Skip to main content

Redakan Asma dengan Berolahraga

Apakah Anda penderita asma? Mulai sekarang Anda sebaiknya Anda rajin berolahraga agar Asma Anda tidak semakin parah.

Menurut hasil penelitian terbaru oleh Kristin V.Carson dan rekan-rekan penelitinya, aktivitas berolahraga ternyata tidak hanya baik bagi para penderita asma, tetapi juga bisa mengurangi risiko gejala atau serangan asma. Banyak penderita asma kebanyakan memang menghindari berolahraga karena takut memicu gejala atau serangan asma.
Seiring berjalannya waktu tanpa berolahraga, Carson menjelaskan, pasien akan mengalami kekurusan, kehilangan massa otot dan kehilangan kebugaran kardiovaskular. Hal itu berakibat buruk pada aktivitas fisik kehidupan sehari-hari yang semakin membutuhkan energi lebih besar. Sehingga, kondisi seperti itu memperburuk kondisi pasien yang akan menjadi lebih lelah dan sesak napas.

Untuk mengetahui apakah olahraga berbahaya bagi penderita asma, Carson dan rekan-rekannya me-review hasil penelitian terakhir mengenai efek latihan fisik pada penderita asma. Mereka membandingkan pasien penderita asma yang tidak melakukan aktivitas fisik dengan pasien yang melakukan olahraga minimal 20 menit, dua kali seminggu, atau selama empat minggu penuh.
Para peneliti menemukan bahwa pasien yang melakukan pelatihan fisik seperti berjogging, treadmill, bersepeda, dan berenang, ternyata tidak memiliki masalah asma serius dibandingkan dengan mereka yang tidak berolahraga atau yang tidak berolahraga ringan seperti yoga.
Carson menambahkan, temuannya ini menunjukkan bahwa pasien dalam program olahraga juga bisa meningkatkan kebugaran kardiovaskular mereka yang mampu mengurangi gejala asma dari waktu ke waktu.
Selain itu, beberapa hasil dari penelitian ini termasuk penyaranan olahraga demi meningkatkan kualitas hidup pasien penderita asma, berkontribusi terhadap manfaat kesehatan lainnya, dan meningkatkan kesehatan psikologis.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Nilai, Konsep Sikap, dan Kepuasan Kerja

I.        Konsep Nilai M encerminkan keyakinan-keyakinan dasar bahwa “bentuk khusus perilaku atau bentuk akhir keberadaan secara pribadi atau sosial lebih dipilih dibandingkan dengan bentuk perilaku atau bentuk akhir keberadaan perlawanan atau kebaikan.” Nilai mengandung unsur pertimbangan yang mengemban gagasan-gagasan seorang individu mengenai apa yang benar, baik, dan diinginkan. Nilai mempunyai baik atribut isi maupun intensitas. Atribut isi mengatakan bahwa bentuk perilaku atau bentuk-akhir keberadaannya adalah penting. Atribut intensitas menjelaskan seberapa penting hal itu. Ketika kita memperingatkan nilai-nilai individu berdasarkan intensitasnya, kita peroleh sistem nilai orang tersebut. Secara umum dapat dikatakan nilai itu relatif stabil dan kokoh. a)       Pentingnya Nilai Nilai penting untuk mempelajari perilaku organisasi karena nilai menjadi dasar untuk memahami sikap dan motivasi serta karena nilai mempenga...

Pengertian Padmasana dan Aturan Pembuatan Padmasana secara detail

Mengingat rekan-rekan sedharma di Bali dan di luar Bali banyak yang membangun tempat sembahyang atau Pura dengan pelinggih utama berupa Padmasana, perlu kiranya kita mempelajari seluk beluk Padmasana agar tujuan membangun simbol atau “Niyasa” sebagai objek konsentrasi memuja Hyang Widhi dapat tercapai dengan baik. ARTI PADMASANA Padmasana atau (Sanskerta: padmāsana) adalah sebuah tempat untuk bersembahyang dan menaruh sajian bagi umat Hindu, terutama umat Hindu di Indonesia.Kata padmasana berasal dari bahasa Sanskerta, menurut Kamus Jawa Kuna-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Dr. P.J. Zoetmulder  (Penerbit Gramedia, 1995) terdiri dari dua kata yaitu : “padma” artinya bunga teratai dan “asana” artinya sikap duduk. Hal ini juga merupakan sebuah posisi duduk dalam yoga.Padmasana berasal dari Bahasa Kawi, menurut Kamus Kawi-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Drs.S. Wojowasito (Penerbit CV Pengarang, Malang, 1977) terdiri dari dua kata yaitu: “Padma” artinya bu...

Upacara Pitra Yadnya (Memukur) Menyucikan Roh Leluhur

Pelaksanaan upacāra Mamukur, seperti upacāra-upacāra Yajña lainnya disesuaikan dengan kemampuan Sang Yajamana, yakni mereka yang melaksanakan upacāra tersebut. Secara garis besar, sesuai kemampuan umat dibedakan menjadi 3 kelompok, yakni yang besar (uttama), menengah (madhya) dan yang sederhana (kanistama). Pada upacāra Mamukur yang besar, rangkaian upacāranya terdiri dari: Ngangget Don Bingin, yakni upacāra memetik daun beringin (kalpataru/kalpavṛiksa) untuk dipergunakan sebagai bahan puṣpaśarīra (simbol badan roh) yang nantinya dirangkai sedemikian rupa seperti sebuah tumpeng (dibungkus kain putih), dilengkapi dengan prerai (ukiran/lukisan wajah manusia, laki/perempuan) dan dihiasi dengan bunga ratna. Upacāra ini berupa prosesi (mapeed) menuju pohon beringin diawali dengan tedung agung, mamas, bandrang dan lain-lain, sebagai alas daun yang dipetik adalah tikar kalasa yang di atasnya ditempatkan kain putih sebagai pembungkus daun beringin tersebut.