Skip to main content

Empat Nutrisi Penting Agar Tidur Lebih Berkualitas

Ternyata orang yang memiliki pola tidur sehat disebabkan karena menerapkan diet yang sehat. Menurut para peneliti, ada 4 nutrisi yang bisa membantu membuat pola tidur menjadi lebih baik. Apa saja?

Eat crappy, sleep crappy. Itulah salah satu pesan dari sebuah studi baru yang dilakukan oleh para peneliti di University of Pennsylvania, AS, baru-baru ini. Menurut mereka, nutrisi adalah kunci yang telah terbukti berperan penting dalam mengatur pola tidur.

Penuhi 4 Nutrisi Ini agar Tidur Lebih Baik

Menurut mereka, ada 4 nutrisi yang disarankan untuk membantu kualitas tidur yang lebih baik, yaitu :

Lycopene
Likopena atau dalam bahasa Inggris disebut lycopene adalah sejenis pigmen karotena dan karotenoid yang ditemukan dalam jeruk, tomat, pepaya, dan semangka.



Selenium
Selenium adalah unsur kimia yang mempunyai simbol [Se] dan merupakan mineral penting bagi kesehatan manusia. Selenium banyak terdapat pada ikan tuna, ikan cod, kerang, dan pada gandum, serta kacang-kacangan.



Vitamin C
Jambu biji, kiwi, lengkeng, pepaya, paprika, peterseli, dan brokoli adalah beberapa jenis makanan yang kaya akan vitamin C.



Karbohidrat
Menurut sebuah studi The American Journal of Clinical Nutrition, mengonsumsi karbohidrat yang mudah dicerna seperti sereal, nasi, kentang, dan roti putih 4 jam sebelum tidur akan membuat seseorang tidur lebih cepat.



So fitness mania, cobalah mengonsumsi makanan yang mengandung 4 nutrisi tersebut sebelum tidur ya!

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Padmasana dan Aturan Pembuatan Padmasana secara detail

Mengingat rekan-rekan sedharma di Bali dan di luar Bali banyak yang membangun tempat sembahyang atau Pura dengan pelinggih utama berupa Padmasana, perlu kiranya kita mempelajari seluk beluk Padmasana agar tujuan membangun simbol atau “Niyasa” sebagai objek konsentrasi memuja Hyang Widhi dapat tercapai dengan baik. ARTI PADMASANA Padmasana atau (Sanskerta: padmāsana) adalah sebuah tempat untuk bersembahyang dan menaruh sajian bagi umat Hindu, terutama umat Hindu di Indonesia.Kata padmasana berasal dari bahasa Sanskerta, menurut Kamus Jawa Kuna-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Dr. P.J. Zoetmulder  (Penerbit Gramedia, 1995) terdiri dari dua kata yaitu : “padma” artinya bunga teratai dan “asana” artinya sikap duduk. Hal ini juga merupakan sebuah posisi duduk dalam yoga.Padmasana berasal dari Bahasa Kawi, menurut Kamus Kawi-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Drs.S. Wojowasito (Penerbit CV Pengarang, Malang, 1977) terdiri dari dua kata yaitu: “Padma” artinya bunga teratai, a

Dinamika Budaya Organisasi

DINAMIKA BUDAYA ORGANISASI A.                 Pengertian Budaya Organisasi Berdarakan pengertian kebudayaan di atas, budaya organisasi itu didasarkan pada suatu konsep bangunan pada tiga tingkatan, yaitu: Tingkatan Asumsi Dasar ( Basic Assumption ), kemudian Tingkatan Nilai ( Value ), dan Tingkatan Artifact yaitu sesuatu yang ditinggalkan. Tingkatan asumsi dasar itu merupakan hubungan manusia dengan apa yang ada di lingkungannya, alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, hubungan itu sendiri, dan hal ini, asumsi dasar bisa diartikan suatu philosophy, keyakinan, yaitu suatu yang tidak bisa dilihat oleh mata tapi ditanggung bahwa itu ada. Tingkatan yang berikutnya Value , Value itu dalam hubungannya dengan perbuatan atau tingkah laku, untuk itu, value itu bisa diukur (ditest) dengan adanya perubahan-perubahan atau dengan melalui konsensus sosial. Sedangkan artifact adalah sesuatu yang bisa dilihat tetapi sulit untuk ditirukan, bisa dalam bentuk tehnologi, seni, atau sesuatu yang b

Makna Acintya Dalam Hindu

Paling tidak ada dua makna yang dapat diurai berkaitan dengan “Acintya” ini. Pertama, Acintya sebagai suatu istilah yang didalam kitab suci Bhagavadgita II.25, XII.3 atas Manawadharmasastra I.3 disebut dengan kata: Acintyah, Acintyam atau Acintyasa yang artinya memiliki sifat yang tidak dapat dipikirkan. Dalam bahasa Lontar Bhuwana Kosa, “Acintyam” bahkan diberi artian sebagai “sukma tar keneng anggen-anggen”: amat gaib dan tidak dapat dipikirkan. Lalu siapa yang dikatakan memiliki sifat tidak dapat dipikirkan itu, tidak lain dari Sang Paramatman (Hyang Widhi) termasuk Sang Atman itu sendiri. Jadi, sebagai suatu istilah, “Acintya” mengandung makna sebagai penyebutan salah satu sifat kemahakuasaan Tuhan. Kedua, Acintya sebagai symbol atau perwujudan dari kemahakuasaan Tuhan itu sendiri. Bahwa apa yang sebenarnya “tidak dapat dipikirkan” itu ternyata “bisa diwujudkan” melalui media penggambaran, relief atau pematungan. Maka muncullah gambar Acintya di atas selembar kain puti