Skip to main content

Studi: Rajin Olahraga bisa Kenyangkan Perut

Jika Anda menganggap bahwa olahraga dapat membuat Anda mudah lapar, mungkin Anda perlu mengubah pendapat Anda.
Studi-Rajin-Olahraga-bisa-Kenyangkan-Perut
Baru-baru ini sebuah studi yang dilakukan di Australia menyebutkan bahwa olahraga justru membuat seseorang bisa mengusir lapar alias membuat perut kenyang.
Tim peneliti dari Murdoch University, Australia, mengumpulkan lebih dari 50 orang partisipan dan membaginya menjadi 3 kelompok untuk mempelajari hormon peptida YY (PYY), hormon yang mengatur napsu makan yang ada pada setiap partisipan.

Kelompok pertama adalah kelompok yang tidak berolahraga. Kelompok kedua diminta berolahraga 1 jam di pagi hari. Sedangkan kelompok ketiga diminta untuk berolahraga singkat tapi sering setiap hari.
Dari pengamatan tersebut diketahui bahwa 32,2 persen partisipan dari kelompok ketiga mengaku lebih puas berolahraga 1-3 kali di sore hari. Dan sebesar 26,9 persen partisipan dari kelompok ketiga juga mengaku lebih kenyang serta tidak tergoda untuk makan berlebihan.
Peneliti menganggap bahwa olahraga singkat namun sering lebih efektif untuk menjaga berat badan karena dapat membantu mengendalikan napsu makan.
Dr Tim Fairchild selaku pengajar di Murdoch’s School of Psychology and Exercise Sciencemengatakan, “Meskipun tidak ada perubahan dalam respon hormonal, latihan yang dilakukan sebentar-sebentar namun sering lebih efektif mengurangi persepsi lapar,” seperti dikutip Counsel and Heal. 

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Nilai, Konsep Sikap, dan Kepuasan Kerja

I.        Konsep Nilai M encerminkan keyakinan-keyakinan dasar bahwa “bentuk khusus perilaku atau bentuk akhir keberadaan secara pribadi atau sosial lebih dipilih dibandingkan dengan bentuk perilaku atau bentuk akhir keberadaan perlawanan atau kebaikan.” Nilai mengandung unsur pertimbangan yang mengemban gagasan-gagasan seorang individu mengenai apa yang benar, baik, dan diinginkan. Nilai mempunyai baik atribut isi maupun intensitas. Atribut isi mengatakan bahwa bentuk perilaku atau bentuk-akhir keberadaannya adalah penting. Atribut intensitas menjelaskan seberapa penting hal itu. Ketika kita memperingatkan nilai-nilai individu berdasarkan intensitasnya, kita peroleh sistem nilai orang tersebut. Secara umum dapat dikatakan nilai itu relatif stabil dan kokoh. a)       Pentingnya Nilai Nilai penting untuk mempelajari perilaku organisasi karena nilai menjadi dasar untuk memahami sikap dan motivasi serta karena nilai mempengaruhi persepsi kita. Individu-individu memasuki organis

Pengertian Padmasana dan Aturan Pembuatan Padmasana secara detail

Mengingat rekan-rekan sedharma di Bali dan di luar Bali banyak yang membangun tempat sembahyang atau Pura dengan pelinggih utama berupa Padmasana, perlu kiranya kita mempelajari seluk beluk Padmasana agar tujuan membangun simbol atau “Niyasa” sebagai objek konsentrasi memuja Hyang Widhi dapat tercapai dengan baik. ARTI PADMASANA Padmasana atau (Sanskerta: padmāsana) adalah sebuah tempat untuk bersembahyang dan menaruh sajian bagi umat Hindu, terutama umat Hindu di Indonesia.Kata padmasana berasal dari bahasa Sanskerta, menurut Kamus Jawa Kuna-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Dr. P.J. Zoetmulder  (Penerbit Gramedia, 1995) terdiri dari dua kata yaitu : “padma” artinya bunga teratai dan “asana” artinya sikap duduk. Hal ini juga merupakan sebuah posisi duduk dalam yoga.Padmasana berasal dari Bahasa Kawi, menurut Kamus Kawi-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Drs.S. Wojowasito (Penerbit CV Pengarang, Malang, 1977) terdiri dari dua kata yaitu: “Padma” artinya bunga teratai, a

Makna Acintya Dalam Hindu

Paling tidak ada dua makna yang dapat diurai berkaitan dengan “Acintya” ini. Pertama, Acintya sebagai suatu istilah yang didalam kitab suci Bhagavadgita II.25, XII.3 atas Manawadharmasastra I.3 disebut dengan kata: Acintyah, Acintyam atau Acintyasa yang artinya memiliki sifat yang tidak dapat dipikirkan. Dalam bahasa Lontar Bhuwana Kosa, “Acintyam” bahkan diberi artian sebagai “sukma tar keneng anggen-anggen”: amat gaib dan tidak dapat dipikirkan. Lalu siapa yang dikatakan memiliki sifat tidak dapat dipikirkan itu, tidak lain dari Sang Paramatman (Hyang Widhi) termasuk Sang Atman itu sendiri. Jadi, sebagai suatu istilah, “Acintya” mengandung makna sebagai penyebutan salah satu sifat kemahakuasaan Tuhan. Kedua, Acintya sebagai symbol atau perwujudan dari kemahakuasaan Tuhan itu sendiri. Bahwa apa yang sebenarnya “tidak dapat dipikirkan” itu ternyata “bisa diwujudkan” melalui media penggambaran, relief atau pematungan. Maka muncullah gambar Acintya di atas selembar kain puti