Skip to main content

Makanan Yang Baik Untuk Menjaga Kesehatan Mata

Anggapan orang selama ini wortel adalah makanan yang sangat bermanfaat untuk mata. Sebenarnya ada banyak makanan super lain yang mempunyai efek lebih dari wortel. Makanan ini dapat melindungi mata agar tetap sehat sampai tua.
Simak ulasan selengkapnya, seperti dikutip Huffington Post.

1. Jus Jeruk
Vitamin C memiliki banyak manfaat untuk kesehatan mata. Selain itu dapat meningkatkan pembuluh darah mata yang sehat, dan dapat mengurangi risiko katarak menurut American Optometric Association. Jus jeruk adalah salah satu sumber vitamin C tertinggi.
2. Tiram
Tiram adalah sumber terbaik untuk seng, mineral itu sangat penting untuk kesehatan mata. Seng memungkinkan vitamin A untuk membuat pigmen yang disebut melanin, yang dapat melindungi mata.
3. Kubis
Kubis juga tinggi beta karoten yang membantu melindungi terhadap degenerasi makula terkait usia dan mencegah katarak. Manfaat lainnya sebagai perlindungan retina dan menurunkan risiko degenerasi makula.
4. Kacang tanah
Kacang merupakan sumber vitamin E dan omega-3 asam lemak, dan merupakan bahan penting untuk kesehatan mata. Vitamin E telah terbukti untuk menunda katarak dan degenerasi makula terkait usia. Orang yang kekurangan omega-3 rentan terhadap berbagai penyakit mata.
5. Quinoa
Quinoa adalah bijian sejenis tanaman rumput yang kecil bulat dan berkulit agak keras serta berwarna cokelat muda hingga kemerahan. Quinoa bermanfaat mengurangi resiko degenerasi makula.

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Padmasana dan Aturan Pembuatan Padmasana secara detail

Mengingat rekan-rekan sedharma di Bali dan di luar Bali banyak yang membangun tempat sembahyang atau Pura dengan pelinggih utama berupa Padmasana, perlu kiranya kita mempelajari seluk beluk Padmasana agar tujuan membangun simbol atau “Niyasa” sebagai objek konsentrasi memuja Hyang Widhi dapat tercapai dengan baik. ARTI PADMASANA Padmasana atau (Sanskerta: padmāsana) adalah sebuah tempat untuk bersembahyang dan menaruh sajian bagi umat Hindu, terutama umat Hindu di Indonesia.Kata padmasana berasal dari bahasa Sanskerta, menurut Kamus Jawa Kuna-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Dr. P.J. Zoetmulder  (Penerbit Gramedia, 1995) terdiri dari dua kata yaitu : “padma” artinya bunga teratai dan “asana” artinya sikap duduk. Hal ini juga merupakan sebuah posisi duduk dalam yoga.Padmasana berasal dari Bahasa Kawi, menurut Kamus Kawi-Indonesia yang disusun oleh  Prof. Drs.S. Wojowasito (Penerbit CV Pengarang, Malang, 1977) terdiri dari dua kata yaitu: “Padma” artinya bunga teratai, a

Dinamika Budaya Organisasi

DINAMIKA BUDAYA ORGANISASI A.                 Pengertian Budaya Organisasi Berdarakan pengertian kebudayaan di atas, budaya organisasi itu didasarkan pada suatu konsep bangunan pada tiga tingkatan, yaitu: Tingkatan Asumsi Dasar ( Basic Assumption ), kemudian Tingkatan Nilai ( Value ), dan Tingkatan Artifact yaitu sesuatu yang ditinggalkan. Tingkatan asumsi dasar itu merupakan hubungan manusia dengan apa yang ada di lingkungannya, alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, hubungan itu sendiri, dan hal ini, asumsi dasar bisa diartikan suatu philosophy, keyakinan, yaitu suatu yang tidak bisa dilihat oleh mata tapi ditanggung bahwa itu ada. Tingkatan yang berikutnya Value , Value itu dalam hubungannya dengan perbuatan atau tingkah laku, untuk itu, value itu bisa diukur (ditest) dengan adanya perubahan-perubahan atau dengan melalui konsensus sosial. Sedangkan artifact adalah sesuatu yang bisa dilihat tetapi sulit untuk ditirukan, bisa dalam bentuk tehnologi, seni, atau sesuatu yang b

Makna Acintya Dalam Hindu

Paling tidak ada dua makna yang dapat diurai berkaitan dengan “Acintya” ini. Pertama, Acintya sebagai suatu istilah yang didalam kitab suci Bhagavadgita II.25, XII.3 atas Manawadharmasastra I.3 disebut dengan kata: Acintyah, Acintyam atau Acintyasa yang artinya memiliki sifat yang tidak dapat dipikirkan. Dalam bahasa Lontar Bhuwana Kosa, “Acintyam” bahkan diberi artian sebagai “sukma tar keneng anggen-anggen”: amat gaib dan tidak dapat dipikirkan. Lalu siapa yang dikatakan memiliki sifat tidak dapat dipikirkan itu, tidak lain dari Sang Paramatman (Hyang Widhi) termasuk Sang Atman itu sendiri. Jadi, sebagai suatu istilah, “Acintya” mengandung makna sebagai penyebutan salah satu sifat kemahakuasaan Tuhan. Kedua, Acintya sebagai symbol atau perwujudan dari kemahakuasaan Tuhan itu sendiri. Bahwa apa yang sebenarnya “tidak dapat dipikirkan” itu ternyata “bisa diwujudkan” melalui media penggambaran, relief atau pematungan. Maka muncullah gambar Acintya di atas selembar kain puti