Pengetahuan
dasar tentang skabies diletakkan oleh Von Hebra, yang merupakan bapak
dermatologi modern. Penyebabnya pertama kali ditemukan oleh Benomo pada tahun
1687, kemudian oleh Mellanby dilakukan percobaan induksi pada sukarelawan
selama perang dunia kedua. Nama lain atau sinonim dari skabies
adalah The itch, gudik, budukan, dan gatal agogo.
Skabies merupakan penyakit kulit
yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabei var
homini, dan produknya tetapi bisa juga karena Sarcoptes scabei var animalis
yang biasanya disebabkan pada penderita yang memelihara hewan peliharaan
seperti anjing. Skabies dapat ditularkan melalui kontak langsung dan kontak
tidak langsung. Pengobatan skabies dapat dilakukan dengan medika mentosa dan
non medika mentosa, jika terlaksana dengan baik maka prognosis yang dihasilkan
juga baik.
Anamnesis
Anamnesis
merupakan wawancara medis yang merupakan tahap awal dari rangkaian pemeriksaan
pasien, baik secara langsung maupun tidak langsung pada pasien.1
Anamnesa mengambil peran besar dalam menentukan diagnosis. Oleh sebab itu,
anamnesis harus dilakukan sebaik mungkin sehingga dapat mengambil diagnosis
dengan baik pula dan mampu memberikan pertolongan bagi pasien.
Anamnesis
antara dokter dan pasien harus membina hubungan yang baik dapat dilakukan
dengan cara menyampaikan ucapan selamat datang dan mempersilahkan pasien duduk
dengan sopan, serta menampilkan sikap dan wajah yang ramah. Anamnesis dapat
dilakukan dengan menanyakan;1
(1) menanyakan identitas pasien
(2) keluhan utama dan lamanya
sakit
(3) riwayat penyakit sekarang
dengan menanyakan karakter keluhan utama, perkembangan keluhan utama seperti
obat-obat yang telah diminum dan hasilnya
(4) riwayat penyakit dahulu,
pernahkah sebelumnya pasien mengalami gangguan kulit, ruam dan lain-lain,
apakah pasien mempunyai masalah dengan kulit sewaktu kecil.
(5) riwayat pribadi seperti
kebiasaan makan, kebiasaan merokok, alkohol, dan penggunaan narkoba, serta
riwayat imunisasi
(6) riwayat sosial ekonomi
seperti lingkungan tempat tinggal dan hygiene
(7) riwayat kesehatan keluarga,
adakah riwayat penyakit kulit atau atopi dalam keluarga, adakah orang lain di
keluarga yang mengalami kelainan serupa
(8) riwayat penyakit menahun
keluarga seperti alergi, asma, hipertensi, kencing manis, dll.
Anamnesis
pada kulit yang tersering adalah adanya ruam, gatal, bengkak, ulkus, perubahan
warna kulit, dan pengamatan tak sengaja saat pasien datang dengan keluhan utama
kondisi medis lain.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien dengan
kelainan kulit dapat dilihat bagaimana keadaan pasien apakah syok, pucat,
berpigmen, atau demam. Kondisi kulit serius yang mengenai daerah yang luas pada
kulit bisa menyebabkan kehilangan cairan yang membahayakan jiwa dan infeksi
sekunder.
Pemeriksaan fisik lain yang dapat
dilakukan dengan cara inspeksi dan palpasi. Inspeksi mutlak dilakukan dalam
ruangan yang terang, boleh memakai kaca pembesar, dan anamnesis terarah
ditanyakan saat inspeksi untuk melengkapi data diagnosis (misalnya dalam hal
dermatitis pada tangan, perlu ditanyakan kelainan ditempat lain).1
Dalam hal ini perlu dilakukan pemeriksaan kulit dalam seluruh tubuh. Perlu
pemeriksaan rambut, kuku, dan mukosa terutama pada penyakit tertentu misalnya
liken planus, dan sifilis. Perhatikan juga lokalisasi, warna, bentuk, ukuran,
penyebaran, batas, dan efloresensi yang khusus. Bila terdapat kemerahan pada
kulit, ada 3 kemungkinan yaitu eritema, purpura, dan telangiektasis.
Palpasi perhatikan tanda radang akut
(dolor, kalor, fungsiolesa, rubor dan tumor dapat dilihat pula), indurasi,
fluktuasi, dan pembesaran kelenjar regional maupun generalisata.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan untuk menemukan tungau adalah :2
1.
Carilah mula-mula terowongan, kemudian
pada ujung yang terlihat papul atau vesikel dicongkel dengan jarum dan
diletakkan di atas sebuah kaca objek, lalu ditutup dengan kaca penutup dan
dilihat dengan mikroskop cahaya.
2.
Dengan cara menyikat dengan sikat dan
ditampung di atas selembar kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar.
3.
Dengan membuat biopsi irisan. Caranya :
lesi dijepit dengan dua jari kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau dan
diperiksa dengan mikroskop cahaya.
4.
Dengan biopsi eksisional dan diperiksa
dengan pewarnaan H.E.
Working Diagnosis
: Skabies
Gambar 1. Skabies di
Sela-sela jari Tangan3
Differential Diagnosis
:
1.
Pitiriasis rosea
Merupakan suatu penyakit kulit akut dan swasirna. Kemungkinan besar sebagai
viral exanthem yang berkaitan dengan reactivasi human herpes virus 7 dan kadang
human herpes virus 6.4 Gejala klinik yang biasanya timbul pada
pitiriasis rosea merupakan gejala klinik yang klasik, mulai dengan satu lesi di
tubuh kemudian beberapa hari sampai beberapa minggu kemudian muncul lesi yang
serupa yang lebih kecil. Bisa flu -like symptoms, terdapat plak primer (herald
patch) yang ukurannya 2 sampai 4 cm berbentuk oval atau bulat dan erimatosa
gelap biasanya skuama koleret di tepi plak. Erupsi sekunder timbul dalam 2
minggu dan lesi sekunder kebanyakan terdapat di tubuh dan ekstremitas
proksimal.
2.
Prurigo simplek
Prurigo papul tampak dalam macam-macam tingkat perkembangan dan ditemukan
paling sering pada orang dengan usia pertengahan. Penyebabnya yang pasti belum
diketahui.4 Umumnya ada saudara yang juga menderita penyakit ini,
karena itu ada yang menganggap penyakit ini herediter. Sebagian para ahli
berpendapat bahwa kulit penderita peka terhadap gigitan serangga. Mungkin
antigen atau toksin yang ada dalam ludah serangga menyebabkan alergi. Tempat
yang sering terkena ialah badan dan bagian ekstensor ekstremitas. Muda dan
bagian kepala yang berambut juga dapat terkena tersendiri atau
bersama-sama dengan tempat lainnya. Lesi
biasanya muncul dalam kelompok-kelompok, sehingga papul-papul, vesikel-vesikel,
dan jaringan-jaringan parut sebagai tingkat perkembangan penyakit terakhir
dapat terlihat pada saat yang bersamaan.5 Selain itu lesi berupa
hiperpigmentasi retikular, sangat gatal terutama mengenai badan.
3.
Dermatitis kontak alergi
Penyebab dermatatitis kontak alergi adalah bahan kimia sederhana dengan berat
molekul umumnya rendah (<1000 dalton), merupakan alergen yang belum di
proses, disebut hapten, bersifat lipofilik, sangat reaktif, dapat menembus
strartum korneum sehingga mencapai sel epidermis di bawahnya. Penderita umumnya
mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada keparahan dermatitis dan
lokalisasinya. Pada yang akut dimulai dengan adanya erotematosa yang berbatas
jelas, kemudian diikuti edema, papulovesikel, vesikel, atau bula. Vesikel atau
bulo dapat pecah sehingga menimbulkan erosi dan eksudasi. Dermatitis kontak
alergi akut di tempat tertentu, misalnya kelopak mata, penis, skrotum, eritema
dan edema lebih dominan daripada vesikel.5 Pada yang kronis terlihat
kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi, dan mungkin juga fisur, batasnya
tidak jelas. Skalp, telapak tangan dan kaki relatif resisten terhadap
dermatitis kontak alergi.
Etiologi
Sarcoptes scabei termasuk filum
Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Ackarima, super famili Sacoptes.6
Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var.hominis. Selain itu terdapat
Sarcoptes scabiei yang lain, misalnya pada kambing dan babi.
Secara morfologik merupakan tungau
kecil, berbentuk oval seperti kantong, kapitulum, punggungnya cembung dan
bagian perutnya rata. Tungau ini transulen, berwarna putih kotor, dan tidak
bermata. Ukurannya yang betina 0,35 mm dan jantan berukuran 0,20 mm. Bentuk
dewasa mempunyai empat pasang kaki, dua pasang kaki di depan sebagai alat untuk
melekat dan dua pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan
pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat
berakhir dengan alat perekat.6
Siklus hidup sarcoptes scabei
sebagai berikut. Setelah kopulasi yang terjadi diatas kulit, yang jantan akan
mati, kadang-kadang masih dapat hidup beberapa hari dalam terowongan yang
digali oleh yang bettina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan
dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari dan sambil
meletakkan telurnya 2-4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk
betina yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telur akan menetas,
biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki.
Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3
hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, yaitu jantan dan betina,
dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk
dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari.6
Gambar 2. Sarcoptes
scabiei3
Epidemiologi
Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi
skabies. Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain :
sosial ekonomi yang rendah, hygiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya
promiskuitas, kesalahan diagnosis, dan perkembangan demografik serta ekologik.7
Penyakit ini dapat dimasukkan dalam penyakit akibat hubungan seksual.
Cara
penularan (transmisi) :
1.
Kontak langsung (kontak kulit dengan
kulit), misalnya berjabat tangan, tidur bersama, dan hubungan seksual.
2.
Kontak tak langsung (melalui benda),
misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal, dan lain-lain.
Penularannya
biasanya oleh Sarcoptes scabiei betina yang sudah dibuahi atau kadang-kadang
oleh bentuk larva. Dikenal pula Sacoptes scabiei var animalis yang
kadang-kadang dapat menulari manusia, terutama pada mereka yang banyak
memelihara binatang peliharaan misalnya anjing.
Patofisiologi
Kelainan kulit dapat
disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh penderita sendiri
akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekreta
dan eksreta tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi.
Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul,
vesikel, urtika, dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi,
krusta, dan infeksi sekunder.
Gejala
klinis :
Ada
empat tanda kardinal :4
1.
Pruritus nokturna, artinya gatal pada
malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu
yang lebih lembab dan panas.
2.
Penyakit ini menyerang manusia secara
kelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena
infeksi. Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian
besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut. Dikenal
keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarga terkena. Walaupun
mengalami infestasi tungau, tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini
bersifat sebagai carrier (pembawa).
3.
Adanya terowongan (kunikulus) pada
tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis
lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu
ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya
menjadi polimorf (pustul, ekskoriasi, dan lain-lain). Tempat predilkesinya
biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu : sela-sela
jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak
bagian depan, areola mamae (wanita), umbilikus, bokong, genitalia ekstema (pria),
dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak
kaki.
4.
Menemukan tungau, merupakan hal yang
paling diagnostik. Dapat ditemukan salah satu atau lebih stadium hidup tungau
ini.
Diagnosis
dapat dibuat dengan menemukan dua dari tanda empat tanda kardinal tersebut.
Penatalaksanaan
Medika
Mentosa
Syarat obat yang ideal, yaitu :8
1.
Harus efektif terhadap semua stadium
tungau
2.
Harus tidak menimbulkan iritasi dan
tidak toksik
3.
Tidak berbau atau kotor serta tidak
merusak atau mewarnai pakaian
4.
Mudah diperoleh dan harganya murah
Cara
pengobatannya ialah seluruh anggota keluarga harus diobati (termasuk penderita
yang hiposensitisasi).
-
Permetrin
Merupakan krim 5% yang bekerja
mempengaruhi aliran kanal Na+ untuk memperlambat depolarisasi,
paralisis, dan kematian parasit. Efektif untuk semua stadium. Permetrin sangat
toksik digunakan pada malam hari selama kurang lebih delapan jam sewaktu tidur
kemudian dicuci setelah bangun tidur. Kontra indikasi pada bayi, dan ibu hamil.
-
Lindan
Merupakan krim/loion digunakan
sebagai pengganti permetrin. Lindan juga toksik maka digunakan pada malam hari
selama enam-dua belas jam sewaktu tidur kemudian dicuci setelah bangun tidur.
-
Sulfur presipitat 7%
Lebih aman untuk bayi, ibu hamil,
dan menyusui. Efektif bila digunakan tiga hari berturut-turut. Setelah dua
puluh empat jam cuci untuk penggunaan berikutnya.
-
Benzil benzoat
Sudah lama sekali digunakan yang
berbentuk lotion 25% dan digunakan selama tiga hari.
-
Krotamiton
Digunakan secara topikal yang
merupakan ktim/lotion 10%. Efektif bila digunakan 24 jam. Efek sampingnya
adalah menimbulkan iritasi kulit.
-
Malathion
Merupakan lotion 5% dan suatu
pestisida organofosfat. Hati-hati efek toksinya, cuci setelah 24 jam.
-
Ivermektin
Mula-mula digunakan sebagai
terapi anticacing onkoserkariasis terutama untuk pasien skabies dengan HIV.
Diberikan sebagai dosis tunggal (oral). Efek sampingnya menimbulkan gangguan
gastrointestinal, rasa lelah, dan sedasi.
Non
Medika Mentosa
1.
Menjaga personal hygiene
2.
Environment hygiene
3.
Mengobati seluruh keluarga dan carrier
4.
Menghindari kontak dengan penderita
skabies
Komplikasi
Bila scabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan,
dapat timbul dermatitis akibat garukan. Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima,
selulitis, limfangitis, folikulitis, dan furunkel. Dermatitis iritan dapat timbul karena penggunaan
preparat antiskabies yang berlebihan, baik pada terapi awal atau pemakaian yang
terlalu sering. Salep sulfur dengan konsentrasi 15% dapat menyebabkan
dermatitis bila digunakan terus menerus selama beberapa hari pada kulit yang tipis.
Benzil benzoat juga dapat menyebabkan iritasi bila digunakan 2 kali sehari
selama beberapa hari, terutama disekitar genetalia pria. Gamma benzena
heksaklorida juga sudah diketahui menyebabkan dermatitis iritan bila digunakan secara berlebihan.
Pencegahan
Penyakit scabies dapat dicegah
melalui tindakan-tindakan:
a.
Penyuluhan
kepada masyarakat dan komunitas kesehatan tentang cara penularan
b. Pengobatan
penderita scabies dan orang-orang yang kontak
c. Tidak meminjam
pakaian, handuk, sprei, dan alat atau benda-benda yang menempel pada tubuh
d.
Selalu
menjaga kebersihan sanitasi dan hygiene personal dan lingkungan
e. Berikan
vaksin atau obat antiscabies pada hewan peliharaan yang dekat dengan manusia,
seperti anjing
Prognosis
Dengan memperhatikan
pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat pengobatan dan menghilangkan
faktor predisposisi (antara lain lain hygiene), maka penyakit ini dapat
diberantas dan memberi prognosis yang baik.4
Kesimpulan
Anak 9 tahun mengeluh
sangat gatal terutama pada sela jari tangan sejak satu minggu yang lalu
terutama pada malam hari dan pada pemeriksaan fisik ditemukan vesikel dan
kemerahan diduga menderita skabies. Hipotesis diterima.
Comments
Post a Comment