Skip to main content

4 Alasan untuk Bekerja dari Mana Saja (Telecommuting)

telecommuter

Marissa Mayer, CEO Yahoo!, boleh saja melarang pegawainya untuk bekerja dari luar kantor mulai bulan Juni nanti. Namun, bagi mayoritas entrepreneur seperti Anda, bekerja dari luar yang lazim disebut sebagai telecommuting merupakan hal yang biasa dilakukan untuk tetap produktif.

Menurut Minda Zetlin, Presiden American Society of Journalists and Authors, dalam tulisannya di laman Inc.com, kebiasaan telecommuting ini memiliki banyak manfaat bagi mereka yang ingin bekerja tanpa harus terikat ruang kantor. Di antaranya yang paling utama ialah:

1. Telecommuting membuat Anda bekerja lebih banyak
Di satu sisi, banyak orang menganggap bekerja di tempat selain kantor yang konvensional termasuk tidak produktif karena banyaknya gangguan yang masuk dan mengganggu konsentrasi. Tetapi menurut sejumlah studi ilmiah, mereka yang bekerja secara jarak jauh ini malah bekerja lebih banyak daripada yang terpaku di kantor. Salah satu studi itu berasal dari Stanford University  yang dirilis pada hari yang sama saat Yahoo! menyebarkan larangan itu pada para karyawannya. Simpel saja, karena mereka yang bekerja di luar kantor tak perlu harus menempuh jarak yang jauh antara kantor dan rumah. Waktu yang dihabiskan di jalan dapat digunakan lebih produktif di tempat lain untuk menyelesaikan pekerjaan. Dan ada sebagian orang yang menganggap telecommuting sebagai sebuah kemewahan karena dapat tetap bekerja di luar kantor.


2. Ini abad teknologi
Dulu orang masih mengalami kesulitan dalam bekerja di luar kantor karena sarana komunikasi tidak memungkinkan untuk itu. Namun kini semuanya sudah lebih mudah. Dengan adanya smartphone, laptop, aplikasi pintar, hampir semua pekerjaan dapat diselesaikan via online.


3. Telecommuting sesuai untuk semua orang
Sebagian orang menganggap telecommuting tidak produktif karena sulitnya memisahkan kesibukan rumah tangga dan sehari-hari dengan urusan pekerjaan mereka. Dalam melakukan telecommuting, disiplin diri dan waktu yang ketat memang perlu. Jika tidak, produktivitas akan merosot. Namun demikian, bukan berarti telecommuting buruk. Berlakukan telecommuting secara bertahap, dari uji coba hingga benar-benar nyaman bagi karyawan bahkan untuk Anda yang entrepreneur. Bijaklah memberikan kesempatan untuk telecommuting, misalnya jika menurut Anda sebuah pekerjaan akan mampu lebih cepat diselesaikan karyawan di rumah, tanpa harus pergi ke kantor, Anda perlu mengijinkannya bekerja di rumah saja. Atau jika karyawan memiliki kewajiban lain yang darurat, berikan kelonggaran dengan syarat ia harus tetap bekerja secara jarak jauh. Dan pantau kinerjanya. Yang penting ialah hasilnya ada dan baik, bukan tempat diselesaikannya pekerjaan itu. Telecommuting membuat jalannya bisnis Anda lebih luwes dan lancar.

4. Telecommuting naikkan citra publik perusahaan

Tantangan terbesar yang dihadapi banyak perusahaan terutama yang bergerak di bidang teknologi informasi ialah menemukan karyawan yang tepat dengan ketrampilan yang dibutuhkan. Itulah mengapa mereka harus melakukan outsourcing. Dan outsourcing akan membutuhkan telecommuting karena karyawan outsource sering adalah mereka yang tempat tinggalnya sangat jauh dari kantor.

Sumber: Ciputra

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Padmasana dan Aturan Pembuatan Padmasana secara detail

Mengingat rekan-rekan sedharma di Bali dan di luar Bali banyak yang membangun tempat sembahyang atau Pura dengan pelinggih utama berupa Padmasana, perlu kiranya kita mempelajari seluk beluk Padmasana agar tujuan membangun simbol atau “Niyasa” sebagai objek konsentrasi memuja Hyang Widhi dapat tercapai dengan baik. ARTI PADMASANA Padmasana atau (Sanskerta: padmāsana) adalah sebuah tempat untuk bersembahyang dan menaruh sajian bagi umat Hindu, terutama umat Hindu di Indonesia.Kata padmasana berasal dari bahasa Sanskerta, menurut Kamus Jawa Kuna-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Dr. P.J. Zoetmulder  (Penerbit Gramedia, 1995) terdiri dari dua kata yaitu : “padma” artinya bunga teratai dan “asana” artinya sikap duduk. Hal ini juga merupakan sebuah posisi duduk dalam yoga.Padmasana berasal dari Bahasa Kawi, menurut Kamus Kawi-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Drs.S. Wojowasito (Penerbit CV Pengarang, Malang, 1977) terdiri dari dua kata yaitu: “Padma” artinya bunga teratai, a

Dinamika Budaya Organisasi

DINAMIKA BUDAYA ORGANISASI A.                 Pengertian Budaya Organisasi Berdarakan pengertian kebudayaan di atas, budaya organisasi itu didasarkan pada suatu konsep bangunan pada tiga tingkatan, yaitu: Tingkatan Asumsi Dasar ( Basic Assumption ), kemudian Tingkatan Nilai ( Value ), dan Tingkatan Artifact yaitu sesuatu yang ditinggalkan. Tingkatan asumsi dasar itu merupakan hubungan manusia dengan apa yang ada di lingkungannya, alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, hubungan itu sendiri, dan hal ini, asumsi dasar bisa diartikan suatu philosophy, keyakinan, yaitu suatu yang tidak bisa dilihat oleh mata tapi ditanggung bahwa itu ada. Tingkatan yang berikutnya Value , Value itu dalam hubungannya dengan perbuatan atau tingkah laku, untuk itu, value itu bisa diukur (ditest) dengan adanya perubahan-perubahan atau dengan melalui konsensus sosial. Sedangkan artifact adalah sesuatu yang bisa dilihat tetapi sulit untuk ditirukan, bisa dalam bentuk tehnologi, seni, atau sesuatu yang b

Makna Acintya Dalam Hindu

Paling tidak ada dua makna yang dapat diurai berkaitan dengan “Acintya” ini. Pertama, Acintya sebagai suatu istilah yang didalam kitab suci Bhagavadgita II.25, XII.3 atas Manawadharmasastra I.3 disebut dengan kata: Acintyah, Acintyam atau Acintyasa yang artinya memiliki sifat yang tidak dapat dipikirkan. Dalam bahasa Lontar Bhuwana Kosa, “Acintyam” bahkan diberi artian sebagai “sukma tar keneng anggen-anggen”: amat gaib dan tidak dapat dipikirkan. Lalu siapa yang dikatakan memiliki sifat tidak dapat dipikirkan itu, tidak lain dari Sang Paramatman (Hyang Widhi) termasuk Sang Atman itu sendiri. Jadi, sebagai suatu istilah, “Acintya” mengandung makna sebagai penyebutan salah satu sifat kemahakuasaan Tuhan. Kedua, Acintya sebagai symbol atau perwujudan dari kemahakuasaan Tuhan itu sendiri. Bahwa apa yang sebenarnya “tidak dapat dipikirkan” itu ternyata “bisa diwujudkan” melalui media penggambaran, relief atau pematungan. Maka muncullah gambar Acintya di atas selembar kain puti