma” artinya bunga teratai dan “asana” artinya sikap duduk. Hal ini juga merupakan sebuah posisi duduk dalam yoga.Padmasana berasal dari Bahasa Kawi, menurut Kamus Kawi-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Drs.S. Wojowasito (Penerbit CV Pengarang, Malang, 1977) terdiri dari dua kata yaitu: “Padma” artinya bunga teratai, a

Dinamika Budaya Organisasi

DINAMIKA BUDAYA ORGANISASI A.                 Pengertian Budaya Organisasi Berdarakan pengertian kebudayaan di atas, budaya organisasi itu didasarkan pada suatu konsep bangunan pada tiga tingkatan, yaitu: Tingkatan Asumsi Dasar ( Basic Assumption ), kemudian Tingkatan Nilai ( Value ), dan Tingkatan Artifact yaitu sesuatu yang ditinggalkan. Tingkatan asumsi dasar itu merupakan hubungan manusia dengan apa yang ada di lingkungannya, alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, hubungan itu sendiri, dan hal ini, asumsi dasar bisa diartikan suatu philosophy, keyakinan, yaitu suatu yang tidak bisa dilihat oleh mata tapi ditanggung bahwa itu ada. Tingkatan yang berikutnya Value , Value itu dalam hubungannya dengan perbuatan atau tingkah laku, untuk itu, value itu bisa diukur (ditest) dengan adanya perubahan-perubahan atau dengan melalui konsensus sosial. Sedangkan artifact adalah sesuatu yang bisa dilihat tetapi sulit untuk ditirukan, bisa dalam bentuk tehnologi, seni, atau sesuatu yang b

Makna Acintya Dalam Hindu

Paling tidak ada dua makna yang dapat diurai berkaitan dengan “Acintya” ini. Pertama, Acintya sebagai suatu istilah yang didalam kitab suci Bhagavadgita II.25, XII.3 atas Manawadharmasastra I.3 disebut dengan kata: Acintyah, Acintyam atau Acintyasa yang artinya memiliki sifat yang tidak dapat dipikirkan. Dalam bahasa Lontar Bhuwana Kosa, “Acintyam” bahkan diberi artian sebagai “sukma tar keneng anggen-anggen”: amat gaib dan tidak dapat dipikirkan. Lalu siapa yang dikatakan memiliki sifat tidak dapat dipikirkan itu, tidak lain dari Sang Paramatman (Hyang Widhi) termasuk Sang Atman itu sendiri. Jadi, sebagai suatu istilah, “Acintya” mengandung makna sebagai penyebutan salah satu sifat kemahakuasaan Tuhan. Kedua, Acintya sebagai symbol atau perwujudan dari kemahakuasaan Tuhan itu sendiri. Bahwa apa yang sebenarnya “tidak dapat dipikirkan” itu ternyata “bisa diwujudkan” melalui media penggambaran, relief atau pematungan. Maka muncullah gambar Acintya di atas selembar kain puti